Pura-pura tertidur, wanita ini tak menyangka sudah dipelakukan begini oleh sang mertua!
Biografi - Sebuah kisah sedih dan mengharukan dialami seorang
wanita bernama Xian Ji. Memiliki kekasih yang sangat kaya raya, Xian Ji
terus menerus meminta pacarnya membelikan rumah dan mobil untuk dirinya.
Bukan tanpa alasan, tujuan wanita ini terus-terusan minta dibelikan
rumah adalah agar dirinya tidak tinggal bersama-sama dengan mertuanya.
Hari lepas hari berlalu, saat rumah belum di beli, eh wanita ini hamil diluar nikah, hingga membuatnya terpaksa tinggal bersama di rumah sang mertua.
Selama tinggal di rumah sang mertua, Xian Ji merasa syok melihat perlakuan san mertua kepada dirinya, lantaran sang mertua sangat baik sekali, mertuanya pun sering membawa dia untuk memeriksa keadaan janinnya, dan tentu tanpa ragu membiayai biaya rumah sakitnya. Melihat perlakuan mertuanya yang sangat baik ini, Xian Ji sampai merasa tersentuh dan menjadi terharu.
Akan tetapi mendadak terbesit di dalam pikirannya kalau banyak calon mertua yang sangat baik sebelum menikah, namun saat sudah menikah, perlakuannya mungkin akan berubah 180 derajat.
Oleh sebab itu dia tetap bersikeras meminta suaminya untuk membeli rumah karena tidak ingin tinggal bersama mertua.
Seiring waktu berjalan, akhirnya hari pernikahan itu pun tiba, kebahagian muncul untuk kedua mempelai di hari yang sakral itu, di tengah-tengah prosesi pernikahan, tanpa sengaja Xian Ji melihat sang mertua diam-diam menitikan air mata, hingga membuat hati Xian Ji sedikit bersedih.
Hari-hari berlalu, ketika malam tiba, Xian Ji memiliki kebiasaan bermain Smartphone sebelum tidur, dan kebetulan pada malam itu mendadak ada orang masuk kedalam kamarnya, karena merasa kaget Xian Ji pun langsung menyembunyikan smartphonenya dan pura-pura tertidur, namun karena rasa penasaran, ia mengintip sedikit dari balik selimut dan mengetahui bahwa yang masuk kedalam kamarnya ialah sang ibu mertua.
Mertua ini tidak melakukan apa- apa di sana, ia datang kekamar sang menantu hanya untuk menarik selimut Xian Ji yang tidak sepenuhnya menutup kaki, lalu pergi. Melihat perlakuan sang mertua, Xian Ji pun merasa sangat terharu, karena semasa kecilnya dulu orang tuanya tidak pernah melakukan hal seperti itu kepada dirinya.
Beberapa hari setelah itu, si mertua masih tetap masuk ke kamar dan melakukan hal yang sama setiap malam. Karena sudah tidak tahan, Xian Ji pun memberanikan diri untuk bertanya pada suaminya.
Lalu suaminya menjawab, pada waktu dulu sang suami memiliki seorang kakak perempuan yang memiliki kebiasaan menendang selimut ketika sedang tidur, namun ibunya tidak perhatian dan memilih untuk berkencan bersama seorang pria. Karena hal ini terus berlanjut akhirnya sang kakak pun masuk angin dan terserang penyakit asma. Melihat hal ini ibunya jadi merasa sangat bersalah lantaran lebih mementingkan kencan, dari pada memperhatikan anak-anaknya sendiri.
Semenjak peristiwa tersebut akhirnya sang ibu tiap malam tidak pernah berkencan dan memilih untuk memeriksa selimut anak-anaknya. Suami Xian Ji mengatakan, sebelum dirinya tertidur, ia dengan sengaja menaruh tangan dan kakinya sedikit keluar dari selimut hanya untuk membiarkan sang ibu masuk kekamar untuk menyelimutinya.
Mendengar cerita dari suaminya tersebut, Xian Ji pun hanya bisa tertunduk haru dan menangis, dirinya tidak menyangka telah memiliki prasangka buruk pada mertuanya, padahal sang mertua sudah menganggapnya seperti anak sendiri dan rela bangun tiap malam hanya untuk memastikan kakinya terselimuti dengan benar.
Semenjak saat itu Xian Ji pun akhirnya sudah bisa membuka hati dan menganggap sang mertua seperti orang tuanya sendiri, Xian Ji pun bahkan tidak ingin berpisah rumah dengan sang mertua. Xian ji merasa tidak tega untuk meninggalkan ibu mertuanya yang sudah tua dan sebatang kara tersebut.(merdeka.com)
Hari lepas hari berlalu, saat rumah belum di beli, eh wanita ini hamil diluar nikah, hingga membuatnya terpaksa tinggal bersama di rumah sang mertua.
Selama tinggal di rumah sang mertua, Xian Ji merasa syok melihat perlakuan san mertua kepada dirinya, lantaran sang mertua sangat baik sekali, mertuanya pun sering membawa dia untuk memeriksa keadaan janinnya, dan tentu tanpa ragu membiayai biaya rumah sakitnya. Melihat perlakuan mertuanya yang sangat baik ini, Xian Ji sampai merasa tersentuh dan menjadi terharu.
Akan tetapi mendadak terbesit di dalam pikirannya kalau banyak calon mertua yang sangat baik sebelum menikah, namun saat sudah menikah, perlakuannya mungkin akan berubah 180 derajat.
Oleh sebab itu dia tetap bersikeras meminta suaminya untuk membeli rumah karena tidak ingin tinggal bersama mertua.
Seiring waktu berjalan, akhirnya hari pernikahan itu pun tiba, kebahagian muncul untuk kedua mempelai di hari yang sakral itu, di tengah-tengah prosesi pernikahan, tanpa sengaja Xian Ji melihat sang mertua diam-diam menitikan air mata, hingga membuat hati Xian Ji sedikit bersedih.
Hari-hari berlalu, ketika malam tiba, Xian Ji memiliki kebiasaan bermain Smartphone sebelum tidur, dan kebetulan pada malam itu mendadak ada orang masuk kedalam kamarnya, karena merasa kaget Xian Ji pun langsung menyembunyikan smartphonenya dan pura-pura tertidur, namun karena rasa penasaran, ia mengintip sedikit dari balik selimut dan mengetahui bahwa yang masuk kedalam kamarnya ialah sang ibu mertua.
Mertua ini tidak melakukan apa- apa di sana, ia datang kekamar sang menantu hanya untuk menarik selimut Xian Ji yang tidak sepenuhnya menutup kaki, lalu pergi. Melihat perlakuan sang mertua, Xian Ji pun merasa sangat terharu, karena semasa kecilnya dulu orang tuanya tidak pernah melakukan hal seperti itu kepada dirinya.
Beberapa hari setelah itu, si mertua masih tetap masuk ke kamar dan melakukan hal yang sama setiap malam. Karena sudah tidak tahan, Xian Ji pun memberanikan diri untuk bertanya pada suaminya.
Lalu suaminya menjawab, pada waktu dulu sang suami memiliki seorang kakak perempuan yang memiliki kebiasaan menendang selimut ketika sedang tidur, namun ibunya tidak perhatian dan memilih untuk berkencan bersama seorang pria. Karena hal ini terus berlanjut akhirnya sang kakak pun masuk angin dan terserang penyakit asma. Melihat hal ini ibunya jadi merasa sangat bersalah lantaran lebih mementingkan kencan, dari pada memperhatikan anak-anaknya sendiri.
Semenjak peristiwa tersebut akhirnya sang ibu tiap malam tidak pernah berkencan dan memilih untuk memeriksa selimut anak-anaknya. Suami Xian Ji mengatakan, sebelum dirinya tertidur, ia dengan sengaja menaruh tangan dan kakinya sedikit keluar dari selimut hanya untuk membiarkan sang ibu masuk kekamar untuk menyelimutinya.
Mendengar cerita dari suaminya tersebut, Xian Ji pun hanya bisa tertunduk haru dan menangis, dirinya tidak menyangka telah memiliki prasangka buruk pada mertuanya, padahal sang mertua sudah menganggapnya seperti anak sendiri dan rela bangun tiap malam hanya untuk memastikan kakinya terselimuti dengan benar.
Semenjak saat itu Xian Ji pun akhirnya sudah bisa membuka hati dan menganggap sang mertua seperti orang tuanya sendiri, Xian Ji pun bahkan tidak ingin berpisah rumah dengan sang mertua. Xian ji merasa tidak tega untuk meninggalkan ibu mertuanya yang sudah tua dan sebatang kara tersebut.(merdeka.com)