Halloween Costume ideas 2015
Articles by "Inspirasi"

04:48
Model wanita seperti ini wajib segera Anda nikahi. Model wanitanya cantik lahir batin. Jangan tunggu kelamaan atau Anda menyesal.

Punya paras cantik memang bisa membuat pria terpana dan tertarik untuk menjalin hubungan dengan seorang wanita. Namun cantik lahir saja tidaklah cukup untuk membuat suatu hubungan langgeng.

Wanita pun harus memiliki kecantikan batin. Istilahnya inner beauty. Ini yang bisa membuat pria bisa jatuh cinta tiap hari.

Berikut ini ciri-ciri wanita yang cantik lahir batin dan jadi idaman setiap pria.

1. Punya pendirian kuat

Memiliki pendirian kuat mampu memancarkan inner beauty yang ada pada seorang wanita. Ia tidak akan mudah terombang-ambing dengan opini orang lain.

Sikap seperti ini sangat membantu ketika menjalin hubungan terhadap pria. Ia tidak akan mudah terhasut dengan omongan orang dan malah merusak hubungannya.

2. Percaya diri


Wanita yang percaya diri sangat menarik di mata pria. Wanita seperti ini menyadari bahwa setiap orang punya kekurangan maupun kelebihan.

Namun wanita yang percaya diri tak akan membiarkan kekurangan yang ada pada dirinya membuat ia merasa lebih rendah dari orang lain. Ia justru fokus pada kelebihan dirinya.

3. Talk less do more

Pria sangat tertarik dengan wanita yang cekatan. Yang ketika menemui situasi tertentu, gak cuma gede omong doang. Tapi ditunjukkan dengan tindakan. Istilahnya sedikit bicara tapi lebih banyak bertindak.

4. Mampu mengendalikan emosi

Wanita yang gampang baper atau marah-marah tidak menarik di mata pria. Justru wanita yang mampu mengendalikan emosinya akan terlihat elegan dan classy.

Tentunya ini jadi idaman para pria. Pria mana yang tidak ingin mempunyai istri yang tetap berkepala dingin ketika menghadapi masalah. (genpi.co)

“Gue nggak mau lah tidur sama laki orang. Ya kecuali kalo dia kaya yah. Kalo kayak kita-kita doang mah, ngapain?” seloroh seseorang kepada temannya di sebuah toilet di mal kawasan Jakarta Selatan.

Tentu ini bukan pertama kali saya mendengar selorohan macam ini. Bahkan, bibi saya juga sering berpesan, kalau cari suami harus yang mapan, yang mampu membiayai hidup kita.

Lain waktu, adik perempuan nenek saya mengomentari pilihan saya untuk bersekolah. Katanya, perempuan itu tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, apalagi sampai S2 dan S3, karena gelar tidak berguna. Katanya lagi, perempuan yang penting harus jago menjaga diri, menjaga rumah, dan menjaga anak. Perempuan juga harus pandai memasak dan pandai membawa diri agar tidak mempermalukan suami kalau diajak ke acara-acara.

Saya yakin saya bukan satu-satunya yang sering mendengar atau dinasihati untuk menggantungkan hidup kepada laki-laki. Seolah-olah kita lahir dan dibesarkan oleh orangtua cuma sebagai persiapan untuk dapat menjadi istri dan ibu.

Tentu tak ada yang salah dengan menjadi istri dan ibu, tak ada yang salah jika ada perempuan atau laki-laki yang tak suka bekerja dan lebih suka di rumah. Persoalannya adalah ketika kita tidak diberi ruang untuk mengakses pilihan-pilihan lain.

Sementara, persoalan akses, pertama-tama adalah persoalan pola pikir, baik individu maupun masyarakat. Karena pola pikir jugalah yang nantinya akan membentuk norma dan nilai-nilai di masyarakat.

Sebab itu, tak heran jika banyak perempuan yang kemudian merasa cara tepat dan mudah untuk dapat meraih posisi ekonomi tertentu dan keamanan materi adalah dengan cara menerima uang dari laki-laki, baik dalam ataupun tanpa lembaga pernikahan.

Meski tak semua, tetapi masih banyak perempuan yang dididik untuk suatu saat dapat mengandalkan suami, juga dididik untuk merasa tidak mampu mandiri dalam hal keuangan. Pola pikir ini begitu mandarah daging, sehingga sudah sering kita mendengar ‘bercandaan’ dari perempuan “sudah capek kerja, pinginnya dinafkahin aja”.

Kondisi ini terefleksi dalam berbagai kesenjangan mengakses pendapatan bagi perempuan.

Dalam Laporan Perekonomian 2019, BPS mencatat kesenjangan upah laki-laki dan perempuan yang semakin lebar sepanjang 2015 hingga 2019. Selain itu, perempuan juga tidak banyak menempati posisi kunci pengambilan keputusan.

Apalagi, meski populasi laki-laki dan perempuan di Indonesia berimbang dengan jumlah laki-laki sedikit lebih banyak, partisipasi ekonomi perempuan dan laki-laki tidaklah berimbang. Maksud dari partisipasi ekonomi di sini adalah persentase jumlah orang yang terlibat dalam perekonomian (bekerja, berdagang, dan lain-lain). Saat ini, hanya ada 54% perempuan dan 84% laki-laki.

Laporan yang sama juga menunjukkan adanya kesenjangan politik antara laki-laki dan perempuan, yaitu rendahnya keterwakilan perempuan. Meskipun saya percaya keterwakilan perempuan seharusnya lebih menghitung keterwakilan pola pikir yang mengamini pengarusutamaan kesetaraan gender, namun saya belum melihat bapak-bapak di parlemen kita sudah bisa mengamini kesetaraan gender. Saat ini, representasi perempuan di parlemen dan kabinet berturut-turut hanya 17% dan 24%.

Bisa jadi kesenjangan-kesenjangan ini semakin mengamini perempuan yang ingin berselingkuh dengan pria mapan. Bagi perempuan, sudah aksesnya lebih susah, digaji lebih kecil, jenjang karier lebih terbatas pula. Mending jadi peselingkuh saja?

Tentunya, saya tidak menyukai istilah ‘pelakor’. Istilah ‘pelakor’ terkesan mengibliskan perempuan. Kalau ada pelakor harusnya ada petrisor alias perebut istri orang. Akan tetapi, pelakor dan petrisor tidak perlu ada karena manusia bukanlah objek yang tidak punya agensi dalam memilih.

Istilah peselingkuh lebih netral, baik untuk laki-laki maupun perempuan. Peselingkuh menunjukkan keduanya sama-sama aktif menyeleweng, baik menyeleweng dari pasangannya atau pasangan orang.

Kembali lagi ke persoalan perselingkuhan lantaran materi. Sebab itu, pertama-tama harus ada peningkatan akses perempuan terhadap ekonomi. Untuk dapat meningkatkan akses perempuan terhadap perekonomian, pola pikir kita harus diubah. Alih-alih melihat ‘habitat asli’ perempuan hanya semata sumur-dapur-kasur, kita harus mulai berani melihat perempuan berada di mana pun yang dia kehendaki.

Karena seperti kata Hakim Ruth Bader Ginsburg, “Women belong to all places where decisions are being made”, baik di tempat kerja yang mampu membiayai cicilan rumah Rp 50 juta sebulan atau dihargai keputusannya dalam hubungan rumah tangga yang sehat.

Selain itu, ini juga soal sistem dan struktur yang menciptakan kesenjangan akses dan pendapatan bagi perempuan. Jika perempuan bisa mengakses alat-alat produksi (pekerjaan, modal, dan lain-lain) dengan lebih baik dan nyaman ketika melakukan hal tersebut, semoga di masa depan kita akan lebih sering mendengar perempuan berseloroh, “Ngapain gue tidur sama laki orang, walaupun dia kaya? Mending gue jadi anggota DPR aja atau bikin usaha, biar cepet kaya.” | voxpop.id

21:11 ,
Biografi - Di dunia ini, sebaik apapun kita pasti akan ada orang-orang yang tidak menyukai kita, pasti akan ada orang yang merasa risih dengan kebaikan kita, bahkan ada orang-ornag yang menginginkan kita terjatuh dalam keburukan.

Karena memang begitulah penilaian manusia, sebaik apapun kita tidak akan pernah bisa terlihat sesmpuna di matanya, terlebih mereka yang memang membenci dan suka iri, maka pasti kebaikan yang kita lakukan tetap bernilai buruk di matanya

Maka dari itu, erbaiki diri kita dengan terus menggunakan penilaian Allah saja, jangan mennggunakan penilaian manusia, karena semua itu akan sangat membosankan.

Jika penilaian manusia yang kita pakai setiap saatnya sebagai ukuran kita memperbaiki diri supaya tetap baik dan menjadi peribadi yang lebih baik lagi, maka pasti kita tidak akan pernah bosan meski orang lain tidak melihatnya.

Baca Selanjutnya

Biografi - Memotret diri sendiri atau yang populer dikenal dengan istilah selfie, kini sedang menjadi trend di kalangan pengguna media sosial. Tidak hanya sebagai tindakan untuk mengekspresikan diri, selfie kini juga dibalut dengan pose seksi yang menggoda.

Banyaknya wanita yang kian berani perpose sensual di media sosial membuat para peneliti dari University of New South Wales (UNSW) di Australia, tertarik untuk melakukan penelitian. Sebab, dibandingkan generasi sebelumnya, generasi saat ini tidak canggung foto sensual di media sosial.

Peneliti mencari tahu karakteristik pengunggah foto sensual

Tim peneliti dari UNSW kemudian mengumpulkan 68.562 foto sensual yang diunggah di media sosial seperti Twitter dan Instagram. Foto-foto tersebut terkumpul dari 113 negara, termasuk Indonesia.

Dengan menggunakan tag sexy, hot, dan kata-kata sensual lainnya, tim peneliti berhasil mengumpulkan foto-foto dan melacak lokasi pengunggah foto tersebut. Setelah mendapatkan lokasi pengunggah, tim peneliti kemudian mencari data tentang informasi di lokasi tersebut, baik persoalan gender maupun ekonomi.

Dari penelitian ini, menemukan fakta jika para wanita yang gemar selfie sensual ternyata kebanyakan berada di wilayah yang memiliki ketimpangan ekonomi sangat tinggi. Dr Khandis Blake, pemimpin tim peneliti mengatakan jika temuannya ini ternyata berbeda dengan perkiraannya sebelumnya.

Sebelumnya ia menyangka jika mereka yang suka berselfie seksi kebanyakan dari kota. Ternyata tidak! Dibandingkan perkotaan, daerah dengan tingkat ekonomi rendah ternyata lebih banyak menyumbang foto-foto sensual di dunia maya.

Faktor ekonomi menjadi penyebab mereka berani foto seksi di media sosial?

Menurut Dr Khandis Blake, ketimpangan ekonomi di daerah-daerah menjadikan banyak wanita gelisah dengan status sosialnya. Untuk “menyelamatkan” status sosialnya, wanita akan lebih berani mempertontonkan seksualitas guna menaikkan pamor.

Dr Khandis Blake lebih lanjut menjelaskan, selfie seksi bisa menjadi senjata para wanita untuk meningkatkan perekoniman, dengan berharap mendapatkan pasangan pria yang memiliki kondisi ekonomi yang lebih baik.

Selain itu, selfie seksi juga menjadi pilihan untuk meningkatkan popularitas tanpa dengan mengeluarkan banyak anggaran. Di Instagram misalnya, banyak yang berani berpose seksi untuk meningkatkan popularitas. Popularitas tersebut kemudian digunakan sebagai kekuatan endorsement untuk menghasilkan uang.

Jadi, selain krisis pujian, wanita yang gemar memposting foto-foto seksi di media sosial juga krisis akan jatidiri dan krisis dalam hal ekonomi.

Sumber: inovasee.com

Biografi - Berseksi-seksi di dunia dan tersiksa-siksa di akhirat, menyakitkan sekali bukan? Maka tutuplah auratmu wahai muslimah…jangan kau tampakkan keindahan yang menjadi kelebihanmu sebagai makhluq terindah Allah hanya untuk mengejar kata “SEKSI”.

Keinginan untuk terlihat seksi memang sah-sah saja, tetapi kamu harus tahu kapan, dimana, dan untk siapa. Sebab, keindahan tubuhmu hanya berhak dilihat untuk orang yang benar-benar halal memilikimu kelak.

Dan tidakkah kamu merasa rugi saat kau tampilkan tubuh seksimu, namun mata liar dan pikiran lelaki yang bukan muhrim hanya menjadikanmu tontonan gratis?, apakah kau tak pernah merasa marah saat lelaki yag bukan muhrim terkadang menghinamu dengan melecehkan kehormartanmu sebagai wanita dengan sikap dan perilaku yang menghinakan?

Ayolah ukhti…sadarilah, bahwa dirimu sungguh sangat berharga, jadi sudah sepantasnya kamu menjaga dirimu tetap berharga sebagai seorang wanita, dan saking begitu berharganya dirimu Allah memberimu aturan agar kau menjaga auratmu sehingga tak terlihat oleh mereka yang bukan muhrim.

Maka dari itu dengarkanlah aturan Allah yang telah dihaturkan kepadamu sebagai seorang muslimah, yaitu tutuplah keindahanmu dengan hijab. Jangan sesekali kau tampakkan keindahanmu itu kepada orang-orang yang memang tidak berhak melihatmu.

Ingatlah bahwa Allah begitu menyayangimu, sehingga Ia pun sangat tidak rela jika kau sampai teledor membuka auratmu kepada sembarang orang, sebab Allah ciptakanmu sebagai perhiasan dunia yang indah bukan untuk menjadi bahan hinaan, tetapi untuk dihormati dan dihargai.

Jangan kau tampakkan keindahanmu, sebab keindahanmu adalah mahkota bagimu, maka memang sudah sepantasnya kamu jaga dengan baik dan bijaksana. Dan ingat, mahkotamu bukan hanya terletak pada kepalamu, sebab tak sedikit dari kita yang mengatakan bahwa mahkota seorang perempuan terletak pada rambutnya yang panjang, sehingga tak sedikit dari kita yang hanya menutup kepalanya, namun tidak pada tubuhnya.

Sering kita temui para wanita hanya menghijabi kepalanya, namun tidak bagian tubuhnya, alias tetap memakai baju yang seadanya dan menampakkan separuh keindahannya, oleh karena itu saat sudah menutup aurat dengan hijab lakukanlah dengan sungguh-sungguh sebab mahkota wanita adalah terletak pada sekujur tubuhnya.

Jangan kau hinakan dirimu hanya karena tidak bisanya kau menjaga nafsu, sebab indah itu bukanlah ia yang terlihat seksi dengan murahnya, tetapi ia yang selalu tertutup rapi dengan mahalnya iman dan ketaatan.

Maka, tidak usah mengingini yang aneh-aneh seperti halnya ingin terlihat mempesona seperti mereka yang memang selalu tampil seadanya, apalagi yang menjadi kiblat nafsumu adalah seseorang yang memang tidak beragama muslim, sebab agama kita tentu tidaklah sama peraturannya denganya.

Cukup kau fahami saja, bahwa Allah begitu menyayangi kita, sehingga ia tetapkan peratuaran dalam islam sedemikian rupa agar kita sebagai seorang wanita tetap selalu terjaga kehormatannya.

Mahalkan kualitas dirimu dengan muru’ah yang kau miliki, agar kau tetap menjadi terindah dari yang terindah dunia sepanjang masa. Hiasilah dirimu dengan rasa malu dan akhlaq mulia mempesona, sebab jika kau terus-terusan menjaga dirimu dengan beberapa hal tersebut, maka sudah pasti kau takkan bisa melupakan kasih sayang Allah, yang memberimu aturan untuk tetap terjaga kehormatanmu dengan menutup auratmu.

Dan perlu kita ingat dan terus menerus kita sadari, bahwa siksa Allah memanglah tidak terlihat di dunia ini, maka jangan terlena untuk mengumbar aurat hanya karena untuk terlihat seksi dan cantik.

Namun, meski siksa Allah tidak terlihat saat ini, tetapi alasan mengapa Allah menyuruh kita menutup aurat sudah ditampakkan dengan jelas, yaitu agar kita tidak dilecehkan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab. | wajibbaca.com

Aiptu Agus Widodo
BIOGRAFI- Pangkatnya bukan Jenderal, tapi Agus Widodo bisa menghasilkan Rp 40 juta perbulan.

Agus Widodo anggota Satlantas Polrestabes Makassar yang kini sukses merintis usahanya sebagai pengepul sampah.
Ia merubah sampah menjadi uang.

Polisi yang berpangkat Aiptu ini bertugas di Gerai Sim Satlantas Polrestabes Makassar di Bassement Trans Studio Mall Makassar, Jl Metro Tanjung Bunga, Makassar, Sulawesi Selatan.

Dua profesi sekaligus sukses ia emban, yakni Angggota Polisi dan Bos Pengepul Sampah.

Menjalani dua profesi ini tidak menjadi beban, atau menganggu dirinya sebagai pelayan masyarakat dibagian surat izin mengendarai kendaraan.

Aktivitasnya dimulai subuh hari, sekira pukul 05.00 wita ia sudah bangun untuk menunaikan salat subuh.

Setelah itu, ia mempersiapkan diri untuk mengikuti apel pagi pukul 06.00 wita (waktu Makassar).

Setelah Apel, Ia pun melanjutkan tugas mengatur arus lalulintas di jalan raya Kota Makassar sampai pukul 07.30 wita.

Karena pelayanan di Gerai SIM Trans Mall dimulai pukul 13.00 wita sampai pukul 19.00 wita. Agus memanfaatkan waktu lowongnya dari 07.30 wita sampai 13.00 wita untuk mengepul sampah olahan.

Sampah yang ia kumpulkan itu berada di pinggir kanal Jl Hertasning, Kecamatan Rappocini, Makassar.

Lahan itu diketahui milik Agus, hasil (untung) berbisnis sampah olahan.

"Alhamdulilah, sejak awal tahun 2000 saya jalani profesi pengepul. Hasilnya pun berberkah, selain bisa nafkahi keluarga, saya bisa pekerjakan karyawan saya yang berjumlah 7 orang. 

Rumah dan tanah pun hasil dari usaha ini," katanya.

Kesuksesan agus itu bisa ia nikmati di dalam kurung waktu 17 tahun, dari tahun 2000 sampai 2017.

Dahulu kala, Agus, isteri dan anaknya tinggal di Asrama Polisi. Saat itu, semuanya serba pas-pasan dan terbatas.

Karena Agus mempunyai rencana untuk masa depan keluarganya, Agus pun menjajaki bisnis yang diawali berdagang kain tahun 98.

Usaha itupun hanya berlangsung setahun. Tak henti sampai disitu, awal tahun 1999 suami dari Munawwarah itu kembali melakoni bisnis kayu, namun karena itu dinilai menganggu kerjanya sebagai Polisi, Agus memutuskan untuk berhenti bisnis kayu.

Karena dua usaha yang ia rintis gagal, Agus pun rehat berbisnis.
Karena ia komitmen dan telah berjanji untuk mensejahterahkan kelurganya, Agus tanpa malu kembali mencoba jadi pengepul.

Dari usaha inilah Agus, akhirnya bisa mendulang untung banyak dari sampah olahan.

Ia menyebutkan bisnis sampah yang awalnya hanya coba-coba, bisa memberikannya kebahagiaan dan cukup untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anaknya.

Bangganya lagi, jebolan siswa Seba SPN Batua Makassar tahun 94 - 95 ini bisa mempekerjakan tujuh orang karyawan.

Awal menjadi pengepul, Agus harus mengeluarkan keringat dan tahan dari bau sampah.

Bagaimana tidak, setelah melaksanakan tugasnya sebagai Polisi, ia lanjut mengumpulkan sampah.

Waktu itu ayah dari tiga anak ini masih bermukim di Asrama polisi Toddopuli.

Karena sampah yang ia kumpul jumlahnya banyak, dan menghasilkan bau. Ia pun mencari lahan kosong untuk di sewa.
Usahanya yang kian sukses, membuat tabungannya terkumpul. 

Untung itupun dibelikan lahan kosong untuk meningkatkan bisnisnya.

Seiring berjalnnya waktu, tahun 2007 Agus kembali membeli rumah dan beranjak dari Asrama Polisi.(Red/tsa)
loading...

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget