Halloween Costume ideas 2015
November 2012

19:06


Latar Belakang
Fendy di sunggai wabu
Intan Jaya  merupakansalah satu Kabupaten baruyang di mekarkan dari kabupaten induk paniai dan mempunyaii potensi  sumber daya alam yang melimpah, baik itu sumber daya alam hayati maupun sumber daya alam non-hayati. Sumber daya mineral merupakan
salah satu jenis sumber daya non-hayati.
Sumber daya mineral tersebut antara lain : minyak bumi, emas,
batu bara, perak, timah, dan lain-lain. Sumber daya itu diambil dan
dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.
Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar dalam
pembangunan, oleh karena itu harus dimanfaatkan sebesarbesarnya
untuk kepentingan rakyat dengan memperhatikan kelestarian hidup
sekitar. Salah satu kegiatan dalam memanfaatkan sumber daya alam adalah
kegiatan penambangan bahan galian, tetapi kegiatan kegiatan
penambangan selain menimbulkan dampak positif juga dapat menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan hidup terutama perusahaannya,
bentang alam, berubahnya estetika lingkungan, habitat flora dan fauna
menjadi rusak, penurunan kualitas tanah, penurunan kualitas air atau
penurunan permukaan air tanah, timbulnya debu dan kebisingan.
Sumber daya mineral yang berupa endapan bahan galian memiliki sifat
khusus dibandingkan dengan sumber daya lain yaitu biasanya disebut
wasting assets atau diusahakan ditambang, maka bahan galian tersebut
tidak akan �tumbuh� atau tidak dapat diperbaharui kembali. Dengan kata
lain industri pertambangan merupakan industri dasar tanpa daur, oleh karena
itu di dalam mengusahakan industri pertambangan akan selalu berhadapan.

Perumusan Masalah
Penambangan emas di Desa Bilogai (Bula Pigu) merupakan salah satu wilayah/sasaran
pertambangan emas penduduk  yang ada di Desa bilogai dan Umumnya Intan Jaya . Kegiatan
penambangan tersebut dilakukan oleh sekelompok tetentu (PT. GSBJ manifest)
Kerusakan tanah akan menjadi masalah yang sangat serius, karena
masyarakat yang semula memanfaatkan tanah untuk kegiatan pertanian atau
perkebunan tidak akan dapat lagi memanfaatkan tanah tersebut seperti sediakala.
Hal ini akan menyebabkan matinya sumber mata pencaharian masyarakat setempat
dan masyarakat juga akan merasakan dampak kerusakan tanah dalam jangka waktu
panjang, karena untuk memperbaiki kondisi tanah yang rusak dibutuhkan waktu
yang lama.
Dari rumusan permasalahan tersebut maka masyarakat yang berdomisili di daerah pengopersin/surpei yag di laukan pada tauhun1990-1995 setempat meminta pertanggung  jawaban disaat eksploitasi, maupun anak cucu (regenerasi)  intana jaya, mahasiswa/i dan seya sendiri dianataranya:
1.kesepakantan-kesepakatan dari pihak tersebut kepada beberapa pihak(indifidualisme) dengan hak ulayat.
2.perjanjian-perjanjian, jaminan yang di sepakatioleh beberapa orang (indifidualisme)
3.bertanggung jawab atas kerusakan tana adat dal lain lain yang tidak dicantumkan.


Refleksi
Pada saat itu saya masih ingat, ketika saya  masih kecil umur (5 Thn) ketiga fajar  tiba dari ufuk tibur para saudara-saudara saya yang ada di biloga dan umumnya  Sugapa dan sekarang disebut dengan Intan jaya berkemas-kemas untuk menuju tempat kerja/perusahan walaupun hujan,dingin, saikit dll... apa yang diharapkan dari keluarga yang ditinggalkan,keluarga pun berharap semoga ia selamat tetapi ketiga merka pulang dengan membawa sebuah bungkusan ditangannya, ternyata yang dibawah hanyalah sebuah bungusan makanan yang dikasih dari perusah , sunggu sangat menyedikan .Dan juga  hal hal yang di lakukan  oleh perusahan terhadapa masyarakat pribumi ialah dijadikan sebagai para buru kasar, buru kasar itupun adalah sanak saudara-saudara saya dan saudara saudara umumnya pada saat-saat itu mereka di kerjaan sebagai tukan koki, tukan kayu bakar, tukan buang sampa di sungai Wabu, dan lain-lain yang intinya buru kasar Merekapun dikerjakan dengan beberapa perjanjian-perjanjian yang di sepakati,  Dalam hal ini masyarakat pribumi di bohongi/ditipu oleh para pengontrol perusahan tersebut demi kepentingan, Hal ini sangat-sangat mengecewakan.

Dengan berbagai perbuatan (eksplorasi)  yang di lakukan dari  PT. GSBJ manifest  1991-1995
Ini menjadi inspirasih bagi kami anak-anak pribumi.
cukup......!!!  dengan tindakan yang dilaukan oleh perusaha PT.GSBJ terhadap orang-orang tua kami, dengan demikian penolakan yang akan dilakukan  oleh para regenerasi intan jaya  yang peduli akan alam intan jaya terhadap pengklaim sepiak.
 Beberapapa waktu lalau pasangan Bupati Natalis Tabuni,Ss,Msi dan Pdt. Yan Kobogayau,Sth,M Div mengklaim, mampu membangun dan menggali potensi alam yang ada di wilya intan jaya  (ujarnya)
Hal ini sangat lucu, sebab proses pelantikanpun belum dilakukan hal inikan  menjadi pertanyaan....??? besar bagi generasi Intan Jaya (berbagai persepsi akan muncul), ada apa di balik ini semuaa....dengan demikian kami generasih intan jaya meminta  kepada bapak Natalis Tabuni sebagai pimpinan daerah dan jajaranya jika mempunyai angan-ngan dalam menggali potensi alam yang ada di intan jaya, untuk itu yang paling utama adalah ciptakan kader-kader intan jaya dari berbagai disiplin ilmu, karena kami tidak mau di tipu lagi, sehingga orang asli pribu yang mempunya disiplim ilmu siap kerja di ladangnya sendiri demi kesejatraan sosial.

Salam atas terlantiknya Bapak Natalis  Tabuni, Ss, Msi dan Pdt,Yan Kobogayau, Sth, M Div sebagai Bupati Definitif dan Wakil bupati Amakanieee aitaooo

BY
Fendrik Zonggonau

18:29


Yeskel Belau
Sebelum dilantik, Bupati terpilih Kabupaten Intan Jaya Natalis Tabuni mengijinkan perusahaan Tambang emas beroperasi di Intan Jaya. Hal ini diduga sebagai penyelesaian masalah individual. Bukan pertama-tama sebagai upaya mendatangkan 
Natalis Tabuni & Yan Kobogau
pendapatan Daerah.

Ada apa ini? Ini sebuah pertanyaan sebesar tubuh manusia Intan Jaya. Dalam konteks ini kedudukan pertanyaan tersebut sama penting dengan tubuh manusia. Karena itu, pertanyaan ini harus dijawab. Untuk itu sebelum dijawab oleh Pemerintah Intan Jaya yang sebentar lagi dilantik, di sini kami mengemukakan pandangan kami terlebih dahulu. Pertanyaan �ada apa ini?� amat luas. Maka kami menyempitkannya dengan pertanyaan �ada hubungan apa antara perusahaan dan Bupati terpilih Natalis Tabuni, dalam pemilihan umum Darerah Intan Jaya?
Kami mengajukan pertanyaan tersebut dengan melihat reaksi Bupati terpilih yang begitu cepat mengijinkan perusahaan beroperasi di Intan Jaya sebelum dilantik sebagai Bupati Definitif, dengan alasan mendatangkan pendapatan Daerah. Bagi kami kebijakan ini amat lucu bahkan memalukan.
Kami menduga peristiwa itu terjadi adanya hubungan kerja sama antara perusahaan dan Bupati terpilih Natalis Tabuni. Bahwasannya bakal Bupati telah melakukan �PERJANJIAN� dengan Perusahaan dalam PEMILUKADA Intan Jaya Tahun 2012. Pastilah bahwa Bupati terpilih telah menjual JANJI untuk eksploitasi SDA Intan Jaya. Dan, perusahaan meluncurkan �DANA� dalam jumlah besar guna membeli JANJI yang ditawarkan. Jika benar demikian, maka proses PEMILUKADA Intan Jaya didominasi oleh kekuatan pihak perusahaan. Ada pun keyakinan bahwa tindakan Bupati terpilih ini �membuktikan� bahwa ia terpilih bukan karena dipilih dan diangkat oleh masyarakat Intan Jaya, tetapi berkat kekuatan perusahaan.
Perjanjian adalah sebuah kesepakatan antar dua belah pihak yang saling menyatakan kesediaannya untuk diwujudkan. Kami yakin perjanjian dari pihak perusahaan sudah dinyatakan dan kini kita hadapi perwujudan janji Bupati terpilih. Namun dari pihaknya jelas bahwa perusahaan diijinkan, itulah pemenuhan janjinya. Karena itu, kami melihat �PERJANJIAN� Bupati terpilih Natalis Tabuni bukan semata-mata untuk mengijinkan perusahaan masuk di Intan Jaya guna mengeksploitasi SDA. Tetapi juga merupakan PERJANJIAN untuk menjual tuan tanah, alam dan manusia Intan Jaya (Moni-Migani).
Keyakinan tersebut berdasar pada tiga alasan fundamental. Alasan Pertama: Belajar dari pengalaman. Sejauh ini kami melihat perusahaan mana pun tidak pernah bertanggung jawab secara konfrehensif terhadap kesejahteraan pemilik SDA dan alam sekitarnya. Ada banyak contoh yang bisa dilihat di Papua, Indonesia dan dunia. Tetapi tidak perluh jauh-jauh. Buka mata dan lihat kerusakan alam Intan Jaya akibat eksploitasi �PT Mine Cervice� yang pernah bermarkas di ujung barat Air port Intan Jaya. Pandanglah alam disekelilingnya. Tidakkah sampah non organik berserakan di alam yang alamih? Adakah pohon besar yang bisa diolah? Dapatkah sungai Wabu tetap terlihat tanpa lumut berbauh? Dapatkah perusahaan menggantikan gunung �Bula� yang sudah ompong?
Kemudian muluskah penyelesaian masalah? Dalam hal ini kami pernah mendengar bahwa penyelesaian masalah kerusakan alam itu sangat ambur-aduk dan tidak tuntas. Meskipun para tokoh masyarakat Moni-Migani berulang kali menuntut tanggung jawa moral dari perusahaan. Tetapi tuntutan itu tidak ditanggapi secara serius sampai detik ini. Jika demikian bukankah masyarakat dan alam menjadi korban?
Alasan kedua: Usia Kabupaten Intan Jaya masih �balita�. Sebagai Kabupaten balita mestinya berkembang secara alamih (proses). Berproses melewati tahap-tahap perkembangan menuju kedewasaan. Sehingga pada tahap dewasa ia tidak merindukan masa lalunya yang muncul akibat kurang menikmati masa mudanya. Kini, kami mengkawatirkannya. Sebab Kabupaten Intan Jaya terkesan melompat ke dunia kedewasaan. Padahal masyarakat Intan Jaya belum siap untuk menerima dan bersaing. Contoh; pada tahun 2010 kami melihat secara langsung perubahan ideologi masyarakat secara drastis. Di mana ideologi masyarakat tradisional produktif beralih menjadi masyarakat konsumeris dan materialis instan. Kami melihat kebanyakan masyarakat nongkrong saja di tempat-tempat umum. Seperti bandar udara, pasar, kantor Bupati dan di pingiran jalan (pengoperasian proyek jalan dan kayu). Masyarakat ini terlihat malas berkebun. Terlihat mentalitas untuk hidup dari hasil penjualan tanah, pohon dan sumber alam lainnya. Dan, hasilnya bukan sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan primer. Tetapi untuk berjudi, bersenang-senang di kota, mabuk-mabukan dan transportasi ojek. Akibat dari perubahan ideologi ini amat terasa dengan fenomena global kelaparan di kabupaten Intan Jaya sampai dengan saat ini.
Alasan ketiga: Minimnya Sumber Daya Manusia (SDM) Intan Jaya. Pertanyaannya, Berapa banyak SDM lokal yang telah disiapkan untuk bekerja sebagai tenaga inti perusahaan? Supaya dengan mudah menjamin kontrolan keseimbangan antara eksploitasi � rehabilitasi alam dan eksploitasi � kesejahteraan hidup masyarakat pemilik SDA. Kami tahu realitas tingkat pendidikan masyarakat Intan Jaya untuk hidup berkecimpung dalam persaingan ekonomi dan disegala bidang pemerintahan. Itu amat minim. Apa lagi skill untuk bekerja secara profesional di perusahaaan yang diijinkan.
Pada hakekatnya kami tidak bermaksud menghalangi pembangunan. Tetapi kami menginginkan agar kebijakan pimpinan birokrasi terpilih itu jelas dan sesuai dengan tingkat kemapanan masyarakat untuk menerima, bersaing dan berkembang. Sehingga masyarakat, SDA dan alam di sekitarnya tidak menjadi korban.
Berkaitan dengan adanya ijin dari Bupati terpilih Intan Jaya untuk eksploitasi SDA itu terus akan kami pantau. Tetapi ternyata Perusahaan tetap diijinkan masuk beroperasi SDA dalam tahun-tahun yang dekat tanpa kordinasi dengan masyarakat Intan Jaya (termasuk mahasiswa), maka kami akan menilainya sebagai tindakan yang bersifat individual. Selain itu kami akan kordinasikan dengan perhimpunan mahasiswa dan masyarakat Intan Jaya yang berniat baik untuk melindungi alam dan peduli pada perkembangan mayarakat Intan Jaya, lalu bertindak. Karena bagi kami hal itu bukan untuk mendatangkan kontribusi positif dalam pembangunan daerah. Tetapi lebih bersifat pada penyelesaian masalah individual (ego).
Demi mewujudkan pembangunan Daerah secara konfrehensif, tuntas dan mendatangkan pendapatan Daerah serta menghindari kritikan akibat kebijakan yang kurang kontekstual, kami sarankan agar Pemerintah Intan Jaya terpilih segera komunikasikan hal itu dengan:
1. Pimpinan SKPD bidang yang hendak dikembangkan
2. Tokoh Dewan Adat
3. Tokoh Agama
4. Tokoh Pemuda
5. Tokoh perempuan dan
6. Mahasiswa

Kami menjamin keotentikan kebijakan yang dihasilkan Pemerintah, jika dikomunikasikan dengan enam komponen masyarakat tersebut. Sehingga kebijakan yang dihasilkan dapat dijalankan secara mulus, tanpa menuai kritikan dan ketegangan di berbagai pihak. Dengan demikian pembangunan Daerah dan manusia berjalan dengan harmonis serta kesejahteraan semakin dirasakan oleh setiap komponen masyarakat Intan Jaya.

Oleh: Yeheskiel Belau
Penulis adalah Mahasiswa STFT �Fajar Timur� Jayapura Papua.

05:01


A. Pengenalan Lingkungan
Sudah sejak lama kami lama hidup dalam masyarakat homogen khususnya di dalam kelangan masyarakat Papua, dimana kita lahir dan bertumbu kembang, mengenal ayah, ibu, kakak, adik, keluarga, kampung halaman hingga dunia pendidikan dari Kabupaten Intan Jaya sampai di Pulau Jawa saat ini. Pada massa keakrapan Ikatan Pelajar dan Mahasiswa asal Intan Jaya alangkah indahnya akrab dengan dengan semangat kekeluargaan dalam lingkup social. Sunggupun lingkungan hidup sebagai suatu system tidak dikenal akan perbdaan culture budaya dan tata kehidupan sehari-hari, namun sejak awal sebagai perintis para senioritas Ipmmo sudah beradapan hidup dalam berbagai tantanagan melalui, berbagai proses yang di alami sendiri, mengamati, serta perbandingan dengan daerah kita dengan menerapkan pola hidup yang serasi dengan beradapan hidup di berbagai daerah yang hitrogen dimana kita hidup dan tinggal mengenal lingkungan sekitarnya.
Generasi Ipmmo yang dari awalnya berasal dari masyarakat yang homogen dengan lingkungan hidup yang sama dalam artian sesama masyarakat Papua khususnya masyarakat Intan Jaya menuntut generasi Intan Jaya untuk pengembangan dalam berbagai bidang ilmu pengetahun dengan diperhadapkan dengan lingkungan yang Hetrogen, menggunakan teknologi mau dan tidak mau, suka dan tidak suka kita di tuntut untuk hidup berdapan dengan masyarakat dalam kehidupan social yang berbeda-beda dalam hal tata cara kehidupan dimana kita hidup, tinggal khususnya di berbagai Kota study Se-Jawa Bali dalam proses perkuliahan perlu menyesuaikan diri dengan tata cara kehidupan masyarakat di sekitarnya.
Pada hakekatnya berdasarkan pemahaman penulis pengenalan lingkungan khususnya dalam berdapan lingkungan dimana kita hidup dan study adalah lingkungan kita kos/kontrak, asrama dan tempat kita kuliah. Ini belarti bahwa kos-kosan, kontrakan, asrama di Rt, Rw sekolahan dan Kampus. Sebagaimana kita tinggal bercermin diri belajar, menempu ilmu saat ini. Karena luasnya wilayah sejawa bali maka di setiap kota study masing-masisng sejawa dan Bali. Dalam proses penyesuain lingkungan tidak segambang ibarat memputarbalikan telapak tangan namun melalui proses dengan berbagai tahapan antara lain mengamati tata cara kehidupan di sekitar kita, mengikuti kegiatan social lainnya melalui RT/RW dan di kampus melalui Mos, Mapala, seminar dan Bem serta berbagai kegiatan kemajuan baik fomal di kampus maupun non formal di luar kampus.
Pada intinya generasi Papua pada umumnya dan khususnya Anggota IPMMO Se-jawa dan Bali berhadapan dengan berbagai persoalan yang muncul dalam peradapan dengan lingkungan baik di lingkungan masyarakat RT/RW, Kos-Kosan dan di lingkungan Kampus yang menjadi tantangan permasalahan yang timbul baik yang dilakukan oleh kakak yang lebih dulu ada maupun adik yang baru datang antara lain. Semakin meningkatnya anggota IPMMO Sejawa Bali, pergaulan bebas yang muncul, minuman keras, obat-obatan terlarang, egoisme antara satu dengan yang lain, yang terus muncul tentu akan dampaknya sangat besar bagi adik-adik yang baru datang maupun yang sudah lama disini.
Secara perorangan sejauh ini generasi IPMMO telah beradapan hidup dengan lingkungan, dan mencetuskan masalah di berbagai daerah di Kota study masing-masing lingkungan kita tinggal, namun belum memperoleh citra yang baik di lingkungan pulau jawa dengan berbagai stigmasisasi seperti pemabuk, pencuri, pemalasa dan lainya sebagainya. Dengan meningkatnya Geneasi IPMMO sejawa Bali bertambah dengan berbagai latarbelakang sifat, cara perlu mengubah pola hidup yang dasyat yang timbul masalah dalam lingkungan hidup yang harus ditanggapi sebagai serasa dan seperjuangan di tanah perjuangan. Hal ini terutama di Kalangan anak-anak Papua lebih khususnya generasi Inatan Jaya.
Perkembanagan ini tidak terlepas dari lingkungan kampus dimana kita kuliah, menimpa ilmu dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, saya menangkapi masalah lingkungan hidup secara global di berbagai institusi perguruan tinggi di sejawa dan bali sering melakukukan mos mos masa orientasi siswa, Mapala, Bem, dan seminar-seminar sebagai persiapan diri dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan kampus dan global saat ini.
Dengan diselenggarakan Makrab Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Moni sejawa dan Bali setiap tahun di sejawa dan Bali yang dikuti oleh seluruh anggota IPMMO, sebenarnya awal yang paling penting, namun dalam perjalanan selama ini berdasarkan pengamatan berbagai ego yang muncul, merassa bisa, merasa senioritas, merasa junioritas sehingga dapak daripada itu telah mencemarkan nama baik IPMMO, selain itu cederung dalam dunia pendidikan di stigma sebagai Papua belum memiliki SDM yang profsional berdasarkan disiplin ilmu yang di miliki dan cenderung lari mencari Injaza bukan melalui proses, jabatan semata, kedudukan yang pada dasarkan merugikan diri sendiri, lingkungan masyarakat dimana kita hidup dan bekerja. Hal-hal ini pada akhirnya juga akan dipertanggungjawabkan melalui profesi dan gelar yang kita raih mealalui berbagai beradapan lingkungan dan proses kerja di Lapangan khususnya di Intan Jaya.
Sejawa dan bali adalah daerah dimana kita berkembang, sehingga masalah pokok adalah penyesuaian dengan lingkungan di setiap kota study dimana kita tinggal, beradapan dengan warga disekitar menujukan jati diri kita sebagai seorang mahasiswa dan pelajar meletakan landasan menghilangkan imits-imits atau stigma buruk, seperti pemabuk yang di tujukan kepada orang Papua Pada umumnya dan khususnya Ipmmo. Dalam membawah perubahan menghilangkan stigmasisasi terhadap orang Papua di sejawa-bali, seluru anggota Ipmmo di tuntut membawah diri dalam peradapan dengan lingkungan. Jika seseorang tidak mengenal diri bahwa siapa saya ini dan dimana saya tinggal maka dampaknya adalah harga diri kita yang menjadi taruhan baik terhadap diri sendiri maupun dalam lingkungan kita hidup yang mencitrakan nama IPMMO.
Dengan Keakraban Ikatan pelajar dan mahasiswa Moni Kabupaten Intan Jaya ini maka, pertanyaan saya Bisakah Anggota Ipmmo Sejawa dan Bali membawa diri dimana kita tinggal dan di lingkungan Kampus sebagai seorang Pelajar dan Mahasiswa�? Bisakah anggota Ipmmo tetap menjaga citra IPMMO di lingkungan masyarakat di daerah maupun di kota study sejawa dan Bali�..? dan sudahkah anggota Ipmmo sudah mengenal diri masing-masing sebagai seorang individu yang memiliki jati diri/memiliki harga diri sebagai seorang manusia�.?

B. Tantangan Permasalahan Lingkungan Hidup
Meningkatnta Generasi IPMMO sejawa dan Bali merupakan problem yang perlu dihadapi bersama. Akhir-Akhir ini peradapan hidup di lingkungan mahasiswa Papua dan lebih khususnya generasi IPMMO Intan Jaya. Di sejawa dan Bali banyak mengalami masalah beberapa kota study seperti halnya di Yogyakarta muncul polemic antar senior dan junior, kehilangan barang, mengenal dunia malam, di jakarta anggota Ipmmo masuk Tahanan hingga setahun, di Bandung pembunuhan terhadap sesama orang Papua dan di lingkungan kampus banyak anggota ipmmo tidak ikut dalam kegiatan organisai, Bem, seminar, mapala dan merasa minder, lombat semester, sekedar mengejar Gelar, malas-malasan dan lain-lain sebagainya. Sehingga harga diri/jati diri kita sebagai seoranag manusia yang memiliki nilia-nilai yang kodrat di pandang sebagai sesuatu yang tidak berharga dilingkungan kita hidup dan study sejawa bali ini.
Peradapan lingkungan di sejawa bali khususnya anggota Ipmmo se-jawa dan Bali beberapa tahun yang lalu masih bisa dikontrol antara satu dengan yang lain dibandingkan dengan tahun-tahun akhir sekarang ini, terasa adanya perbedaan menyolok. Meningkatnya anggota IPMMO telah membawa suatu tantangan kemajuan besar disamping itu juga terjadi perubahan dalam menghadapi lingkungan yang sangat tidak tentu dalam berbagai permasalahan yang tentunya tidak dapat terkontrol dan juga terjadi pebawahan sikap dan kebiasaan dari daerah semakin memperhatinkan dalam perdapan dengan lingkungan kampus dan tempat tinggal.Kota study masing-masing anggota Ipmmo semakin bertambah, keluar malam dengan sepeda motor, egois, meremekan, merasa sudah bisa sehingga hati merasa senang campur cemas.
Hati senang melihat semakin bertambahnya anggota IPMMO sejawa dan bali namun merasa cemas akan beradapan hidup yang semakin deras ini, apak yang harus diperbuat untuk mengatisipasinya�?
Berbagai masalah dan Gangguan di lingkungan kita tinggal dan study ini, yaitu bahwa kitalah yang penyebab utama timpul permasalahan dalam membawa diri beradapan dengan lingkungan masyarakat dan kampus, dan sisi lain kebiasaan dari daerah masih terbawa dengan egoisnya merasa bisa, senior ada apa dan juga junior ada apa namun kita sendiri belum mengenal diri kita sendiri sejauh mana aku mengenal hal baik dan buruknya yang dapat menghindarkan bahkan ingatlah bahwa manusia adalah serigalah bagi sesama manusia. Setelah mengenal lingkungan sekitar kita perlu menimak hal baik dan buruk yang dapat mengembangkan diri kita dan mengarakan kita ke kebiasaan buruk kita sendiri merusak harga diri sebagai seorang manusia yang punya nilai-nilai luhur dan mengusik lingkungan dimana kita belajar dan kita tinggal maka warga dilingkungan kita bereaksi yang mengorbankan banyak teman dan dalam dunia perguruna tingggi merai gelar namun dalam implemntasi kerja mengyakan dengan tawaran-tawaran dari penguasa yang nantinya dapat merugikan masyarakat umum dimana kita tinggal dan berpijak.
Masalah sekarang adalah bagimana menumbuhkan kesadaran diri dari anggota Ipmmo sendiri dan lingkungan supaya menghadapi tantangan hidup ini dalam mempertahankan harga diri sebagai kaum terpelajar yang pernah kuliah dalam berkehidupan lingkungan dimana kita belajar dan kita tinggal seluru kota study sejawa bali dalam wadah IPMMO. Bagimana proses bawa diri dalam proses menyebarluaskan penghayatan dan penglibatan anggota IPMMO pada proses mengenal harga diri yang selama ini di stigma sebagai orang yang terbelakang dalam berbagai kemajuan di pandang orang lain dan menjajaki kemungkinan peran serta masyarakat di lingkungan umum dan khususnya dimana kita tinggal dan kampus dalam menangapi peradapan lingkungan ini.
Jika kita perhatikan lingkungan disekitar kita, maka teman bisa membawa kita ke hal-hal yang tidak menguntungkan, teman-teman lain berjalan sebagaimana prosedurnya, ada juga yang cari gambang, di lingkungan kita tinggal kita di anggap tukang minum sehingga penolakan kos-kosan, kontrakan bahkan hilanglah harga diri sebagai seorang manusia mengalami putus kuliah, putus asa, berganti. Praktisnya dilingkungan kita mengalami kejahatan hidup yang perlu dihadapi tetapi bukan untuk terbawa arus kegalapan melain merai kemenangan menjadi pahlawan yang nanti mengabdi kepada masyarakat di lingkungan kita khususnya di Intan Jaya.
Apabila kita saling berkait dengan lingkungan pulau jawa cultural yang beraneka ragam multi culture maka kehidupan ini memberikan pelajaran bagi kami untuk beradapan hidup dengan tetap membawa diri di banding dengan cultural di Papua yang rata rata sama dengan kebiasaan sehari-harinya dengan hubungan kait mengkait lebih peka terhadap gangguan lingkungan sekitar kita.
Untuk memberikan pandangan garis besar factor atau cirri baik di lingkungan dimana kita hidup yang selama ini menjadi problem adalah
1. Dilingkungan kita tinggal dalam membawa diri dengan minuman keras yang kurang control
2. Membawa diri dalam peradapan Lingkungan dengan cuek ego dan meras bisa sehingga sebenarnya orang lain mau masukan diabaikan
3. Di kampus malas-malasan
4. Cuek terhadap dosen dan teman-trman dan merasa minder
5. sekedar mencari gelar dll

C. Penyelamatan dan Pencemaran
Dalam pergaulan hidup dan lingkungan pulau Jawa ini kita telah diperhadapkan dan tata cara kehidupan yang sangat deras dalam ruang lingkup peradapan dengan lingkungan beraneka segi. Ini sulit dihindari karena lingkungan hidup yang menyentu berbagai segi kehidupan dan kepentingan harga diri dipertarukan entha segaja atau tidak sengaja mulanya awal coba-coban, menjadi kebiasaan hidup.
Berbagai dampak dilingkungan kita hidup menjadi negative terhadap keberadaan kita akibat satu dua orang menyimpan persoalan secara terus menerus sampung menyampung untuk-generasi-generasi yang akan datang.beberapa sasaran yaitu:
1. Antara anggota Ipmmo dengan lingkungan masyarakat
2. Anatara orang Papua pada umumnya dengan orang sejawa dan Bali
3. Antara anggota IPMMO dengan Panguyuban lain dari Papua
4. Antara sang pencipta dengan Manusia
Beradapan hidup di lingkungan dimana kita tinggal dengan menjaga kewibahan kita membutukan proses secara bertahap. Usaha mengenal lingkungan kita tinggal dan lingkungan kampus dengan mengikuti berbagai kegiatan dalam rangka membekali diri, perlu penyesuai melalui jangka waktu yang panjang dilaksanakan melalui cara yang sekaligus mengindahkan mutu dan harga diri di lingkungan kita belajar dan tinggal
Usah mencapai sasaran meliputi:
1. Penyelamat bagi generasi berikut yang akan datang
2. Pengendalian pencemaran diri sendiri dan organisai IPMMO
3. Beradapan lingkungan dengan lebih sopan santun dan tata keramad i lingkungan kita masing-masing tinggal
4. Pengembangan lingkungan kesadaran lingkungan dikalangan anggota IPMMO, IPMAPA dan dikalangan masyarakat sekitar kita.

Other,s better from on the tex:
1. Utamakan hal-hal yang mengembangkan diri
2. Menghindari hal-hal yang bersifat lingkungan yang membawa kita kearah kerusakan
3. Teman-teman yang sudah kenal dunia pergaulan bebas, minuman keras
4. Ajakan-ajakan yang tidak menguntungkan bagi diri sendiri dan teman seperjuangan
5. Belajar mendengarkan, melibatkan diri dan memberikan solusi
6. Mengenal lingkungan dan tata cara kehidupan dimana kita tinggal
7. Mengenal Kampus/jurusan fakultas dan kosentarasi disiplin ilmu dll
8. Cek di papan pengumunan di masing-masing perguruan tinggi
9. Ikuti kurikulum pendidikan
10. Membekali diri dengan berbagai keterampilan lain dalam dunia pendidikan non-formal
11. dll
Dampak dalam beradapan dengann lingkungan telah menjadi pokus perhatihan dari berbagai kalangan, baik di lingkungan, masyarakat dan sekitarnya. Yang belum siap diri dari berbagai arus perkembanagan ini akan dengan mudahnya terlibat dalam hal baik dan buruk yang tentunya akan membawa kita sendiri kebahagian dan kerugian maka dalam kesempatan ini pula saya menyamapaikan kepada seluru anggota IPMMO sejawa-dan Bali awalilah dengan mengenal diri masing-masing lalu mengenal lingkungan sekitarmu bahwa siapa ini saya dan siapa dia serta dimana saya tinggal agar bisa hidup dalam lingkunagn yang berbeda dengan tata cara kehidupan menjaga harga dirimu serta moral sebagai seorang manusia yang memiliki nilai-nilai yang kodrat.
Yang beruba diri dari beradapan lingkungan baru diucapakan selamat dan maju terus yang tidak mau tauh dengan lingkungan diucapkan. selamat maju terus. Ingat manusia adalah serigalah bagi manusia lain, homo homonym homonipus (Mbula Belau:8)

OLEH:
PASKALIS BELAU
Yogykarta
16 Nop. 2012
loading...

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget