Halloween Costume ideas 2015
Articles by "Dunia"


Mencapai puncak karier kesuksesan memang tidaklah mudah.

Karena itulah, bagi orang-orang yang lemah, cara kotor sering dilakukan demi mendapatkan banyak uang.

Bahkan, ada yang rela mengorbankan kehormatan dan harga diri hanya untuk ditukarkan dengan materi.

Seperti itulah yang mungkin dirasakan oleh gadis asal Tiongkok ini.

Melansir EliteReaders, gadis bernama Xiao Chen ini rela menyerahkan keperawanannya hanya untuk membeli iPhone terbaru.

iPhone 8 merupakan gadget yang dianggap mewah.

Memiliki iPhone 8 entah bagaimana bisa membuat status sosial seseorang menjadi tinggi.

Karena itulah Xiao Chen sangat menginginkan benda tersebut.

Tidak mau membebani orang tua, gadis 17 tahun itu pun mencari cara sendiri.

Ia pun kemudian menawarkan dirinya sendiri pada suatu forum online.

Uang yang akan ia dapatkan dari "pekerjaan itu" sekitar 20 ribu yuan (sekitar 40 juta rupiah).

Uang tersebut lebih dari cukup untuk membeli iPhone baru.

Saat itu, seorang vlogger bernama Nana Henying menemukan tawaran Xiao Chen di forum tersebut.

Sang vlogger pun berniat untuk memberikan gadis tersebut sebuah pelajaran tentang "keperawanan" dan "uang."

Aksi sang vlogger dan Xiao Chen terekam dalam sebuah video.

Awalnya mereka bertemu di sebuah cafe untuk membicarakan rincian perjanjian.

Vlogger Nana bertindak sebagai "penyalur" yang kemudian menawarkan klien pada Xiao Chen.

Xiao Chen mengaku tertarik karena temannya pun pernah melakukan hal serupa dan kemudian dapat banyak uang.

Xiao Chen pun tetap bersikukuh ingin melakukannya.

Nana pun memberikan Xiao Chen uang muka dan memberitahukannya waktu dan tempat untuk melakukan pekerjaannya.

Namun, Xiao Chen tak tahu bahwa ia sedang dijebak oleh si vlogger.

Ketika hari yang ditentukan tiba, Xiao Chen muncul di hotel.

Kamar hotel tersebut telah dilengkapi kamera.

Ia duduk di tempat tidur ketika seorang pria yang berpura-pura sebagai klien memberinya kotak handphone.

Namun, tiba-tiba tiga orang pria lagi datang.

Dua di antaranya bertelanjang dada sementara yang lain memegang kamera.

Xiao Chen mulai panik karena ia mengira ia akan diperkosa dan direkam.

Tangan dan kaki Xiao Chen dipegang dan ia pun hampir berteriak.

Namun sebelum itu, vlogger Nana masuk dan menghentikan jebakan itu.

Pria-pria itu pun kemudian keluar dari kamar hotel.

Vlogger Nana pun berteriak pada Xiao Chen:

"Kau takut sekarang? Sudah terlambat! Lihat, apakah kau menjual sesuatu yang sama berharganya dengan telepon genggam?"

Sang vlogger ingin memberikan pelajaran pada gadis 17 tahun itu untuk menghargai dirinya sendiri.

Netizen yang melihat video berikut sebagian besar setuju akan aksi Nana yang mengekspos isu sosial yang nyata di Tiongkok.

Simak cuplikannya berikut:

06:46 ,
Biografi - parat kepolisian Brazil berhasil menangkap Luiz Carlos da Rocha di Sorriso, Brazil pada Sabtu (1/7/2017). Pemimpin kartel kokain internasional itu sudah menjadi buronan selama 30 tahun. Ia mengelabui polisi dengan menggunakan nama samaran Vito Luiz de Moraes dan melakukan bedah plastik agar terhindar dari kejaran polisi.

Raja kokain asal Amerika Selatan tersebut, yang juga memiliki sebutan Cabeca Branca atau White Head, memproduksi kokain di lokasi yang jauh dari jangkauan polisi seperti di dalam hutan Bolivia, Kolombia dan Peru. Setelah itu, kokain tersebut diselundupkan ke Amerika Serikat dan Eropa.

Secara total, polisi memperkirakan bahwa raja kokain tersebut mampu menghasilkan sekitar lima ton kokain setiap bulan. Selain menangkapnya, polisi juga melakukan penggerebekan dan menyita sejumlah harta dan aset miliknya, seperti uang 10 juta dolar AS, peternakan, mobil-mobil mewah, pesawat terbang, dan beberapa real estate. Harta da Rocha ditaksir mencapai 100 juta dolar AS.

Selain sebagai produsen dan pemasok kokain, ia juga dituduh terlibat dalam sederetan tindak kekerasan di Sao Paulo dan di Rio de Janiero, Brazil. Polisi Brazil mengungkapkan bahwa saat melakukan aksi kekerasan, ia menggunakan pengawalan bersenjata yang dilengkapi mobil lapis baja dan senjata berat.

Tak hanya Luiz Carlos da Rocha yang ditangkap. Pada Juni lalu, seorang mantan legislator Meksiko, Lucero Guadalupe Sanchez Lopez ditangkap karena melakukan persekongkolan untuk mendistribusikan kokain bersama pemimpin kartel narkoba internasional Joaquin “El Chapo” Guzman.

Pihak kepolisian setempat telah melakukan penyadapan sejak 2013 dan menemukan bukti komunikasi Sanchez dengan El Chapo. “Baik dia maupun kami tidak tahu bahwa dia sedang diselidiki,” kata pengacara Sanchez, Francisco Verdugo, seperti dikutip La Times. “Jika dia mengetahui, dia tidak akan pergi ke sana.”

El Chapo adalah pemimpin kartel Sinaloa yang menjadi salah satu organisasi pengedar narkoba berskala internasional. Pada 2009, kartel Sinaloa dilaporkan menghasilkan 3 miliar dolar AS per tahun sehingga kekayaan bersih El Chapo mencapai 1 miliar dolar AS. Jumlah itu membuatnya berada di ranking 701 orang terkaya di dunia versi Forbes.

Mengetahui jumlah kekayaan El Chapo yang meningkat tajam, ia kemudian menjadi target utama pemerintah AS. Ia menjadi gembong narkoba yang paling dicari-cari oleh pemerintah AS. Akhirnya, pada Januari lalu, ia berhasil ditangkap. Pria berusia 59 tahun itu pun diekstradisi dari Meksiko ke Amerika Serikat dan ditahan dalam ruang isolasi di Manhattan, AS.

Amerika Latin memang menjadi kawasan yang banyak memunculkan gembong-gembong narkoba nomor wahid. Salah satu yang legendaris adalah Pablo Escobar yang berasal dari Medellin, Kolombia. Sangat lama ia menjadi incaran pemerintah AS. Ia adalah raja kokain yang pada 1980an, di masa puncak kejayaannya, mampu meraup 420 juta dolar AS per minggu. Pada dekade itu, kokain sedang merajai pasar narkoba di Amerika. Sebagian besar kokainnya pun diselundupkan ke Amerika dan itulah sebabnya ia menjadi buruan negeri Paman Sam.

Pendapatan yang tinggi dari bisnis gelap tersebut membuat Escobar bergelimang uang. Setiap bulan saja, ia harus mengeluarkan uang sebanyak 2.500 dolar AS hanya untuk membeli gelang karet guna mengikat tumpukan uang di tempat penyimpanan. Saking banyaknya, terkadang uang-uang itu pun hancur karena dimakan tikus.

Dalam menjalankan bisnisnya, Escobar tak segan-segan membunuh polisi, jurnalis atau mereka yang mencoba menghalangi bisnisnya. Ia juga menyuap polisi dan aparat pemerintah agar tidak dihalang-halangi saat melakukan penyelundupan. Ia juga menyuap para politikus dan pejabat pemerintah agar Kolombia tidak melakukan perjanjian ekstradisi dengan AS.

Sepak terjang gembong-gembong narkoba tak hanya di wilayah Amerika Latin. Khun Sa, yang pernah menjadi petinggi militer Burma (kini Myanmar), juga dikenal sebagai gembong narkoba di segitiga emas yakni Myanmar, Laos dan Thailand. Ia memulai bisnis opium sejak 1963. Pada 1980an hingga 1990an, bisnis Khun Sa diperluas dan mencapai AS.

The Drug Enforcement Administration mengungkapkan bahwa 45 persen heroin yang masuk ke AS berasal dari segitiga emas di Asia Tenggara tersebut. Alfred McCoy yang mencatat kebangkitan Segitiga Emas dalam The Politics of Heroin, menggambarkan Khun Sa sebagai satu-satunya panglima perang Shan yang menjalankan kartel narkoba dengan sangat profesional dan mampu mengangkut opium dalam jumlah besar. Selanjutnya

Di Indonesia, pemerintah mencatat jika terdapat 60 jaringan narkoba. Bisnis narkoba di Indonesia membuat negara rugi hingga triliunan rupiah. Selain itu, sekitar 5 juta dari pengguna narkoba, 40-50 orang di antaranya meninggal setiap hari.

"Kerugian akibat penyalahgunaan narkoba mencapai Rp63,1 triliun. Sedangkan di Indonesia terdapat 60 jaringan (narkoba) yang beroperasi. Ini berarti rata-rata Rp1 triliun tiap jaringan," kata Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Budi Waseso, seperti dikutip Antara.

07:19 ,
Biografi - Otoritas Turki mengirimkan kapal pertamanya yang membawa bantuan pangan ke Qatar. Selain itu, Turki juga mengirimkan bantuan ke negara sahabatnya itu berupa kontingen kecil tentara beserta kendaraan lapis baja. Bantuan ini dikirim pada Kamis, kemarin, 22 Juni 2017.

Dilansir dari Reuters, Jumat, 23 Juni 2017, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga sudah berkomunikasi dengan para pemimpin Arab Saudi terkait ketegangan di wilayah Teluk tersebut.

Seperti diketahui, Turki mendukung Qatar setelah sejumlah negara Teluk, mulai Arab Saudi, Mesir dan lainnya memutuskan hubungan diplomatik, termasuk ekonomi terhadap Qatar. Berbagai tuduhan bahwa pihak Qatar sebagai negara yang mendukung aksi terorisme. Meski tuduhan ini juga dibantah Turki.

Sebagai negara sekutu, Turki ingin membantu Qatar. Sejak lama, Turki punya peranan sebagai mediator di kawasan tersebut. Upaya bantuan ini juga untuk meredam pengaruh pihak yang kontra seperti Arab Saudi.

Sementara, dua negara dilaporkan memiliki kesepakatan yang ditandatangani bersama pada 2014. Dalam undang-undang yang disepakati, antarnegara bisa mengirimkan bantuan termasuk militer.

Adapun dalam bantuan ini, lima kendaraan lapis baja dan 23 personel militer tiba di kota Doha pada Kamis kemarin. Pihak Turki menyatakan bantuan ini merupakan tahapan baru sebagai langkah kerangka tindakan hukum mengenai pelatihan militer dan kerja sama antara kedua negara.

Hingga sekarang, sekitar 88 tentara Turki sudah berada di Qatar. Jumlah ini dikutip Reuters dari surat kabar Hurriyet. Rencananya, selain 'kontingen' tentara angkatan darat, dipertimbangkan pula bantuan kontingen angkatan udara ke Qatar.

Kapal Turki

Empat ribu ton persediaan makanan kering, buah, dan sayuran dibawa kapal Turki pertama. Kapal ini berangkat dari sebuah pelabuhan di provinsi Izmir, Turki barat, Kamis pagi. Sumber dari kantor berita Turki, Anadolu mengatakan bantuan ini diharapkan tiba di Doha dalam waktu sekitar 10 hari.

Pihak otoritas Turki menegaskan bantuan terhadap Qatar ini tak bermaksud untuk mengancam pihak lain. Juru Bicara Presiden Turki, Ibrahim Kalin, menyatakan pengiriman bantuan ini bukan bertujuan untuk memanaskan tensi di kawasan teluk.

"Kami tidak ingin ada ketegangan dengan negara Teluk manapun, kami juga tidak ingin mereka bertengkar satu sama lain. Ini adalah pendekatan kami terhadap masalah krisis ini dari awal," kata Ibrahim, Kamis, di Ankara, Turki.

Menurutnya, jika ada negara Teluk yang tak setuju dengan kebijakan Turki, maka bisa dimaklumi. Namun, sebagai negara sahabat, ia mengingatkan agar negara lain juga bisa memahami kebijakan Turki yang ingin berbuat terhadap Qatar.

"Jika dua teman Anda, dua tetangga saling tidak setuju satu sama lain dan jika ada sesuatu yang dapat Anda lakukan mengenai hal ini, wajar jika kita bertindak," tuturnya. (viva)

06:07 ,
Biografi - Kelompok militan Maute pro ISIS menyerang Kota Marawi, Mindanao, Filipina, sempat menyandera dan membunuh beberapa warga sipil sejak Selasa pekan lalu. Meski umat Nasrani di wilayah itu adalah minoritas, tetapi kaum muslim setempat berusaha menolong mereka sekuatnya.

Banyak cerita tentang toleransi mengalahkan batas agama, sebagai wujud saling membantu dan mengesampingkan perbedaan iman ditunjukkan warga muslim di Marawi. Sejak konflik meletup, mereka sudah menyelamatkan ratusan warga pemeluk Kristen dari kepungan militan.

Dilansir dari laman The Philippine Star, Senin (29/5), kabar itu disampaikan staf pemerintahan Wilayah Otonomi Muslim Mindanao, Myrna Jocelyn Henry. Selama empat hari belakangan, warga muslim di Marawi bahu-membahu membantu menyelamatkan atau mengungsikan tetangga mereka yang memeluk Kristen ke daerah lebih aman. Bahkan kabarnya, seorang jaksa muslim berhasil meloloskan 42 warga Kristen yang terjebak di sebuah sekolah yang dibakar pihak militan.

"Kami belum tahu pasti berapa rincian warga Kristen yang diselamatkan. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada warga muslim Marawi yang menolong mereka yang bukan pemeluk Islam," kata Henry.

Menurut Wakil Gubernur Lanao del Sur, Mamintal Adiong Jr., anak buahnya bernama Salma Jayne Tamano, dan keluarga Maranao juga ikut mengungsikan para warga Kristen berjumlah 39 orang. Menurut Kepala Polisi Lanao Del Sur, Senior Superintendent Oscar Nantes, para pengungsi itu tidak makan berhari-hari dan cuma tiarap di lantai di rumah pasutri renta muslim di Lilod Madaya dan Saduc, demi menghindari para militan. Pemilik rumah juga berhasil diselamatkan.

Menurut laporan, sekitar 2200 warga juga masih terjebak di kawasan pertempuran. Mereka sudah mengirimkan pesan singkat minta diselamatkan secepatnya. Kini militer Filipina masih menyisir seluruh Marawi buat memukul mundur kelompok bersenjata. Mereka juga masih membombardir daerah-daerah diyakini sebagai basis pertahanan militan.

Pertempuran antara kelompok militan Maute dan pasukan pemerintah Filipina di Kota Marawi sudah hampir sepekan berlangsung. Konflik bersenjata pecah setelah militer Filipina gagal saat mencoba menangkap pentolan kelompok Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon. Hal itu menimbulkan aksi balasan dari pihak militan. Diduga, mereka sengaja menargetkan warga sipil supaya mendapat pengakuan dari ISIS. Hingga hari ini, tercatat konflik sudah menelan korban jiwa 61 militan, sebelas tentara dan polisi Filipina, dan 19 sipil.

Sebagian dari anggota kelompok bersenjata juga berasal dari Indonesia dan Malaysia. Mereka meyakini Filipina adalah arena pertempuran buat ISIS di Asia Tenggara. [Mdk]

Massa Hazbut Tahrir Pakistan turun ke jalan saat protes anti-pemerintah, di Karachi. Foto/AFP
"Jika Arab Saudi melakukan hal bodoh, kita tidak akan menyisakan daerah mana pun kecuali Mekah dan Madinah."

Pernyataan itu dilontarkan oleh Menteri Pertahanan Iran, Hosserin Dehghan menanggapi pernyataan yang disampaikan Pangeran Arab Saudi Mohammed bin Salman, yang mengungkapkan bahwa “pertempuran” dalam persaingan pengaruh antara kerajaaan Islam Sunni dan revolusioner teokrasi Syiah seharusnya terjadi di Iran bukan di Arab Saudi.

"Kami tahu, bahwa kami adalah tujuan utama rezim Iran. Kami tidak akan menunggu sampai pertempuran terjadi di Arab Saudi, tapi kami akan berusaha untuk berperang di Iran daripada di Arab Saudi," kata Muhammad bin Salman, seperti dikutip Reuters.

Dalam wawancaranya dengan stasiun televisi di Riyadh, Pangeran Muhammad juga menyatakan tak akan berdialog dengan Iran dan bersumpah akan melindungi kerajaan konservatifnya dari apa yang ia sebut sebagai upaya Teheran untuk mendominasi dunia Muslim.

Menanggapi pernyataan tersebut, Dehghan menyatakan, Arab Saudi harusnya lebih hati-hati dalam melangkah, khususnya bila berhubungan dengan situasi di kawasan. Kesalahan dalam bertindak dapat membuat situasi di kawasan semakin memburuk.

"Mereka pikir mereka bisa melakukan sesuatu hanya karena mereka punya angkatan udara," kata Menteri Pertahanan Hosserin Dehghan.
Sunni dan Syiah
Hubungan Iran dan Arab Saudi memang selalu diwarnai berbagai ketegangan. Konflik ini berakar dari sejarah politik Islam, lebih dari seribu tahun lalu. Sidik Jatmika dalam bukunya Pengantar Studi Kawasan Timur Tengah menulis sisi berlawanan itu berakar dari suksesi kepemimpinan setelah meninggalnya Nabi Muhammad, saat Abu Bakar diangkat sebagai pengganti Nabi Muhammad SAW.

Pergantian kepemimpian ini menyebabkan lahirnya dua kelompok: Kelompok yang melegitimasi kepemimpinan Abu Bakar dan kelompok yang menjadi pengikut setia Ali bin Abi Thalib. Pengikut Abu Bakar dikenal sebagai kelompok Sunni dan pengikut Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai kelompok Syiah.

Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, kaum Sunni mengangkat Abu Bakar untuk menjadi khalifah pertama setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, lalu dilanjutkan Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan.

Di sisi lain, kelompok Syiah berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib, yang merupakan sepupu dan menantu Nabi Muhammad SAW, adalah sosok yang pantas menjadi penerus kepemimpinan umat setelah Nabi Muhammad SAW. Muslim Syiah percaya bahwa Ali bin Abi Thalib dipilih melalui perintah langsung Nabi Muhammad SAW. Kaum Syiah juga menolak kepemimpinan dari tiga khalifah Sunni pertama yakni Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan.

Dua pandangan yang berbeda ini semakin meruncing dengan klaim Arab Saudi yang menyatakan diri sebagai “pemimpin Sunni dunia.” Padahal, di negara terdapat dua tempat suci Islam, Mekah dan Madinah. Di sisi lain, Iran memiliki penduduk Syiah terbesar dunia dan sejak revolusi Iran pada tahun 1979 menjadi “pemimpin Syiah dunia.”

Berdasarkan riset dari Pew Forum, 8 tahun lalu, dari total populasi Muslim dunia, 10-13 persen adalah Syiah dan 87-90 persen adalah Muslim Sunni. Populasi Syiah terbesar di Iran berjumlah sekitar 66 juta hingga 70 juta Syiah atau sekitar 90 persen dari total kaum Syiah di dunia. 

Revolusi Iran 1979

Hubungan Arab Saudi dan Iran memanas pada tahun 1979. Revolusi Iran atau disebut juga revolusi Islam itu mengganti Iran dari Monarki di bawah Shah Mohammad Reza Pahlevi menjadi Republik Islam yang dipimpin oleh Ayatullah Agung Ruhollah Khomeini. Menurut Ayatullah Khomeini, monarki tidak sesuai dengan Islam. Sedangkan Arab Saudi dikuasai seorang raja dan bentuk pemerintahannya adalah Islam konservatif. Selanjutnya
loading...

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget