Halloween Costume ideas 2015
Articles by "Motivasi"

Dalam hubungan asmara, tentu komunikasi merupakan hal yang paling penting. Namun, ada saja sebuah hubungan asmara yang berjalan tanpa ada komunikasi dan terkadang hanya berjalan satu arah atau bertepuk sebelah tangan. Biasanya beberapa tanda-tanda di bawah ini bisa menandakan Anda menjalani hubungan satu arah saja.

1. Anda selalu merencanakan kencan
Saat menjalin hubungan asmara di usia dewasa, memang tidak mudah untuk menyamakan jadwal berkencan. Bila Anda dan pasangan sama-sama saling mencintai, pasti akan ada pengorbanan untuk menyediakan waktu buat bertemu. Tetapi, bila Anda yang selalu mengorbankan waktu dan merencanakan bertemu, bisa jadi Anda menjalani hubungan satu arah.

2. Anda selalu ada untuknya
Misalnya, ketika pasangan sedang sakit, Anda selalu menemaninya. Bahkan, Anda merelakan waktu untuk memanjakan diri sendiri demi menemani pasangan. Tetapi, sebaliknya ketika Anda membutuhkan pasangan Anda, justru dia tidak pernah ada untuk Anda.


3. Anda segan meminta bantuan
Dalam hubungan asmara, Anda dan pasangan tidak ragu-ragu untuk saling meminta bantuan. Tetapi, bila Anda atau pasangan malah ragu atau hampir tidak pernah menawarkan bantuan karena merasa tidak enak, bisa jadi ada yang salah dengan hubungan Anda. Normalnya, hubungan asmara yang saling mencintai, tidak akan merasa ragu atau segan untuk meminta bantuan kecil pada pasangan.

4. Anda stres menjalani hubungan asmara
Bila Anda mulai merasakan bahwa ada yang tidak seimbang dalam hubungan asmara dan selalu mencari cara agar hubungan bisa baik-baik saja, bisa jadi Anda mulai stres menjalani hubungan dan ada yang salah. Hubungan satu arah memang biasa membuat stres dalam mempertahankan hubungan, bahkan sampai harus membohongi diri sendiri.

Bila Anda merasakan salah satu tanda diatas, cobalah bicarakan baik-baik dengan pasangan. Untuk apa menjalankan hubungan asmara kalau justru bisa membuat Anda stres, bukan?

Sumber image & cover: 123rf

SETELAH lulus SMA ingin sekali rasanya untuk mengembara jauh mencari pengalaman. Dan fikir saya memang begitu, lelaki akan lebih baik jika pergi jauh. Belajar mandiri, belajar mengontrol diri, belajar untuk tidak bergantung kepada orangtua. Keinginan untuk bisa pergi jauh dari orangtua pun akhirnya terkabul. Bekerja dan memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke bangku perkuliahan. Hidup sendiri di kota dengan kesibukan. Ah benar waktu terasa sangat cepat seolah-olah 24 jam sehari tidak cukup pikirku waktu itu.

Kesibukan yang melalaikan, seperti baru kemarin merayakan kelulusan SMA, dan sekarang tersadar banyak umur yang telah terlewatkan. keponakan yang dulu masih lucu-lucunya sekarang akan memasuki sekolah dasar. Hingga teman seperjuangan beberapa diantaranya sudah mempunyai momongan. Pertanyaan demi pertanyaan mulai mencuat, “kapan?”

Dalam benak saya terpikir mengapa mereka harus bertanya seperti itu? Pertanyaan itu terkadang terlalu mengusik, menambah kegelisahan. Siapa yang tidak ingin menyempurnakan separuh agamanya? Siapa yang tak ingin menyelamatkan syahwatnya? Siapa yang ingin sendiri menjalani hidup di dunia ? Hati ini mulai resah, bertanya-tanya dimanakah jodoh saya? Jika ada pertanyaan lain yang orang lontarkan sekiranya lebih baik menurutku. Saya menanggapi positif setiap pertanyaan-pertanyaan mereka dengan menanggapi “doakan saja”. Maka pertanyaan yang sedikit mengusik itu akhirnya bisa menjadi doa bagi baik. Aamiin.

Teringat akan satu hadist dari Abu Hurairah RA

مَا يُصِيبُ المُسْلِمَ، مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ، وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا، إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

“Tidak ada satu musibah yang menimpa setiap muslim, baik rasa capek, sakit, bingung, sedih, gangguan orang lain, resah yang mendalam, sampai duri yang menancap di badannya, kecuali Allah jadikan hal itu sebagai sebab pengampunan dosa-dosanya.” (HR. Bukhari).

Allah Maha Mengetahui apa-apa yang baik untuk hambanya. Menikah itu perlu, namun tidak dengan menggebu-gebu. Menggebu-gebu bisa berakibat kecewa jika kenyataan tidak sesuai dengan harapan.
Muhasabah diri mungkin lebih baik, mempersiapkan diri, karena saat kita berpasrah dan mengharapkan jodoh yang baik, wanita sholehah, yang menjaga kehormatannya maka kita pun harus melakukan hal yang sama. Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)…” (QS. An-Nur: 26).

Wahai Ukhti, jodohku yang masih menjadi rahasia Allah, tunggulah aku yang terus berusaha dan memantaskan diri. Saya yakin dan percaya dengan ketetapan Allah SWT. Dan Allah sesuai dengan prasangka hamba-NYA , bukan? [Islampos]

Biografi - Tapi hal itu tetap dilakukan oleh wanita yang terhebat. Sebab dia tahu sungguh besar pahala ketika mengabdikan diri dengan hanya mementingkan urusan keluarga dan mengenyampingkan urusan cita-cita. Dan bukan berarti pendidikan selama ini tak penting, seperti kata Dian Sastro Wardoyo “Entah nanti wanita itu akan berkarir atau menjadi ibu rumah tangga, tapi pendidikan bagi wanita itu penting”.

Banyak orang yang rela berjuang mati-matian demi untuk mengejar sebuah pendidikan, khususnya perguruan tinggi. Pendidikan bagi diri kita sendiri itu memang perlu, karena dengan pendidikan maka kita akan mendapatkan banyak ilmu. Bahkan pendidikan juga di perlukan untuk masa depan kita sendiri. Meskipun terkadang menempuh pendidikan pada perguruan tinggi itu tidaklah mudah. Karena selain dari bersaing dengan banyak orang yang juga ingin menempuh pendidikan yang sama, kita juga sering kali di bebani oleh besarnya biaya dalam menempuh pendidikan pada perguruan tinggi tersebut. Mulai dari sumbangan pembangunan, biaya SPP, uang SKS, biaya praktek, sampai pada buku-buku yang tentunya tidak murah harganya.

Jika sudah bertekad seperti itu, biasanya kita ingin supaya hasil jeri payah kita belajar selama ini tidak sia-sia saja dengan terus belajar dan berjuang agar suatu hari nanti kita mencapai sebuah kesuksesan. Tak terkecuali dengan wanita, karena semenjak pahlawan wanita kita yakni ibu Kartini mencetuskan adanya emansipasi untuk wanita, maka untuk urusan pendidikan antara pria dan wanita terdapat kesamaan yang tak bisa lagi untuk di ganggu gugat. Terdapat persamaan hak antara pria dan wanita, dan bukan hanya untuk urusan pendidikan saja, melainkan juga soal pekerjaan seperti di kantor-kantor misalnya. Maka dari itu, para wanita berusaha ingin mencapai sebuah kesuksesan tersebut melalui jalur pendidikan.

Wanita mana yang tidak ingin menikah?

Wanita mana yang tidak ingin menikah?, semua wanita pastinya ingin menikah, tak terkecuali dengan wanita karir. Sebab wanita karir juga wanita biasa seperti wanita pada umumnya. Yang juga ingin hidup bersama pasangan dan membina rumah tangga. Jika sudah menikah, tentunya semua wanita ingin mempunyai keturunan. Dan jika sudah mempunyai keturunan, maka tugas wanita akan lebih bertambah berat lagi. Wanita karir memang hebat, karena selain memikirkan urusan karir, wanita juga masih punya tanggung jawab untuk merawat dan membesarkan anak-anaknya ketika sudah menikah.

Tapi wanita karir itu sering kerepotan jika harus mengurus anak-anaknya sendirian

Tapi wanita karir itu sering kerepotan jika harus mengurus anak-anaknya sendirian, makanya dia butuh adanya baby sitter untuk memudahkan segala urusannya, terutama pada awal-awal dia baru melahirkan. Karena tidak mungkin jika dia harus mengajukan cuti lebih lama dari peraturannya. Kedengarannya memang aneh, ingin mengejar karir demi untuk mendapatkan uang dan masa depan, tapi dia sendiri juga mengeluarkan uang untuk membayar orang yang telah mengasuh anaknya.

Wanita terhebat adalah dia yang telah memiliki gelar sarjana, tapi lebih memilih untuk menjadi ibu rumah tangga

Wanita karir memang hebat, karena selain memikirkan urusan karir, wanita karir juga harus memikirkan anak-anaknya yang tak kalah menguras tenaga dan pikiran. Namun wanita yang terhebat adalah dia yang telah memiliki gelar sarjana, tapi lebih memilih untuk menjadi ibu rumah tangga. Membesarkan anak bersamaan dengan berjalannya karir itu tidaklah terlalu berat, meskipun terkadang sering kerepotan di sana sini, tapi tenang kan ada baby sitter. Karena yang lebih berat itu adalah ketika wanita yang telah memiliki gelar sarjana tapi harus rela melepaskan impiannya dengan hanya menjadi ibu rumah tangga.

Karena untuk melepaskan impian yang telah lama kita rajut selama ini tidaklah mudah, butuh kesiapan mental yang benar-benar kuat. Tapi hal itu tetap dilakukan oleh wanita yang terhebat. Sebab dia tahu sungguh besar pahala ketika mengabdikan diri dengan hanya mementingkan urusan keluarga dan mengenyampingkan urusan cita-cita. Dan bukan berarti pendidikan selama ini tak penting, seperti kata Dian Sastro Wardoyo “Entah nanti wanita itu akan berkarir atau menjadi ibu rumah tangga, tapi pendidikan bagi wanita itu penting”.

vebma.com

Biografi - 'Kisah cinta tak sampai’ kerap kali muncul di media sosial akhir-akhir ini. Entah sudah berapa banyak cerita pilu tentang sepasang kekasih yang gagal naik ke pelaminan dengan berbagai alasan.

Memilukan sebab banyak di antara pasangan itu menjalin hubungan pacaran bertahun-tahun namun nyatanya mereka gagal bersatu dalam bingkai pernikahan.

Alih-alih kekasih idaman malah mempersunting atau dipersunting orang lain.

Masih ingat kisah Risna? Gadis asal Bulukumba Sulawesi Selatan yang menangis di pernikahan mantan?

Risna batal menikah dengan pria yang dipacarinya selama 7 tahun. Nah, kali ini pengguna media sosial di Sulawesi Selatan kembali dihebohkan dengan cerita ‘kisah cinta tak sampai’.

Kebalikan dari cerita Risna, kisah ini justru bercerita tentang sosok prianya yang harus merelakan mantan kekasihnya dipersunting pria lain.
Ino, demikian nama pria tersebut yang ramai dibicarakan di media sosial facebook.

Ino diceritakan harus merelakan kekasihnya Winda menikah dengan pria lain padahal keduanya sudah lima tahun berpacaran.

Foto Ino mendatangi pesta pernikahan Winda pun jadi perbincangan. Dalam foto itu Ino tampak memeluk Winda yang tengah bersiap duduk di pelaminan.

“Bertahun-tahun pcaran, akhirnya dipersunting org lain...yg sabar Ino bukan jodoh....dan samawaki beb Winda,” demikian salah salah satu postingan di facebook.

Postingan ini sudah di-share lebih dari 2 ribu kali di facebook.

"Bertahun tahun pacaran. Akhirnya dipersunting orang lain. Yg sabar Kak INO," tulis akun phutee.

Sedangkan akun S Gegge Mappangewa menulis:

 Kredit mobil lima tahun, kamu akan dapat buku BPKB.

Nabung haji lima tahun, kamu bisa dapat buku visa dan paspor.

Pacaran setahun bahkan hingga lima tahun, nggak ada jaminan kamu dapat buku nikah.

Biografi - Saya memiliki suami yang sibuk bekerja. Awalnya saya merasa suami saya adalah orang yang egois yang hanya memikirkan dirinya sendiri. Karena sibuk bekerja, perhatiannya terhadap saya tidaklah banyak. Saya sering kali menyalahkannya hanya karena dia sibuk bekerja. Sering kali kami berargumen satu terhadap yang lain, yang berujung amarah dan sakit hati. Ketika saya marah, dia selalu berkata "Aku sibuk bekerja untuk menghidupimu". Namun kalimat itu hanya membuat saya marah. Dan saya pun akan menjawab, "Aku tidak membutuhkan uangmu, yang aku butuhkan adalah kamu selalu ada bersamaku".

Namun ada saatnya saya lelah terus mempermasalahkan hal yang sama. Saya pun berpikir, apakah dia yang salah, apakah justru saya yang salah? Pertanyaan ini selalu membayangi saya. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak lagi menyalahkan keadaan suami saya, dan melakukan beberapa hal di bawah ini, yang seharusnya saya lakukan sejak dulu, ketika suami saya mulai sibuk bekerja.

Berpikir positif


Terkadang, para istri yang memiliki suami yang super sibuk, biasanya sering berpikir negatif terhadap suaminya. Misalnya saja, suami terlambat pulang ke rumah, dan lupa memberikan kabar, istri akan menjadi gelisah dan terus menelepon suaminya tanpa henti. Dan akhirnya ketika suami sampai rumah, istri akan marah-marah kepada suami tanpa alasan yang jelas. Banyak pertanyaan yang biasa timbul ketika memiliki suami yang sibuk bekerja. Misanya saja, "Apa yang dilakukan suamiku hingga larut malam di kantor", "Apakah dia rapat dengan wanita lain", "Apakah dia sungguh-sungguh bekerja, atau hanyalah alasan semata agar dia bisa bersenang-senang dengan teman-temannya", dan masih banyak lagi pikiran negatif yang sering muncul lainnya.

Sebagai istri, Anda mestinya dapat selalu percaya terhadap suami Anda, mendukungnya dalam kariernya, dan terus mendoakannya. Pikiran-pikiran negatif hanya akan merugikan Anda dan bahkan pernikahan Anda. Untuk itu, meskipun suami Anda sibuk bekerja, berpikirlah positif tentang perjuangan dan usahanya untuk memakmurkan keluarga kecil Anda berdua.

Memanjakan suami saat dia di rumah


Dari pada menunggu suami memajakan Anda, apa salahnya, jika Anda saja yang duluan memanjakannya. Mungkin suami lelah karena sibuk bekerja, dan lupa untuk melakukan hal-hal manis untuk Anda. Namun jika Andalah yang memulai untuk memanjakannya saat di rumah, dia tentunya akan merasa sangat senang dan tentunya akan berlaku sama terhadap Anda. Sebagai istri yang pengertian, manjakan pasangan Anda saat dia di rumah. Misalnya dengan cara menyiapkannya makanan, dan makan bersamanya di meja makan, menyediakan kebutuhannya, memijatnya saat dia lelah, membuatkannya secanggir coklat hangat dan minum bersamanya, dan masih banyak lagi hal-hal baik yang dapat Anda lakukan untuk membuatnya nyaman saat berada bersama dengan Anda.

Meskipun suami Anda adalah orang yang sibuk sekalipun, ketika Anda melakukan hal-hal tersebut Anda juga telah berhasil meningkatkan quality time Anda bersamanya. Dengan begitu, kualitas hubungan Anda tetaplah akan berjalan baik bukan?

Ajak suami berlibur

Di tengah kesibukan suami, mungkin Anda berdua membutuhkan waktu berdua tanpa ada gangguan dari luar. Untuk menyegarkan hubungan pernikahan Anda berdua yang mulai membosankan, ajaklah suami Anda berlibur. Buatlah komitmen untuk selalu menyempatkan waktu berlibur bersama ke sebuah tempat yang spesial. Meskipun suami Anda sibuk, tetapi dengan dia selalu menyempatkan berlibur di sela kesibukannya bersama Anda, ini akan membuat hubungan pernikahan Anda semakin baik dan menyenangkan. Ingatlah, ada masanya, dalam pernikahan, Anda berdua butuh melakukan hal-hal menyenangkan dan berbeda, agar pernikahan itu tidaklah membosankan.

Keharmonisan dalam rumah tangga Anda, ada di tanggan Anda sendiri. Untuk itu, janganlah bosan untuk menciptakan keharmonisan itu, dengan melakukan hal-hal yang positif dalam hubungan pernikahan Anda berdua. Meskipun suami Anda sibuk sekalipun.(keluarga.com)

23:32 , ,
Sungguh parah, ketika ada pertanyaan masuk, mengadu bahwa pacarnya berjanji menikahi, tapi syaratnya harus mau berhubungan.

PACARAN SAJA TIDAK BOLEH, KOK BISA-BISANYA TANYA HAL SEPERTI ITU?
Sebenarnya siapa yang mau disalahkan? Tapi melihat peristiwa tersebut, siapa yang bertanggung jawab. Pelakunya sendiri? Orangtua dan pendidik kurang menasehati atau bagaimana? Kok tidak terbersit sedikitpun kalau itu haram, Allah melihat dengan jelas.
Zaman sudah semakin bobrok. Apa yang terjadi di zaman kita saat ini sungguh patut membuat bergidik. Banyak orang yang menjadikan zina sebagai bukti cinta, bahkan memberi istilah Making Love untuk perbuatan keji ini.

“Dan janganlah kamu mendekati zina, karena sesungguhnya zina itu adalah faahisah (perbuatan yang keji) dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh oleh seseorang)” [QS. Al-Israa : 32]

Mengutip Ummi, banyak bahaya zina yang perlu kita pahami, agar tidak sembarangan melakukannya dengan dalih sebagai bukti cinta pada non mahram:

Biografi - Iya, rasa syukur kita kepada Allah terkadang tertutupi oleh pemintaan kita yang cenderung berlebihan dalam hidup ini.

Kita menjadi sosok yang gampang mengeluh dan terkadang menyalahkan takdir yang Allah tetapkan dalam hidup yang kita miliki, saat kita tak pernah berfikir dan memknai segala sesuatunya dengan hati yang bijak.

Permintaan yang disemukan oleh keinginan nafsu belaka terkadang menutup hati dan mata kita untuk menyadari betapa Elegannya kisah hidup yang telah Allah gariskan kepada kita, sehingga bersyukurpun kita menjadi lupa.
Seseorang Cenderung Lupa Caranya Bersyukur Ketika Ia Terlalu Banyak Menuntut Dalam Hidupnya

Karena seseorang cenderung lupa caranya bersyukur kepada sang pemberi kehidupan ini, ketika ia terlalu banyak menuntut dalam hidupnya, inginnya selalu mengajaknya bermanja dalam angan dan nafsu.

Sehingga yang nampak jelas dimatanya hanya bagaiamana dan bagaimana mendapatkan hidup yang serba nyaman sesuai dengan apa yang direncanakan, bukan berfikir bagaimana caranya mendapatkan hidup terbaik menurut jalan yang dihaturkan oleh Allah.

Seseorang Terkadang Lupa Untuk Bersyukur Saat Dirinya Tidak Ikhlas Menerima Takdir Yang Ditetapkan Allah

Seseorang terkadang lupa untuk bersyukur saat dirinya tidak ikhlas menerima takdir yang telah Allah tetapkan dalam hidupnya.

Sebab saat hatinya telah dibidik untuk selalu ikhlas maka setiap takdir yang Allah gariskan kepadanya, ntah yang buruk ataupun yang baik, tentu akan membuatnya tetap bersyukur dengan bijak.
Seseorang Dengan Begitu Gampangnya Mengeluh Saat Yang Diterimanya Dalam Hidup Tak Dapat Ia Maknai Dengan Bijkasana

Seseorang dengan begitu gampangnya mengeluhkan keadaan, saat yang diterimanya dalam hidup ini tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, dan hal itu terjadi saat hati tidak bisa memaknai dengan bijaksana apa yang telah menjadi ketetapan Allah dalam hidupnya.

Dan coba saja ia pandai memaknai segala sesuatunya dengan hati ikhlas dan sabar, maka sudah tentu sesulit apapun keadaan yang membelenggu takkan membuat hatinya gegabah untuk gusar dalam mengeluh.
Seseorang Dengan Begitu Gampangnya Menyalahkan Takdir Allah Saat Yang Menjadi Inginnya Tak Sesuai Dengan Kenyataan

Seseorang dengan begitu gampangnya menyalahkan takdir Allah, saat yang menjadi inginnya tak sesuai dengan kenyataan. Karena tak jarang diantara kita terkadang berkata “Ya allah, kenapa engkau beri hamba takdir seperti ini?”

Padahal yang harus kita tanyai sebenarnya adalah hati kita sendiri, bukan takdir Allah, sebab apapun takdir Allah sudah pasti yang terbaik untuk kita.

Segala Yang Ditakdirkan Allah Adalah Yang Terbaik Untuk Hidup Kita, Hanya Tergantung Bagaimana Kita Mensyukurinya

Dan segala yang ditakdirkan Allah dalam kehidupan ini, baik buruk maupun baik sudah pasti yang terbaik, jadi hanya tergantung bagaimana kita mensyukurinya, hanya tergantung bagaimana kita memknainya dengan hati yang bijak.

Karena saat kita sudah bijak memaknai segala sesuatunya, maka hatipun akan ikhlas menerima segala ketentuan-Nya dengan terus bersyukur, dan takkan mungkin lagi hati kita meminta sesuatu yang berlebihan dalam hidup.[humairoh.com]
loading...

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget