Halloween Costume ideas 2015
Articles by "Polri"

Brigjen Pol Supriyanto Tarah MM
BANDA ACEH- Akhirnya dengan berkat do’a serta keinginan masyarakat Aceh dan alim ulama Brigjen Pol Drs. Supriyanto Tarah MM yang akrab di sapa Yanto Tarah kembali bertugas di Tanah Rencong sebagai Wakil Kepala Polisi Daerah (Wakapolda) Aceh. 

Kembalinya yanto tarah  bertugas di aceh sesuai dengan surat telegram Kapolri Nomor: ST/16/I/2018 tanggal 5-1-2018 yang beredar di kalangan wartawan dan jajaran kepolisian .

Yanto tarah merupakan salahsatu perwira tinggi polri yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bidang Penanganan Kejahatan Kekayaan Negara di Kementerian Koordinator Politik,Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam),terhitung sejak tanggal 5 Januari 2018 ditunjuk menggantikan Brigjen Pol Bambang Soetjahyo.

Dalam catatan redaksi, Yanto tarah kelahiran 4 November 1962 di Bojonegoro, Jawa Timur, bagi masyarakat aceh yanto tarah adalah sosok pimpinan polisi yang sangat dekat dengan segala komponen masyarakat.

Pada saat aceh masih dilanda konflik bersenjata yanto tarah pernah menjabat sebagai Kapolres Bireuen,bagi masyarakat bireuen dan aceh utara khususnya memiliki penilaian tersendiri terhadap sosok yanto tarah yang regelius dan ramah senyum.

T. Sayed Azhar salahsatu warga aceh utara sangat bersyukur kepada Allah atas kembalinya yanto tarah bertugas di aceh, bagi sayed hal ini sudah lama di inginkan dirinya dan masyarakat aceh,disamping yanto tarah merupakan salahsatu perwira polisi saat konflik yang berani dan siap mengorbankan nyawa serta anak istri demi menjalankan tugas sebagai abdi negara.

“ Alhamdulillah jika beliau telah jadi wakapolda aceh,ini sudah lama saya dan masyarakat inginkan,kalau tidak salah sejak tahun 2016 aaya ingin beliau kembali ke aceh, beliau layak jadi orang nomor satu atau dua di Polda Aceh karena saat konflik beliau berani ambil resiko bawa anak dan istri bertugas ke aceh karena beliau menganggap itu semua adalah tuntutan sebagai abdi negara “,ungkap sayed yang bersyukur atas kembalinya yanto tarah ke aceh.

Brigjen Drs Supriyanto MM yang dihubungi melalui sambungan telepon selulernya,Minggu (7/1/2018), mengatakan jika dirinya belum mengetahui jika dirinya telah ditunjuk sebagai wakapolda aceh,namun pria yang ramah senyum ini mengatakan akan selalu siap menjalankan tugas dimana dan kapan saja  apalagi ke aceh dirinya mengatakan seperti kembali ke kampung halaman.

“ Oh saya belum tahu, semoga saja benar itu informasinya karena jika benar saya pulang kampung, sudah lama sekali saya tinggalkan aceh,apalagi disana masih ada guru agama saya abu tumin,saya rindu sekali sama beliau,namun pada dasarnya saya siap ditugaskan dimana saja apalagi di Aceh “,ujar yanto tarah di seberang telepon dengan nada datar.

Sementara itu pihak Polda Aceh belum dapat dihubungi serta belum dapat memberikan keterangan terkait adanya mutasi ataupun pergantian salahsatu pimpinan polda aceh.(Redaksi)

00:33 , ,
AKP Rosana Albertina Labobar (Foto: Dok. Pribadi)
Ada yang menarik dalam penggerebekan 1 ton sabu di kawasan Pantai Anyer, Banten. Ketua Tim Penyelidikan (Katim Lidik) kasus ini ternyata adalah seorang perempuan. Dia adalah AKP Rosana Albertina Labobar atau akrab disapa Ocha.
Ocha bekerja di bawah tim Satgas Merah Putih. Ada 36 orang yang menjadi anggota satgas tersebut. 11 Orang anggota Polres Depok, sedangkan sisanya adalah anggota Polda Metro Jaya.
Kepada kumparan (kumparan.com), perempuan kelahiran Ambon, 31 tahun lalu ini membagi pengalamannya mengungkap jaringan narkoba internasional tersebut. Ocha sudah sejak 6 Juni lalu mengekori sindikat asal Taiwan yang juga residivis narkoba itu.
"Saya sudah ngintai mereka sejak di bandara, ngikutin pergerakannya ke mana aja, ngintai aktivitas mereka 24 jam," ujar Ocha, Jumat (14/7).
Para pelaku berkali-kali pindah hotel, dari Hotel Citra Garden, Putra Garden, Puri Kemang, dan beberapa lokasi lain hingga ke salah satu rumah di kawasan Pantai Anyer, dan terakhir di Hotel Mandalika Anyer.
Mereka juga sempat pergi ke Malaysia selama 3 hari. Setelah tiba di Indonesia, kelompok Taiwan ini kembali beroperasi di kawasan Anyer. Ocha dan tim kembali membuntuti mereka.
Bukan perkara mudah mengekori penjahat kelas internasional. Sebagai Katim Lidik, Ocha harus mendekat ke lokasi agar dapat memantau aktivitas pelaku. Dia sampai harus tidur di semak-semak selama berjam-jam demi melihat langsung kegiatan para pelaku.
"Saya tengkurap 4 jam sampai mengetahui kegiatan-kegiatan mereka. Saya tidur di mobil, di emperan jalan, enggak pulang, itu risikonya," kata ibu satu anak ini.

Para pelaku yang sering beraktivitas malam hari membuat tim Satgas Merah Putih juga harus melakukan pengintaian malam. Namun karena kondisi gelap, hasil pengintaian pun terbatas.
"Mata saya tidak bisa melihat langsung kapal atau aktivitas mereka karena gelap. Bibir pantai sangat curam, jaraknya sekitar 5 meter ke bawah, jadi enggak bisa lihat. Kapal yang datang pun enggak terlihat," tutur perempuan lulusan Akpol tahun 2007 ini.

Kerja memang tak pernah mengkhianati hasil. Puncaknya pada Kamis (12/7), tim Satgas Merah Putih berhasil membongkar penyelundupan satu ton sabu.
Proses pembongkarannya pun tidak mudah. Pelaku nekat melawan dengan berusaha menabrak polisi menggunakan mobil. Terpaksa polisi menembak mati salah satu pelaku, yakni Lin Ming Hui, yang merupakan bos atau pengendali jaringan tersebut.
Dua pelaku lain, yakni  Chen Wei Cyuan dan Liao Guan Yu berhasil ditangkap. Satu pelaku lainnya yakni Hsu Yung Li, sempat melarikan diri hingga sore harinya berhasil tertangkap di Cilegon, saat berusaha melarikan diri ke luar negeri.
Peredaran satu ton sabu yang berhasil digagalkan tim Satgas Merah Putih ini menyelamatkan 5 juta nyawa di Indonesia. Great Job team! | kumparan.com

Aiptu Agus Widodo
BIOGRAFI- Pangkatnya bukan Jenderal, tapi Agus Widodo bisa menghasilkan Rp 40 juta perbulan.

Agus Widodo anggota Satlantas Polrestabes Makassar yang kini sukses merintis usahanya sebagai pengepul sampah.
Ia merubah sampah menjadi uang.

Polisi yang berpangkat Aiptu ini bertugas di Gerai Sim Satlantas Polrestabes Makassar di Bassement Trans Studio Mall Makassar, Jl Metro Tanjung Bunga, Makassar, Sulawesi Selatan.

Dua profesi sekaligus sukses ia emban, yakni Angggota Polisi dan Bos Pengepul Sampah.

Menjalani dua profesi ini tidak menjadi beban, atau menganggu dirinya sebagai pelayan masyarakat dibagian surat izin mengendarai kendaraan.

Aktivitasnya dimulai subuh hari, sekira pukul 05.00 wita ia sudah bangun untuk menunaikan salat subuh.

Setelah itu, ia mempersiapkan diri untuk mengikuti apel pagi pukul 06.00 wita (waktu Makassar).

Setelah Apel, Ia pun melanjutkan tugas mengatur arus lalulintas di jalan raya Kota Makassar sampai pukul 07.30 wita.

Karena pelayanan di Gerai SIM Trans Mall dimulai pukul 13.00 wita sampai pukul 19.00 wita. Agus memanfaatkan waktu lowongnya dari 07.30 wita sampai 13.00 wita untuk mengepul sampah olahan.

Sampah yang ia kumpulkan itu berada di pinggir kanal Jl Hertasning, Kecamatan Rappocini, Makassar.

Lahan itu diketahui milik Agus, hasil (untung) berbisnis sampah olahan.

"Alhamdulilah, sejak awal tahun 2000 saya jalani profesi pengepul. Hasilnya pun berberkah, selain bisa nafkahi keluarga, saya bisa pekerjakan karyawan saya yang berjumlah 7 orang. 

Rumah dan tanah pun hasil dari usaha ini," katanya.

Kesuksesan agus itu bisa ia nikmati di dalam kurung waktu 17 tahun, dari tahun 2000 sampai 2017.

Dahulu kala, Agus, isteri dan anaknya tinggal di Asrama Polisi. Saat itu, semuanya serba pas-pasan dan terbatas.

Karena Agus mempunyai rencana untuk masa depan keluarganya, Agus pun menjajaki bisnis yang diawali berdagang kain tahun 98.

Usaha itupun hanya berlangsung setahun. Tak henti sampai disitu, awal tahun 1999 suami dari Munawwarah itu kembali melakoni bisnis kayu, namun karena itu dinilai menganggu kerjanya sebagai Polisi, Agus memutuskan untuk berhenti bisnis kayu.

Karena dua usaha yang ia rintis gagal, Agus pun rehat berbisnis.
Karena ia komitmen dan telah berjanji untuk mensejahterahkan kelurganya, Agus tanpa malu kembali mencoba jadi pengepul.

Dari usaha inilah Agus, akhirnya bisa mendulang untung banyak dari sampah olahan.

Ia menyebutkan bisnis sampah yang awalnya hanya coba-coba, bisa memberikannya kebahagiaan dan cukup untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anaknya.

Bangganya lagi, jebolan siswa Seba SPN Batua Makassar tahun 94 - 95 ini bisa mempekerjakan tujuh orang karyawan.

Awal menjadi pengepul, Agus harus mengeluarkan keringat dan tahan dari bau sampah.

Bagaimana tidak, setelah melaksanakan tugasnya sebagai Polisi, ia lanjut mengumpulkan sampah.

Waktu itu ayah dari tiga anak ini masih bermukim di Asrama polisi Toddopuli.

Karena sampah yang ia kumpul jumlahnya banyak, dan menghasilkan bau. Ia pun mencari lahan kosong untuk di sewa.
Usahanya yang kian sukses, membuat tabungannya terkumpul. 

Untung itupun dibelikan lahan kosong untuk meningkatkan bisnisnya.

Seiring berjalnnya waktu, tahun 2007 Agus kembali membeli rumah dan beranjak dari Asrama Polisi.(Red/tsa)

Brigadir Medi Andika
BIOGRAFI- Majelis hakim menyatakan Medi terbukti melakukan tindak pembunuhan berencana terhadap anggota DPRD Bandar Lampung M Pansor.

“Menjatuhkan hukuman pidana mati terhadap terdakwa,” ujar Ketua Majelis Hakim Minanoer Rachman saat persidangan di Pengadilan Negeri Tanjungkarang, Senin (17/4/2017).

Putusan ini disambut tepuk tangan Umi Kalsum, istri Pansor, dan para kerabatnya.

Tidak hanya Umi, Medi juga terlihat tepuk tangan saat duduk di kursi pesakitan usai hakim membacakan putusan.

Putusan ini sama dengan tuntutan penuntut umum yang menuntut Medi dengan hukuman mati.

Pada sidang yang digelar  Rabu (29/3/2017),  jaksa penuntut umum menuntut Brigadir Medi Andika dengan hukuman pidana mati.

Medi Andika adalah terdakwa kasus mutilasi anggota DPRD Bandar Lampung, M Pansor.

Dalam tuntutannya, jaksa penuntut umum Agus Priambodo menilai, perbuatan Medi terbukti melakukan tindakan pembunuhan berencana sebagaimana diatur dalam Pasal 340 KUHP.

“Menuntut terdakwa dengan pidana mati,” ujar Agus.

Sontak para pengunjung sidang berdiri dan berteriak histeris.

Istri Pansor, Umi Kulsum, anaknya Fanny dan para kerabat bertepuk tangan senang mendengar tuntutan penuntut umum. Mereka berteriak bahagia.

Terlihat Umi, Fanny dan kerabatnya menangis. Mereka berpelukan di kursi pengunjung sidang.

Majelis hakim pun langsung meminta para pengunjung sidang untuk tenang.

Agus mengatakan, tidak ada alasan pemaaf dan pembenar terhadap Medi selama dalam persidangan.

“Sepanjang persidangan tidak didapat hal yang dapat membebaskan terdakwa ataupun alasan pemaaf dan pembenar,” kata Agus.

Agus mengatakan, hal yang memberatkan adalah perbuatan Medi meninggalkan rasa pedih di keluarga korban, Medi adalah anggota polisi dan berbelit-belit selama persidangan.

Untuk hal yang meringankan, Agus mengatakan, tidak ada.

Harapan Keluarga

Ekspresi pengunjung sidang kasus mutilasi anggota DPRD Bandar Lampung M Pansor, saat jaksa membacakan tuntutan terhadap terdakwa Brigadir Medi Andika di Pengadilan Negeri Tanjungkarang, Rabu (29/3/2017). Jaksa menuntut Brigadir Medi Andika hukuman pidana mati.

Sebelumnya, Malhan, kerabat Pansor berharap putusan majelis hakim terhadap terdakwa Medi sesuai tuntutan jaksa yakni hukuman mati dan tidak berubah.

“Kami sekeluarga berharap dan meminta majelis hakim menghukum terdakwa sesuai tuntutan, dan tidak berubah,” kata Malhan, kepada Tribun Lampung, Minggu (16/4).

Malhan mengatakan, pihak keluarga besar telah melakukan rapat menghadapi sidang putusan.

“Kami keluarga besar sudah rapat di rumah saya kemarin. Kami sekeluarga besok (hari ini, red) akan datang lebih ramai dari biasanya di pengadilan untuk mendegar putusan ini,” ujarnya.

Menurutnya, meskipun jumlah keluarga yang datang akan lebih banyak dari hari biasanya, bukan untuk melakukan tindakan anarkistis atau membuat keributan di pengadilan.

Karena kata Malhan keluarga besar akan tetap bersikap kondusif apapun putusannya. “Bukan berarti kami mau ribut, kami tetap kondusif apapun putusannya kami serahkan ke majelis hakim,” ujar Malhan.

Menurut Malhan pihak keluarga besar juga berharap pengakuan terdakwa Medi bisa ditindaklanjuti penegak hukum, sehingga apa yang selama ini masih menjadi misteri semuanya bisa terungkap.

“Kami minta dan memohon, apa yang disampaikan terdakwa dalam repliknya ditelusuri, ditindaklanjuti. Kalau memang itu benar, biar semua jelas, terang dan adil,” kata Malhan.

Minta Doa

Sementara terdakwa Medi selain banyak berdoa di tahahan, ia juga meminta doa dari sang ibunda dan istrinya. Hal ini diungkapkan Sopian Sitepu, kuasa hukum Medi, Minggu  kemarin.

“Dari komunikasi saya dengan Medi, kegiatan dia saat ini lebih banyak berdoa kepada yang kuasa. Ia juga minta istri dan ibunya mendoakannya. Apapun putusannya besok ( hari ini, red), Medi siap lahir batin,” kata Sopian.

Sopian menuturkan, Medi juga meminta kepada yang Maha Kuasa agar diberikan kekuatan menghadapi putusan besok (hari ini, red).

“Ia juga berdoa untuk diberikan kekuatan menghadapi putusan, termasuk medoakan majelis hakim agar jernih memutus perkaranya,” kata Sopian.

Kondisi batin Medi kata Sopian, jauh lebih baik dan lega pasca mengungkapkan apa yang selama ini dipendamnya terkait keterlibataan orang lain dalam kasus ini.

“Setelah dia ungkapkan fakta keterlibatan orang lain dalam replik kemarin, dia mengaku batinnya lebih tenang dan lega,” katanya.

Kasus pembunuhan Pansor yang menghebohkan publik Lampung diawali hilangnya anggota dewan ini pada pertengahan April 2016.

Kemudian publik kembali digegerkan dengan temuan potongan tubuh yang diduga jasad Pansor di sungai OKU Timur, Sumatera Selatan.

Selanjutnya awal Mei 2016, Polda Sumsel memastikan potongan tubuh yang ditemukan di OKU benar almarhum Pansor, sesuai hasil tes DNA Puslafbor Mabes Polri yang mengambil sampel DNA dari potongan bagian tubuh korban.(bruniq)

AKBP Takdir Mattanete alias Nette Boy
BIOGRAFI- Masih ingat polisi ganteng yang dirindukan warga kota Surabaya, yang sempat melejit dengan nama kerennya Nette Boy di kalangan rekan wartawan dan sosial media. 

AKBP Takdir Mattanete mantan Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya ini Lama tidak terdengar, kini polisi ini kembali memimpin dan menjabat sebagai Kapolres Banjar Kalimantan Selatan.

Pergantian gerbong mutasi di tubuh Polri telah bergulir sejak bulan April lalu. Para perwira menengah dan tinggi berganti posisi salah satunya Akbp Takdir Mattanete yang Sebelumnya menduduki posisi sebagai Analisis Kebijakan Muda Robinopsnal Baharkam Polri. 

Saat dihubungi berita rakyat, Nette Boy membenarkan bila dirinya mendapat kepercayaan untuk memimpin kota Banjar sebagai Kapolres Banjar Kalimantan Selatan.

“Alhamdulillah, saya dipercaya untuk memimpin warga kota banjar. Sebagai Kapolres Banjar di Kalimantan Selatan. Mohon doanya semoga berjalan lancar, walaupun kita jauh sekarang tapi kita dekat kok, via medsos,” tutur Nette Boy (10/05).

" Insya Allah nantinya pada tanggal 23 Mei 2017, akan dilaksanakan sertijab Kapolres dikota banjar. Salam untuk warga Surabaya dan rekan jurnalist, imbuhnya.

Bertugas di Kalsel bukan menjadi hal baru bagi Nette Boy. Pasalnya, ia juga pernah bertugas sebagai Kanit Polsekta Banjarmasin Tengah ketika masih berpangkat IPDA. Ia juga pernah menjabat Kapolsek Satui. Sampai akhirnya keluar dari Polda Kalsel menempuh pendidikan PTIK. 

Kabid Humas Polda Kalimantan Selatan, AKBP M Rifai ketika dikonfirmasi membenarkan mutasi beberapa Kapolres di Polda Kalsel.

Nette boy 
”Tentang adanya perubahan atau mutasi di tubuh Polri adalah hal biasa dan sebagai wujud penyegaran anggota, agar bisa bekerja lebih baik, demi memberikan pelayanan kepada masyarakat”. pungkas Kabid Humas.

Dalam agenda perubahan tersebut, beberapa perwira menengah yang dimutasi, Kapolres Banjar kini dijabat AKBP Takdir Mattanete. 

Selanjutnya AKBP Kukuh Prabowo naik menjadi Wadir Polairud Polda Kalsel. Kemudian Kapolres Banjarbaru dijabat AKBP Kelana Jaya yang sebelumnya menjabat Kabagops Polres Metro Jakarta Barat, Polda Metro. Kapolres Banjar Baru sebelumnya Eko Wahyuniawan jadi Wadir Narkoba Polda Kalsel. 

Sedangkan, Kapolres HSS akan dijabat AKBP Rahmat Budi Handoko yang sebelumnya adalah Kasubdit 1 Ditnarkoba. Sedangkan AKBP Suhendar Eka yang sebelumnya Kapolres HSS menjadi Wadirintelkam Polda Jabar (T.Sayed Azhar/Beritarakyat).

Kabid Humas Poldasu Kombes Pol Rina Sari Ginting
BIOGRAFI– Kabid Humas Poldasu Kombes Pol Rina Sari Ginting mengaku terkejut namanya masuk dalam tokoh perempuan ‘Top Influencer’ atau paling berpengaruh di 2017.

Juru bicara Poldasu itu bahkan mengaku dirinya tak pantas masuk dalam daftar itu. “Mana lah mungkin saya seperti itu, apalagi dimasukkan menjadi pilihan wanita paling ……,” kata mantan Kapolres Binjai ini dari seberang telepon, Sabtu (22/4) sore. 

Menurutnya, penilaian untuk dirinya terlalu berlebihan. Apalagi masuk dalam sepuluh besar wanita yang paling berpengaruh dibawah menteri. “Kan masih banyak buk menteri yang lain. Buk Sri Mulyani, Menteri Sosial yang seharusnya lebih layak lagi,” kata Kombes Rina. 

Rina mengaku, terkejut saat dicecer namanya masuk 10 besar veri Indonesia Indicator (I2) yang merilis tokoh perempuan tersebut berdasarkan penilaian 14 juta berita yang diwartakan 1.525 media online di Indonesia sepanjang 1 Mei 2016 sampai 16 April 2017. 

Wanita kelahiran Juhar, Kabupaten Karo Sumatera Utara 29 November 1963 tersebut berada pada urutan sembilan dibawah Menteri BUMN Rini Soemarno. Bahkan dia sempat bertanya penghargaan tersebut serius atau hanya candaan, “Ini serius apa bercanda?” tanya Rina. 

Dia mengatakan prestasi sebesar itu terlalu berlebihan, karena dia hanya menjalankan tugas negara. Pencapaian wanita paling berpengaruh katanya banyak wanita yang lebih layak diberikan dibandingkan dirinya. 

“Saya lebih pilih untuk berpengaruh untuk anak-anak saja, mengarahkan mereka mencapai tujuan dan cita-cita mereka,” ujarnya. Seperti yang diketahui berdasarkan survei media Direktur Komunikasi Indonesi Indicator (I2) Rustika Herlambang dalam merilis 10 tokoh perempuan paling berpengaruh (Top Influencer). 

“Influencer dapat dikatakan pihak yang berpengaruh karena penyataannya disebarluaskan oleh media, dan berpotensi membentuk opini publik,” ujar Rustika Herlambang seperti yang dikutip dari Kompas.com, Jumat (21/4). Setahun terakhir, sambung Rustika, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tercatat sebagai top influencer, alias figur yang paling banyak dikutip pernyataannya di-media. 

Nama Sri Mulyani juga baru meroket di tahun ini. Dari sebanyak 14 juta pemberitaan 1.525 media online tersebut, pernyataan Sri Mulyani Indrawati paling banyak dikutip di seluruh media berbahasa Indonesia, yakni mencapai 99.218 pernyataan. Posisi top influencer kedua ditempati Retno Marsudi dengan 70.155 pernyataan. 

Posisi ketiga ditempati Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dengan 59.950 pernyataan dan posisi keempat ditempati Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti 52.499 pernyataan. Tokoh perempuan lainnya yang masuk 10 besar influencer media berturut-turut adalah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (47.533 pernyataan), dan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (40.820 pernyataan). 

Lalu ada Jubir KPK Yuyuk Andrianti 38.526, Menteri BUMN Rini Soemarno (33.110 pernyataan), Kabid Humas Polda Sumatra Utara Rina Sari Ginting (29.975 pernyataan), serta Menko PMK Puan Maharani (26.107 pernyataan). “Munculnya nama-nama baru serta peningkatan jumlah perempuan dalam daftar orang paling berpengaruh dalam memberikan wacana di media patut diapresiasi. 

Ruang publik, setidaknya ruang pemberitaan di media semakin konsisten berupaya meningkatkan akses bagi perempuan,” ungkap Rustika. 

Rustika mengungkapkan upaya perempuan menembus paper ceilingatau tantangan agar media memberikan ruang dan mengutip pernyataan dari tokoh perempuan, di tahun ini terlihat lebih baik dari tahun lalu. 

Dari hasil riset I2, 2016 lalu, pada penelurusan 100 nama teratas, hanya terdapat 5 orang perempuan. 

Sedangkan di tahun ini, jumlah tersebut meningkat menjadi 12 orang. 

10 Tokoh Perempuan paling berpengaruh

1. Sri Mulyani, 99.218 pernyataan 
2. Retno Marsudi, 70.155 pernyataan 
3. Khofifah Indar Parawansa, 59.950 pernyataan 
4. Susi Pudjiastuti, 52.499 pernyataan 
5. Tri SRismaharini, 47.533 pernyataan 
6. Megawati Soekarnoputri, 40.820 pernyataan 
7. Yuyuk Andrianti, 38.526 pernyataan. 
8. Rini Soemarno, 33.110 pernyataan 
9. Rina Sari Ginting, 29.975 pernyataan 
10.Puan Maharani, 26.107 pernyataan



Oleh : T. Sayed Azhar
Sumber: Metro24jam


BIOGRAFI- Anggota Satlantas Jakarta Timur Aiptu Sunaryanto menggagalkan aksi penodongan dan penyanderaan penumpang angkot KWK-T25 (Rawamangun-Pulogebang) di Jl I Gusti Ngurah Rai, Jakarta Timur. Lalu, bagaimana keseharian Aiptu Sunaryanto ketika bertugas?

Aiptu Sunaryanto merupakan salah satu anggota Laka Lantas Jaktim yang terbaik. selama bekerja, Sunaryanto memiliki dedikasi yang tinggi kepada satuannya dan sangat cekatan.

"Selama bekerja, dia bagus, disiplin, berdedikasi tinggi. Dan jika ada info kecelakaan dari masyarakat, dia cepat merespons," kata Panit Laka Lantas Jaktim Ipda Deni Kurniawan di kantor Lantas Jakarta Timur, Jl DI Panjaitan, Jakarta Timur, Senin (10/4/2017).

Ipda Deni menilai Sunaryanto sebagai sosok yang selalu ceria. Selama bertugas, dia tidak pernah mengeluh dan selalu siap ditempatkan di mana dan kapan saja.

"Dia nggak pernah mengeluh, dia selalu siap ditempatkan di mana saja," tuturnya.

Deni selaku atasan Sunaryanto di Unit Laka Lantas Jaktim merasa bangga atas apa yang dilakukan Sunaryanto ketika berhasil menyelamatkan korban penodongan.

"Saya senang insting polisi Pak Sunar cukup bagus. Dia anggota saya di laka khusus penerimaan pelayanan kecelakaan," ujarnya.

Teman Sunaryanto lainnya, Aiptu Hadiono, menyebut Sunaryanto sebagai anggota yang memiliki dedikasi tinggi. Jadi apa yang dilakukan Sunaryanto memang sudah menjadi tugas polisi lalu lintas. Selain mengatur lalu lintas, kalau memang ada tindak kejahatan secara tiba-tiba, polisi lalu lintas juga harus melakukan tindakan.

"Kalau memang polisi laka jika ada apa-apa di jalan, ada perampokan, penodongan, pencopetan kita memang sering harus melakukan pengamanan sering," ucap Hadiono.

Jajaran Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mengapresiasi tindakan Aiptu Sunaryanto yang menggagalkan aksi penodongan dan penyanderaan di angkot KWK-T25. Sunaryanto dijanjikan penghargaan atas aksi heroiknya itu.(detikcom)

Ibrahim paradeh bersama istri saat menyerahkan bantuan pada keluarga miskin lhoknga
BIOGRAFI- BADAN lusuh bagai tak pernah mandi dengan pakaian lusuh, demikian kondisi Faris Alfurqan (14) dan Riska Ayu Amanda (11), anak dari Nuraini (32) yang kini tinggal di sebuah kebun milik salah satu pengusaha area wisata di Gampong Mon Ikeun, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar.

Suprianto (33), suami ketiga dari Nuraini yang kini hanya sebagai seorang pengembala, mengaku kehidupannya sedang dalam kondisi miris. 

Mengapa tidak, pria asal Medan ini selain menghidupi dua anak yatim tersebut juga harus menghidupi empat anaknya yang masih kecil-kecil dengan pendapatan keluarga tersebut hanya Rp 1 juta perbulan, plus 32 kilo gram beras per bulan.

Hal yang paling mengiriskan hati, Riska yang masih duduk di kelas III SDN I Lhoknga ini, selama ini kerap mendatangi Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Lhoknga. Dia hanya sekedar untuk mendapatkan bahan dalam dari ikan yang diolah oleh tukang ikan setempat hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Tidak jarang, para nelayan setempat menyumbang ikan, segera saat melihat sang gadis kecil itu yang setiap hari datang dan meminta isi dalam dari ikan yang diolah oleh tukang ikan di TPI setempat dengan alasan untuk membawa pulang ke rumahnya.

Saat ini, nasib para bocah tersebut juga terganggu pendidikannya, karena selalu menempuh jarak hingga 3 kilometer antara tempat tinggal dan sekolah tempat mereka belajar saat ini.

Nuraini yang ditemui di tempat tinggalnya, Rabu yang lalu (15/3/2017) , mengisahkan anak-anaknya disuruh untuk mencari perut ikan tersebut karena mereka tidak ada uang untuk membeli ikan segar sebagaimana yang biasa dinikmati orang lain. 

Sedangkan gaji yang diterima dari penggembala ternak dan membersihkan kebun milik Cut Yang (pemilik taman tepi laut Lhoknga) hanya sejuta rupiah per bulan.

Menurut Nuraini, kehidupan terombang-ambing seperti itu dengan enam orang anak. Berawal dari meninggalnya suami pertamanya sekitar tahun 2006 lalu akibat penyakit. Wanita asal Calee Sigli ini telah menjadi warga Aceh Besar sejak tahun 2002 lalu, dan mendiami Gampong Labui Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar. 

Bahkan Nuraini pernah memiliki rumah dan diatas sebidang tanah pada saat itu, namun rumah tersebut disita oleh salah satu perbankan akibat suami keduanya terlibat kredit dan kemudian melarikan diri.

Pada tahun 2010, Nuraini dinikahi oleh Suprianto, sejak saat itu keluarga ini bersama dua anak yatim Nuraini mencoba mempertahankan hidup melalui mencari pekerjaan hingga ke Dumai Riau dan Sumatera Selatan bekerja di perkebunan sawit. 

Namun semua itu tidak membuahkan hasil yang manis karena tidak tahan hidup ditengah-tengah masyarakat tak seagama. Akhirnya memilih pulang kembali ke Provinsi Aceh.

Sekitar setahun setengah lalu, keluarga ini mendiami Gampong Mon Ikeun, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar, dengan mata pencaharian sang suami hanya sebagai buruh kasar dan bekerja layaknya buruh lepas. 

Sejak tiga bulan terakhir sang majikan pemilik lokasi wisata tepi Laut Lhoknga memberikan pekerjaan kepada keluarganya dengan menggembala ternak sapi serta membersihkan kebun di sekitar lokasi taman tepi laut atau tepatnya di kaki Gunung Riting dengan diberikan fasilitas rumah seluas 4 x 6 arus listrik, TV, air bersih dan beras seberat 32 kilo gram per bulan serta gaji tetap Rp 1 juta rupiah per bulan.

Ibu enam anak ini mengaku, berterimakasih atas bantuan yang diberikan oleh pemilik lokasi wisata yang terkenal di era 90-an itu. Tapi geraknya menjadi terbatas dan tidak dapat berbuat lain untuk menambah dan membantu ekonomi keluarga, sementara diandalkan dari gaji yang di berikan majikan tersebut sungguh tidak cukup di jaman yang serba mahal ini.

Ia berkeinginan, ada penderma yang sudikiranya membantu dirinya untuk dapat melakukan aktifitas sejenis dagang gerobak, guna menambah ekonomi keluarga.

Kecuali itu, saat ini dirinya juga dalam kondisi sangat membutuhkan uang untuk mengambil surat pindah sekolah anaknya di Medan, karena pihak sekolah setempat sering menakut-nakuti anaknya dengan ancaman tidak akan naik kelas karena tidak memiliki surat pindah.

"Riska kini masih status siswa titipan, karena belum berhasil saya ambil surat pindahnya ke medan," kata Nuraini.
Nur'aini bersama anaknya 

Mencuatnya ada keluarga miskin yang terabaikan ini, saat salah seorang penderma sekaligus anggota Kepolisian Polda Aceh Ibrahim Paradeh yang kini bertugas di Polda Aceh, memergoki sang gadis manis itu saat meminta bahan dalam dari ikan yang diolah oleh tukang ikan di TPI Lhoknga pada Senin 13 Maret lalu.

Mantan Kapolsek Baitussalam dan Ingin Jaya ini mengaku sangat tersentak perasaannya saat mendengar kisah sang pengolah ikan setempat, Abdullah (65), yang mengaku setiap hari gadis kecil tersebut bersama adik tirinya meminta perut ikan ke pihaknya. 

Tidak jarang para nelayan memberikan ikan segar alakadar, jika tidak gadis tersebut hanya membawa pulang perut ikan atau bahan dalaman dari ikan yang seharusnya tidak dimakan karena tidak enak.

Cerita tersebut membuat Perwira Polisi dengan identik cincin batu di seluruh jari tangannya ini, meneteskan air mata, hingga memutuskan menelusuri alamat anak tersebut. 

Menjelang magrib pada hari itu, Ibrahim menelurusi jejak anak tersebut, meski saat itu Ibrahim harus menelusuri dan melewati perkebunan orang dan melewati jalan yang terjal dipenuhi duri kawat pagar kebun di sekitar tepi laut itu.

Sekitar pukul 18.50 WIB, Ibrahim berhasil menemukan tempat tinggal dan keluarga sang gadis yatim itu. Seketika Ibrahim pulang dikarenakan hari sudah malam. Keesokan harinya, Ibrahim ditemani istri kembali mendatangi keluarga tersebut, ironisnya kisah hidup keluarga beranggotakan delapan orang itu cukup histeris.

Sejumlah sembako pun disumbangkan Ibrahim termasuk pakaian kepada keluarga tersebut. Bahkan Ibrahim berencana akan membelikan sepeda kepada dua anak yatim itu supaya mempermudah dalam bersekolah.

"Jika saya ada rezeki akan saya beli sepeda nanti supaya dapat bersekolah dengan nyaman," kata Ibrahim.[ T. Sayed Azhar/ Lintas Atjeh]

Bripka Wahyu Muliawan melaksanakan salat di antara sayur-sayuran di Kecamatan Medan Marelan, Medan, Kamis (2/2). Bripka Wahyu dari satuan Bhabinkamtibmas Polsek Medan Labuhan ini kesehariannya membina para pedagang sayur dan menggerakkan potensi masyarakat serta memberdayakan para mantan narkoba untuk bekerja.TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
MEDAN - Masih ingatkah anda akan sosok polisi jujur, Brigadir Polisi Kepala Seladi asal Malang, Jawa Timur yang gigih menjadi pemulung sampah dan menolak uang sogokan, tidak lakukan pungli? Ternyata kisah inspiratif seperti itu terdapat pada diri Si Polisi Sayur berikut ini.

Kisah ini bermula Kamis (2/2/2017) ketika Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel, memberikan penghargaan kepada personel polisi berprestasi yang ada di jajaran Polda Sumut.

Dari sekian banyak personel polisi yang mendapat penghargaan, satu personel polisi mendapat penghargaan yang unik dari Kapolda Sumut, yaitu Si Polisi Sayur.

Penghargaan ini diterima Bripka Wahyu Mulyawan yang bertugas di Polsek Medan Labuhan.

Usut punya usut, ternyata Bripka Wahyu yang tinggal di Jalan Yong Panah Hijau, Lingkungan 3 Gang Mawar, Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan ini ternyata memiliki kegiatan sebagai pedagang sayur dan membina petani-petani sayur di samping kegiatannya sebagai polisi yang bertugas di Bhabinkamtibmas Polsek Medan Labuhan.

Saat disambangi Tribun Medan/ www.Tribun-Medan.com ke tempat dia beraktivitas sebagai pedagang sayur yang tidak jauh dari rumahnya, Bripka Wahyu yang mengenakan seragam cokelat kebanggaannya berkali-kali mengangkat sayur mayur dari becak barang yang silih berganti datang ke gudang sayur miliknya.

Gudang tempat menempatkan sayur mayur tersebut juga merupakan buah karya dari Bripka Wahyu untuk membantu para petani untuk menyalurkan hasil pertaniannya dengan harga pasaran (sesuai standar pasar).

Sayuran hasil pertanian para petani ini disalurkan ke berbagai penjuru pasar di Kota Medan.

04:20 ,
Pengumuman Pendaftaran Anggota POLRI Tahun Anggaran 2017.

Program Studi yang dibutuhkan:

    S2 PROFESI KEDOKTERAN FORENSIK
    S2 PROFESI PSIKOLOGI
    S1 PROFESI KEDOKTERAN UMUM
    S1 PROFESI KEDOKTERAN GIGI
    S1 DESAIN GRAFIS
    S1 HUBUNGAN INTERNASIONAL
    S1 HUKUM PIDANA
    S1 ILMU KOMUNIKASI (JURNALISTIK)
    S1 ILMU KOMUNIKASI (PUBLIC RELATION)
    S1 ILMU SEJARAH
    S1 KURIKULUM PENDIDIKAN
    S1 SISTEM INFORMASI
    S1 SENI MUSIK
    S1 PSIKOLOGI
    S1 TEKNIK INFORMATIKA
    S1 TEKNIK INFORMATIKA (PEMINATAN JARINGAN)
    S1 TEKNIK INFORMATIKA (PEMINATAN SISTEM MULTIMEDIA)
    S1 TEKNIK ELEKTRO
    S1 TEKNIK SIPIL
    S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI
    S1 TEKNIK NUKLIR
    S1 TEKNIK METALURGI
    S1 TEKNIK KIMIA
    D-IV SANDI NEGARA
    D-IV AHLI NAUTIKA TK. III

Persyaratan Umum :

    Warga Negara Indonesia (pria atau wanita);
    beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa;
    setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945;
    berumur paling rendah 18 (delapan belas) tahun;
    sehat jasmani dan rohani (surat keterangan sehat dari institusi kesehatan minimal setingkat RSUD);
    tidak sedang terlibat kasus pidana atau pernah dipidana karena melakukan suatu kejahatan dibuktikan dengan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK);
    berwibawa, jujur, adil dan berkelakuan tidak tercela;
    bersedia ditempatkan diseluruh wilayah NKRI dan bersedia ditugaskan pada semua bidang tugas kepolisian;

Persyaratan Khusus :

  1. pria dan wanita belum pernah menjadi anggota Polri;
  2. berijazah :
    1. S2 sesuai dengan prodi yang dibutuhkan diatas;
    2. S1 sesuai dengan prodi yang dibutuhkan diatas;
    3. D-IV Ahli Nautika Tk. III (wajib memiliki ijazah Ahli Nautika Tk. III dari Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Republik Indonesia)
  3. bagi lulusan yang berasal dari Perguruan Tinggi Negeri/Swasta dengan program studi  yang terakreditasi  A dengan IPK minimal 2,75 dan bagi lulusan yang berasal dari Perguruan Tinggi Negeri/Swasta dengan program studi  yang terakreditasi B dengan IPK minimal 3,00 (terdaftar di BAN-PT);
  4. wajib melampirkan tanda lulus/ijazah yang dilegalisir/diketahui oleh Pembantu Dekan bidang Akademik;
  5. bagi lulusan Perguruan Tinggi di Luar Negeri wajib melampirkan surat keputusan penyetaraan yang dikeluarkan oleh Dirjen Pendidikan Tinggi;
  6. umur pada saat pembukaan pendidikan pembentukan SIPSS T.A. 2017 :
    1. maksimal 36 (tiga puluh enam) tahun untuk S-2 Profesi;
    2. maksimal 29 (dua puluh sembilan) tahun untuk S-1 Profesi;
    3. maksimal 26 (dua puluh enam) tahun untuk S-1/D-IV;
  7. tinggi badan minimal (dengan berat badan seimbang menurut ketentuan yang berlaku) :
    1. pria : 160 (seratus enam puluh) cm
    2. wanita : 155 (seratus lima puluh lima) cm
  8. belum pernah menikah (belum pernah hamil/melahirkan) dan sanggup untuk tidak menikah selama dalam pendidikan pembentukan, khusus S-2 Profesi diperbolehkan sudah menikah namun bagi wanita belum mempunyai anak dan sanggup tidak mempunyai anak/hamil selama pendidikan pembentukan;
  9. mampu mengoperasionalkan komputer dibuktikan dengan sertifikat/ijasah;
  10. bersedia menjalani Ikatan Dinas Pertama (IDP) selama 10 tahun terhitung mulai saat diangkat menjadi Perwira Polri;
  11. tidak terikat perjanjian ikatan dinas dengan instansi lain;
  12. mendapat persetujuan dari instansi yang bersangkutan bagi yang sudah bekerja dan pernyataan berhenti dengan hormat bila lulus seleksi dan terpilih masuk pendidikan pembentukan Polri;
  13. khusus untuk Prodi Kedokteran :
    1. Dokter Spesialis menyertakan ijasah dokter spesialis;
    2. Dokter umum wajib mempunyai Surat Tanda Selesai Internsip (STSI) dan Surat Tanda Registrasi (STR) definitif;
    3. Dokter gigi menyertakan Surat Tanda Registrasi (STR) definitif;
  14. mengikuti dan lulus pemeriksaan dan pengujian sebagai berikut :
    1. Tingkat daerah dengan sistem gugur meliputi :
      1. pemeriksaan administrasi;
      2. pemeriksaan kesehatan tahap I;
      3. pemeriksaan psikologi tertulis;
      4. pemeriksaan kesehatan tahap II;
    2. Tingkat pusat dengan sistem gugur meliputi :
      1. pemeriksaan administrasi;
      2. pemeriksaan kesehatan termasuk Kesehatan jiwa;
      3. pemeriksaan psikologi wawancara;
      4. pemeriksaan PMK (Penelusuran Mental Kepribadian);
      5. Uji Akademik menggunakan Computer Assisted Test (CAT) meliputi :
        1. Tes Potensi AKademik
        2. TOEFL
      6. Uji Kompetensi (praktek keahlian sesuai profesi/Prodi);
      7. pemeriksaan dan pengujian kemampuan jasmani;
      8. Sidang Penetapan Kelulusan Akhir
Catatan:
  • Pendaftaran Online, Verifikasi & Pemeriksaan Administrasi Awal dimulai tanggal 04 s.d 21 Februari 2017
  • Untuk informasi selengkapnya dan untuk mendownload form pendaftaran, langsung menuju informasi dari websire resmi http://penerimaan.polri.go.id



BIOGRAFI-Jika ingat polisi tentunya senantiasa identik dengan hal-hal negatif. Pungutan liar, razia bodong, dan uang damai alias 86 saat tilang selalu dikaitkan dengan para penegak hukum ini.

Tidak semua berlaku demikian,hanya oknum polisi nakal yang melakukannya. Namun ada cara tersendiri kebaikan menyembul di antara keburukan.

Presiden RI ke-4 , Abdurrahman Wahid atau yang akrab di sapa Gus Dur mengungkapkan hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia.

Ketiganya yakni Patung polisi, Polisi tidur, dan Mantan Kapolri Hoegeng Iman Santosa. Ini semacam sindiran bahwa sulit mencari polisi jujur di negeri ini.

Namun seiring dengan perkembangan waktu, Indonesia kini memiliki polisi-polisi yang dianggap punya pengabdian tinggi terhadap masyarakat.

Selain tulus melayani serta mengabdi kepada negara, mereka juga memiliki sikap terpuji yang banyak membuat orang terenyuh, siapa sajakah mereka?

Berikut beberapa polisi hebat yang layak jadi contoh teladan dan panutan. Ini membuktikan jika masih ada polisi baik dan jujur di negara Republik Indonesia ini.

Berikut para polisi yang sempat menjadi viral serta mencuri perhatian publik atas sifat,perilaku dan profesinya yang mengundang masyarakat memberi cap jempol kepada mereka.

1. Kapolres Cianjur AKBP Asep Guntur Rahayu, Polisi Berhati Malaikat,Selamatkan Warga Kelaparan


Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Cianjur, Asep Guntur Rahayu, menjadi buah bibir se-Indonesia sebab hatinya bak malaikat. Dia menyelamatkan satu keluarga di wilayahnya yang terancam mati kelaparan.

Ceritanya Pak Asep mendengar ada satu keluarga yang kelaparan. Saking miskinnya suami-istri dengan 7 anak yang tinggal di Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, sampai merebus batu agar mendiamkan tangisan kelaparan anak-anaknya. Mereka tinggal di sebuah gubuk reyot yang tanahnya numpang milik orang lain. Asep menilik sendiri lokasi rumah keluarga tersebut dan mendapati memang mereka amat miskin. Pak Asep terenyuh dan akhirnya membantu mereka.

Bersama dengan beberapa donatur Pak Asep merombak tempat tinggal keluarga miskin itu. Asep juga meminta warga yang lahannya ditumpangi memberikan secara cuma-cuma. Sebagai gantinya Pak Asep membuat sertifikasi hak milik untuk tanah tersebut.

Namun kebaikan Pak Asep masih ada juga yang mencela. Dibilang cari muka atau meminta empati masyarakat karena banyak oknum polisi yang ngeselin. Tapi Pak Asep ini berniat tulus ikhlas.

Buktinya kabar ini baru tercium media beberapa hari setelah rumah bagi keluarga miskin itu jadi. Luar biasa, ya Pak Asep. Semoga selalu menjadi polisi berhati mulia dan baik seperti malaikat. We love you Pak Asep!


2. Kombes Pol T. Saladin,Sang Kapolresta yang Ringan Tangan dan Suka Menolong


Luar biasa dan patut di acung jempol sikap dan perilaku perwira polisi ini walau memiliki anggota yang banyak serta telah menjadi seorang Kapolresta namun baginya tiada kata untuk berhenti membantu serta menolong sesama.

Kesederhanaan dengan latarbelakang kehidupan yang getir membuat Kombes Pol T. Saladin selalu mengulurkan tangannya untuk membantu siapa saja yang membutuhkan.

Tak peduli hujan,basah pakaian dinasnya ataupun harus mengeluarkan uang pribadinya untuk membantu,ini terlihat saat baru beberapa pekan T. Saladin menjabat Kapolresta Banda Aceh,Rumah singgah anak-anak penderita kanker dikunjungi oleh T. Saladin. Setelah lelah menggendong dan bermain-main dengan anak penderita kanker, saladin mengeluarkan sejumlah uang pribadinya untuk membantu pengobatan mereka yang berada dirumah singgah.

Perwira polisi ini suatu ketika saat perjalanan dinas tiba-tiba saladin memerintahkan supirnya untuk menghentikan laju kenderaan,tanpa dikomado sang kapolresta berpakaian dinas lansung menyebur ke sungai membantu seorang kakek tua yang tercebur ke sungai yang kemudian dibantu oleh warga.

Sifat ringan tangannya tanpa memperdulikan status serta jabatannya juga terlihat kala melakukan evakuasi seorang pria kurang waras dari atap rumah warga.

Orang nomor satu di Polresta Banda Aceh ini tidak peduli apa kata pimpinannya ataupun warga baginya pangkat dan jabatan adalah titipan Allah SWT.

Sempat suatu ketika dalam perjalanan pulang menuju kediamannya, disebabkan adanya pohon yang tumbang pasca hujan dan angin membuat kemacetan,tanpa peduli hujan sang kapolresta bersama warga memindahkan batang pohon yang jatuh ke badan jalan.

“ Pangkat dan Jabatan yangbsaya milikimsaat ini adalah titipan Allah SWT,Jika ada kemauan dan niat ,tiada seorang pun yang dapat menghalangi kita untuk saling membantu sesama “,ungkap Saladin putra asli kota Bireun.


3. Aiptu Eko Cahyono Polisi Lalu Lintas Berhati Malaikat di Parepare


Pada Idul Fitri kemarin, ada cerita seorang polisi lalu lintas dari Polisi Resor (Polres) Parepare, Sulawesi Selatan, diserbu warga yang mau bersalaman dengannya. Setelah salah Ied, masyarakat yang beribadah di Lapangan Andi Makkasau berebutan hendak mendekat dengan seorang polisi yang terkenal baik hati. Siapa dia dan apa yang dia kerjakan sehingga warga sangat mencintainya?

Namanya Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) Eko Cahyono. Dia tergabung sebagai anggota satuan lalu lintas Polres Parepare.
Orangnya rendah hati, rajin ibadah, dan terpenting gak suka main tilang pengendara, apalagi nyari-nyari kesalahan pengendara. Dia melihat dulu seberapa berat pelanggaran pengendara motor. Kalau hanya kelupaan membawa surat kelengkapan, Aiptu Eko hanya menasihatinya.

Aiptu Eko sendiri tak menyangka begitu banyak warga yang berebut ingin bersalaman dengannya. Bahkan ada yang sampai menangis meminta maaf lantaran pernah berbuat hal kurang baik pada Aiptu Eko.

Bagi Aiptu Eko sendiri, rasa empati warga ini bukti jika polisi memang sahabat masyarakat. Wah, seluruh daerah di Indonesia butuh banget polisi kayak Aiptu Eko ini, ya. Semoga muncul Aiptu-aiptu Eko lainnya di semua provinsi, amin.


4. Aiptu Ruslan, Habis Dinas, Polisi Jujur Ini Lanjut Kerja Jadi Sol Sepatu


Peristiwa ini terjadi di Kepolisian Sektor Kabupaten Pidie, Wilayah Koordinasi Provinsi Aceh. Kepala Unit Bimbingan Masyarakat Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) Ruslan lah orang yang jadi sorotan dan buah bibir.

Potretnya tengah bertugas di Polsek Pidie sekaligus sedang menjahit sandal dan sepatu yang robek di pasar tradisional setempat langsung bikin netizen geger, "Mencari rezeki itu yang penting halal," ungkap aiptu ruslan.

Aiptu Ruslan yakin rejeki yang dicari dari jalan halal akan lebih berkah bagi keluarganya. Ayah dari lima anak ini sudah menekuni kedua profesi tadi sejak 1978. Luar biasa banget, ya guys. Terima kasih Aiptu Polisi Ruslan, sudah menginspirasi kami semua.


5. Brigadir Guritno Bidjuni yang merangkap Jadi Guru




Brigadir Guritno Bidjuni, anggota Polsek Bone Polres Bone Bolango ini dengan tulus dan ikhlas, turut membantu mencerdaskan anak bangsa. Dia rela menjadi guru sukarela di SDN 6 kecamatan Bone, kabupaten Bone Bolango.


Kurangnya guru di SDN 6 Bone itu membuat Brigadir Guritno merasa terpanggil untuk ikut mengajar menjadi guru sukarela.

Ia mengaku dalam aktivitasnya menjadi guru sukarela tidak mengganggu pekerjaannya sebagai abdi negara. Ini malah menjadi motivasi untuk memajukan dunia pendidikan. Brigadir Guritno juga mengajar ngaji anak-anak di rumahnya yang sederhana.


6. Bripka Seladi Memulung Ketimbang Terima Sogokan


Kisah anggota kepolisian yang bertugas di Polres Malang Kota, Bripka Seladi, banyak membuat masyarakat terenyuh.

Sehari-harinya usai berdinas di kepolisian, bapak 3 anak ini rela melakoni pekerjaan sampingan yang dianggap rendahan masyarakat, menjadi pemungut sampah alias pemulung.

Dari pekerjaan sambilan tersebut, Seladi mendapat penghasilan tambahan Rp. 25 ribu rupiah hingga Rp. 50 ribu rupiah perharinya.

Meski dianggap ikhlas, Seladi mengaku ikhlas dan bangga dengan penghasilan tambahan seadanya tersebut, daripada harus menerima suap.


7. Bripka Junaidin Membangun Pesantren dari Gajinya


Ditengah kesibukan Bripka Junaidin bertugas sebagai aparat negara, Junaidin menyisipkan waktunya untuk mengajar hafalan Al-Qur'an dipesantren Al Fatur Alim milik sendiri yang terletak di dusun So Nggela Kelurahan Jati Wangi.

Pensantren Al Fatur Alim milik Junaidin ini dibangun sejak tahun 2009 dengan jerih payah dan biaya dari kantong pribadi, dengan menyisihkan gaji yang diperoleh tiap bulanya.

Pensantren Al Fatur Alim. Pada proses pembangunannya, Junaidin tidak menggunakan jasa tukang, semua dilakukanya sendiri dengan dibantu oleh warga sekitar. Bahkan mengangkut bahan baku seperti pasir, batu dan seluruh bangunan dilakukan sendiri.


8. Brigadir Piether Paembonan Menyekolahkan Ratusan Anak




Kehadiran seorang polisi anggota Polres Mamuju, Polda Sulawesi Selatan, Brigadir Piether Paembonan justru dinanti-nanti oleh anak-anak di sekolah.

Bagi mereka, Brigadir Piether merupakan sosok panutan, guru, teman, polisi, dan orangtua.

Di tengah kesibukannya berdinas di Polres Mamuju, Brigadir Piether juga masih menyempatkan waktu menjadi pengajar lepas di beberapa sekolah di Mamuju.

Ia pun terlibat langsung menyelamatkan nasib anak-anak putus sekolah. Hingga akhirnya usahannya tidak sia-sia, sebanyak 178 anak-anak putus sekolah, bisa kembali mengenyam bangku pendidikan.


9. Kompol Mustaqim, Sekolah Gratis Untuk Anak-anak di Banyuwangi



Yang terbaru datang dari sekolah Al-Huda di Dusun Kedunen, Desa Bomo, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, Jawa Timur.

Sekolah ini tak pernah memungut uang pendidikan sekolah bagi siswa-siswinya yang belajar di sana. Yayasan Pendidikan Al-Huda itu milik Kompol Mustaqim, seorang perwira menengah di Polres Banyuwangi.

Kompol Mustaqim mendapatkan amanah dari orangtuanya untuk meneruskan lembaga pendidikan yang didirikan pada tahun 1954 itu.

Hingga saat ini, sekolah setingkat SMA di wilayah Desa Bomo itu sudah memiliki murid sejumlah 221 siswa.

Untuk menggaji guru MI, MA, plus pengajar TPQ maupun muazin Masjid Al-Huda, per bulan Kompol Mustaqim harus mengucurkan dana kurang-lebih Rp 7,5 juta.

Dan Subhanallah, Allah terus muncukupi Kompol Mustaqim dengan berbagai cara, salah satunya adalah hasil bumi miliknya yang selalu memuaskan.


10. Aiptu Mustamin,Polisi Berprofesi Tukang Tambal Ban 20 Tahun



Selain berprofesi sebagai anggota Polsekta Ujungpandang, Ajun Inspektur Satu (Aiptu) Mustamin juga mempunyai kerja sampingan menjadi tukang tambal ban di belakang gedung Pengadilan Negeri Makassar.

Aiptu Mustamin menggeluti pekerjaan tambahannya sebagai tukang tambal ban sekitar 20 tahun. Dia pun tidak merasa malu menggeluti pekerjaan tambahannya ini karena hobi dengan pekerjaan menambal ban.

"Saya jadi polisi tahun 1979 dan mulai buka usaha tambal ban tahun 1991. Awalnya dulu saya tambal ban di Jalan Alimalaka, tapi kena penggusuran. Jadi saya pindah di belakang Pengadilan Jalan Ammanagappa tahun 2012. Saya suka kerja-kerja tambal ban," kata ayah empat anak ini.

Pekerjaan tambahannya sebagai tukang tambal tidak mengganggu tugas Mustamin sebagai polisi yang bertugas di bagian Kesamaptaan Polsekta Ujungpandang. Jika bertugas sebagai polisi, Mustamin meminta seorang tukang becak yang kerap mangkal di belakang gedung Pengadilan Negeri Makassar untuk menjalankan usaha tambal bannya.

"Kalau lepas tugas jaga, ya saya jadi tukang tambal ban. Tapi kalau pas tugas jaga, ada tukang becak yang gantikan. Apalagi ada janji sama anak perempuanku yang buka warung kecil di depan usaha tambal ban yang bantu awasi. Sisa satu tahun lagi, saya pensiun dari polisi," tuturnya.


11. Polwan Bripda Eka Juli,Polwan Si Tukang Tambal Ban Ingin Naikkan Haji Orang Tua



Eka Yuli Andini,polwan berpangkat bripda yang menjadi tukang tambal ban ternyata sempat dilarang saat akan mendaftar polisi. Adalah sang ibu yang terang-terangan tak membolehkannya menjadi aparat penegak hukum.

Sang ibu, Darwanti (40), mengaku tak mengizinkan anaknya menjadi polisi karena tak punya biaya. Sebab, keluarga Eka bukanlah dari kalangan ekonomi berada,Rabu (25/2/2015).
Saat itu, Eka terus saja meyakinkan sang ibu. Dirinya menyebut, bahwa pendaftaran polisi tak berbayar.

Gadis lulusan SMK Negeri 2 Salatiga jurusan Teknik Komputer dan Jaringan ini, dengan mulus lolos tanpa uang sogokan menempuh pendidikan kepolisian Pusdik Binmas, Banyu Biru, Ambarawa, Jawa Tengah.

Selain itu, selama menempuh masa pendidikan sebagai Sekolah Calon Bintara (Secaba), berhasil mengukir prestasi rangking tujuh dari 7.000 peserta lainnya saat pendidikan kepolisian se-Indonesia.

Meski, sudah dua bulan menjadi polwan, Bripda Eka, panggilan sehari-harinya tidak pernah lupa disela-sela kesibukannya sebagai abdi negara tetap membantu profesi ayahnya sebagai buruh tukang tambal ban di Jalan Veteran, Pasar Sapi RT 2 RW 6, Kota Salatiga, Jawa Tengah dan bengkel.

Di rumah kontrakan sekaligus bengkel yang hanya berukuran 6 X 6 meter ini Bripda Eka jika lepas piket di Mapolresta Salatiga, Bripda Eka membantu kesibukan orang tuanya melayani langganan tambal ban ayahnya.

Kesibukannya ini dilakukannya sejak duduk di bangku sekolah mulai SMP hingga SMK."Nanti mulai sedikit demi sedikit membantu perekonomian keluarga. Mungkin membangun rumah, karena yang sekarang ditempati adalah kontrakan. Kalau cita-citanya sih menghajikan ayah dan ibu," akunya.


12. Bripka Muryono, Anggota Satlantas Polres Tegal yang Jadi Tukang Servis Untuk Bayar Kontrakan, Rawat Istri yang Stroke, Putri yang Depresi dan Cucu


Brigadir Kepala Muryono. Anggota Satuan Lalulintas Kepolisian Resor Tegal, Jawa Tengah ini sudah berusia 57 tahun.

Beratnya cobaan hidup tidak membuat Bripka Muryono tergiur untuk melakukan pungli. Sebagai anggota Satlantas Polres Tegal, Muryono justru memperlihatkan kejujuran dalam hidupnya.
Separuh hidupnya, telah diabdikan untuk Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Kini, Bripka Muryono hidup dengan sangat sederhana. Dia tinggal di rumah kontrakan di Jalan Aiptu KS Tubun, Slawi, Tegal,Istrinya, Sulistyowati (55) menderita stroke. Seorang diri, Bripka Muryono mengurusnya, setiap hari.

Cucunya, masih sekolah di SD. Juga harus diurus oleh Bripka Muryono karena putrinya, ibu dari sang cucu, tak bisa merawat anaknya. Sang ibu mengalami depresi.

Sejak 2013 istrinya mengalami sakit stroke. Bripka Muryono tidak pernah mengeluh dan tetap menyayangi istri, putri dan cucunya dengan sepenuh hati. Muryono membuka bengkel servis peralatan elektronik di depan rumahnya. Keahliannya dalam menyervis peralatan elektronik itu ia dapatkan secara otodidak.

Sepulang bekerja, Muryono juga menyempatkan diri pergi ke sawah untuk bercocok tanam. Hasilnya dari berladang ia tabung untuk keperluan keluarga dan sekolah cucunya. Kegigihan Bripka Muryono dalam bekerja sebagai polisi dan menjalani kehidupannya sehari-hari, menginspirasi Polres Tegal untuk membangun Perumahan Bhayangkara Residence.

Bripka Muryono, merupakan salah satu anggota polisi yang mendapatkan jatah unit di Perumahan Bhayangkara Residence Tegal. Bahkan Bupati Tegal pun turut membantu membayarkan uang muka untuk pembelian rumah bagi Muryono.(Dari berbagai sumber)

Oleh: T. Sayed Azhar

05:14 ,
Biiografi, Palangka Raya - Ditengah berjalannya acara silaturahim Kapolda Kalteng Brigjen Pol. Drs. Anang Revandoko di Kantor Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang berada di Jalan Ir. Juanda Kota Palangka Raya, tiba-tiba salah satu pengurus FKUB mengalami kejang-kejang, Kamis (12/01/2017) pukul 09.15 WIB.

Dia adalah Drs. H. M. Amin Suhaimi yang hadir saat kunjungan Kapolda di FKUB. Diketahui, Amin ini merupakan seorang ustad yang dikenal aktif dalam organisasi.

Melihat hal tersebut, Kapolda dengan sigap langsung menghampiri dan memberikan pertolongan dengan sabar kepadanya. Pertolongan tersebut berbuah manis. Dimana, tidak lama setelah orang nomor satu di Polda Kalteng ini memberikan pertolongan Amin langsung terlihat sehat seperti semula. 


"Sebenarnya, Pak Amin ini baru pulang dari daerah dan tadi malam sempat bilang mau ijin nggak datang saat kunjungan Kapolda. Munkin salah satu penyebabnya beliau kecapean," ucap salah staf FKUB Provinsi Kalteng yang namanya tidak mau disebutkan.

Bantu Penderita Hidrosefalus, Polda Bengkulu Datangkan Dokter Spesialis
Biografi - Doa bapak Raden Alit dan ibu Narti yang merupakan orang tua dari Nike Pratama warga kabupaten Bengkulu Tengah ( Benteng ) penderita hidrosefalus  terjawab sudah. Melalui uluran tangan AKBP Asep Sayidi Wijaya Kabag Bin Ops Roops Polda Bengkulu , Hari ini ( 12/01 ) Nike Pratama di jemput untuk di bawa ke rumah sakit ( Rumkit ) Bhayangkara Polda Bengkulu Guna mendapatkan Perawatan serta pengobatan.


Mimika - Kapolres Mimika AKBP Victor D. Mackbon rela menjadi orang tua angkat dari korban penganiayaan yang dilakukan oleh anak buahnya. Victor mengatakan apa yang dilakukannya tersebut merupakan bentuk tanggung jawab sebagai pimpinan.

Ia menjadi ayah angkat bagi Marsya Waer, putri Zakarias Waer yang tewas setelah dianiaya oleh anggota kepolisian Mimika, Papua. Victor mengatakan akan membiayai pendidikan putri Zakarias tersebut.

"Marsya Waer berumur 4 tahun ditinggal mati oleh ayahnya akibat dianiaya anggota saya. Maka menjadi tanggung jawab saya untuk membiayai pendidikannya sampai anak tersebut menikah," kata Victor saat dihubungidetikcom, Selasa (10/1/2017).

Zakarias Waer meninggal dunia pada Sabtu (7/1) di Rumah Sakit Daerah Mimika setelah dirawat beberapa hari. Saat itu, Victor mendatangi rumah sakit namun ditolak oleh pihak keluarga. Dia melakukan pendekatan agar suasana mencair dan keluarga mau menerimanya.

Victor juga menanggung semua pembiayaan selama Zakarias dirawat di rumah sakit. Saat pemakaman, ia turut hadir.

"Tidak ada anak buah yang salah, yang salah adalah pimpinan," ujar Victor.(detiknews)
loading...

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget