A. Pengenalan Lingkungan
Sudah sejak lama kami lama hidup dalam masyarakat homogen khususnya di dalam kelangan masyarakat Papua, dimana kita lahir dan bertumbu kembang, mengenal ayah, ibu, kakak, adik, keluarga, kampung halaman hingga dunia pendidikan dari Kabupaten Intan Jaya sampai di Pulau Jawa saat ini. Pada massa keakrapan Ikatan Pelajar dan Mahasiswa asal Intan Jaya alangkah indahnya akrab dengan dengan semangat kekeluargaan dalam lingkup social. Sunggupun lingkungan hidup sebagai suatu system tidak dikenal akan perbdaan culture budaya dan tata kehidupan sehari-hari, namun sejak awal sebagai perintis para senioritas Ipmmo sudah beradapan hidup dalam berbagai tantanagan melalui, berbagai proses yang di alami sendiri, mengamati, serta perbandingan dengan daerah kita dengan menerapkan pola hidup yang serasi dengan beradapan hidup di berbagai daerah yang hitrogen dimana kita hidup dan tinggal mengenal lingkungan sekitarnya.
Generasi Ipmmo yang dari awalnya berasal dari masyarakat yang homogen dengan lingkungan hidup yang sama dalam artian sesama masyarakat Papua khususnya masyarakat Intan Jaya menuntut generasi Intan Jaya untuk pengembangan dalam berbagai bidang ilmu pengetahun dengan diperhadapkan dengan lingkungan yang Hetrogen, menggunakan teknologi mau dan tidak mau, suka dan tidak suka kita di tuntut untuk hidup berdapan dengan masyarakat dalam kehidupan social yang berbeda-beda dalam hal tata cara kehidupan dimana kita hidup, tinggal khususnya di berbagai Kota study Se-Jawa Bali dalam proses perkuliahan perlu menyesuaikan diri dengan tata cara kehidupan masyarakat di sekitarnya.
Pada hakekatnya berdasarkan pemahaman penulis pengenalan lingkungan khususnya dalam berdapan lingkungan dimana kita hidup dan study adalah lingkungan kita kos/kontrak, asrama dan tempat kita kuliah. Ini belarti bahwa kos-kosan, kontrakan, asrama di Rt, Rw sekolahan dan Kampus. Sebagaimana kita tinggal bercermin diri belajar, menempu ilmu saat ini. Karena luasnya wilayah sejawa bali maka di setiap kota study masing-masisng sejawa dan Bali. Dalam proses penyesuain lingkungan tidak segambang ibarat memputarbalikan telapak tangan namun melalui proses dengan berbagai tahapan antara lain mengamati tata cara kehidupan di sekitar kita, mengikuti kegiatan social lainnya melalui RT/RW dan di kampus melalui Mos, Mapala, seminar dan Bem serta berbagai kegiatan kemajuan baik fomal di kampus maupun non formal di luar kampus.
Pada intinya generasi Papua pada umumnya dan khususnya Anggota IPMMO Se-jawa dan Bali berhadapan dengan berbagai persoalan yang muncul dalam peradapan dengan lingkungan baik di lingkungan masyarakat RT/RW, Kos-Kosan dan di lingkungan Kampus yang menjadi tantangan permasalahan yang timbul baik yang dilakukan oleh kakak yang lebih dulu ada maupun adik yang baru datang antara lain. Semakin meningkatnya anggota IPMMO Sejawa Bali, pergaulan bebas yang muncul, minuman keras, obat-obatan terlarang, egoisme antara satu dengan yang lain, yang terus muncul tentu akan dampaknya sangat besar bagi adik-adik yang baru datang maupun yang sudah lama disini.
Secara perorangan sejauh ini generasi IPMMO telah beradapan hidup dengan lingkungan, dan mencetuskan masalah di berbagai daerah di Kota study masing-masing lingkungan kita tinggal, namun belum memperoleh citra yang baik di lingkungan pulau jawa dengan berbagai stigmasisasi seperti pemabuk, pencuri, pemalasa dan lainya sebagainya. Dengan meningkatnya Geneasi IPMMO sejawa Bali bertambah dengan berbagai latarbelakang sifat, cara perlu mengubah pola hidup yang dasyat yang timbul masalah dalam lingkungan hidup yang harus ditanggapi sebagai serasa dan seperjuangan di tanah perjuangan. Hal ini terutama di Kalangan anak-anak Papua lebih khususnya generasi Inatan Jaya.
Perkembanagan ini tidak terlepas dari lingkungan kampus dimana kita kuliah, menimpa ilmu dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, saya menangkapi masalah lingkungan hidup secara global di berbagai institusi perguruan tinggi di sejawa dan bali sering melakukukan mos mos masa orientasi siswa, Mapala, Bem, dan seminar-seminar sebagai persiapan diri dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan kampus dan global saat ini.
Dengan diselenggarakan Makrab Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Moni sejawa dan Bali setiap tahun di sejawa dan Bali yang dikuti oleh seluruh anggota IPMMO, sebenarnya awal yang paling penting, namun dalam perjalanan selama ini berdasarkan pengamatan berbagai ego yang muncul, merassa bisa, merasa senioritas, merasa junioritas sehingga dapak daripada itu telah mencemarkan nama baik IPMMO, selain itu cederung dalam dunia pendidikan di stigma sebagai Papua belum memiliki SDM yang profsional berdasarkan disiplin ilmu yang di miliki dan cenderung lari mencari Injaza bukan melalui proses, jabatan semata, kedudukan yang pada dasarkan merugikan diri sendiri, lingkungan masyarakat dimana kita hidup dan bekerja. Hal-hal ini pada akhirnya juga akan dipertanggungjawabkan melalui profesi dan gelar yang kita raih mealalui berbagai beradapan lingkungan dan proses kerja di Lapangan khususnya di Intan Jaya.
Sejawa dan bali adalah daerah dimana kita berkembang, sehingga masalah pokok adalah penyesuaian dengan lingkungan di setiap kota study dimana kita tinggal, beradapan dengan warga disekitar menujukan jati diri kita sebagai seorang mahasiswa dan pelajar meletakan landasan menghilangkan imits-imits atau stigma buruk, seperti pemabuk yang di tujukan kepada orang Papua Pada umumnya dan khususnya Ipmmo. Dalam membawah perubahan menghilangkan stigmasisasi terhadap orang Papua di sejawa-bali, seluru anggota Ipmmo di tuntut membawah diri dalam peradapan dengan lingkungan. Jika seseorang tidak mengenal diri bahwa siapa saya ini dan dimana saya tinggal maka dampaknya adalah harga diri kita yang menjadi taruhan baik terhadap diri sendiri maupun dalam lingkungan kita hidup yang mencitrakan nama IPMMO.
Dengan Keakraban Ikatan pelajar dan mahasiswa Moni Kabupaten Intan Jaya ini maka, pertanyaan saya Bisakah Anggota Ipmmo Sejawa dan Bali membawa diri dimana kita tinggal dan di lingkungan Kampus sebagai seorang Pelajar dan Mahasiswa�? Bisakah anggota Ipmmo tetap menjaga citra IPMMO di lingkungan masyarakat di daerah maupun di kota study sejawa dan Bali�..? dan sudahkah anggota Ipmmo sudah mengenal diri masing-masing sebagai seorang individu yang memiliki jati diri/memiliki harga diri sebagai seorang manusia�.?
B. Tantangan Permasalahan Lingkungan Hidup
Meningkatnta Generasi IPMMO sejawa dan Bali merupakan problem yang perlu dihadapi bersama. Akhir-Akhir ini peradapan hidup di lingkungan mahasiswa Papua dan lebih khususnya generasi IPMMO Intan Jaya. Di sejawa dan Bali banyak mengalami masalah beberapa kota study seperti halnya di Yogyakarta muncul polemic antar senior dan junior, kehilangan barang, mengenal dunia malam, di jakarta anggota Ipmmo masuk Tahanan hingga setahun, di Bandung pembunuhan terhadap sesama orang Papua dan di lingkungan kampus banyak anggota ipmmo tidak ikut dalam kegiatan organisai, Bem, seminar, mapala dan merasa minder, lombat semester, sekedar mengejar Gelar, malas-malasan dan lain-lain sebagainya. Sehingga harga diri/jati diri kita sebagai seoranag manusia yang memiliki nilia-nilai yang kodrat di pandang sebagai sesuatu yang tidak berharga dilingkungan kita hidup dan study sejawa bali ini.
Peradapan lingkungan di sejawa bali khususnya anggota Ipmmo se-jawa dan Bali beberapa tahun yang lalu masih bisa dikontrol antara satu dengan yang lain dibandingkan dengan tahun-tahun akhir sekarang ini, terasa adanya perbedaan menyolok. Meningkatnya anggota IPMMO telah membawa suatu tantangan kemajuan besar disamping itu juga terjadi perubahan dalam menghadapi lingkungan yang sangat tidak tentu dalam berbagai permasalahan yang tentunya tidak dapat terkontrol dan juga terjadi pebawahan sikap dan kebiasaan dari daerah semakin memperhatinkan dalam perdapan dengan lingkungan kampus dan tempat tinggal.Kota study masing-masing anggota Ipmmo semakin bertambah, keluar malam dengan sepeda motor, egois, meremekan, merasa sudah bisa sehingga hati merasa senang campur cemas.
Hati senang melihat semakin bertambahnya anggota IPMMO sejawa dan bali namun merasa cemas akan beradapan hidup yang semakin deras ini, apak yang harus diperbuat untuk mengatisipasinya�?
Berbagai masalah dan Gangguan di lingkungan kita tinggal dan study ini, yaitu bahwa kitalah yang penyebab utama timpul permasalahan dalam membawa diri beradapan dengan lingkungan masyarakat dan kampus, dan sisi lain kebiasaan dari daerah masih terbawa dengan egoisnya merasa bisa, senior ada apa dan juga junior ada apa namun kita sendiri belum mengenal diri kita sendiri sejauh mana aku mengenal hal baik dan buruknya yang dapat menghindarkan bahkan ingatlah bahwa manusia adalah serigalah bagi sesama manusia. Setelah mengenal lingkungan sekitar kita perlu menimak hal baik dan buruk yang dapat mengembangkan diri kita dan mengarakan kita ke kebiasaan buruk kita sendiri merusak harga diri sebagai seorang manusia yang punya nilai-nilai luhur dan mengusik lingkungan dimana kita belajar dan kita tinggal maka warga dilingkungan kita bereaksi yang mengorbankan banyak teman dan dalam dunia perguruna tingggi merai gelar namun dalam implemntasi kerja mengyakan dengan tawaran-tawaran dari penguasa yang nantinya dapat merugikan masyarakat umum dimana kita tinggal dan berpijak.
Masalah sekarang adalah bagimana menumbuhkan kesadaran diri dari anggota Ipmmo sendiri dan lingkungan supaya menghadapi tantangan hidup ini dalam mempertahankan harga diri sebagai kaum terpelajar yang pernah kuliah dalam berkehidupan lingkungan dimana kita belajar dan kita tinggal seluru kota study sejawa bali dalam wadah IPMMO. Bagimana proses bawa diri dalam proses menyebarluaskan penghayatan dan penglibatan anggota IPMMO pada proses mengenal harga diri yang selama ini di stigma sebagai orang yang terbelakang dalam berbagai kemajuan di pandang orang lain dan menjajaki kemungkinan peran serta masyarakat di lingkungan umum dan khususnya dimana kita tinggal dan kampus dalam menangapi peradapan lingkungan ini.
Jika kita perhatikan lingkungan disekitar kita, maka teman bisa membawa kita ke hal-hal yang tidak menguntungkan, teman-teman lain berjalan sebagaimana prosedurnya, ada juga yang cari gambang, di lingkungan kita tinggal kita di anggap tukang minum sehingga penolakan kos-kosan, kontrakan bahkan hilanglah harga diri sebagai seorang manusia mengalami putus kuliah, putus asa, berganti. Praktisnya dilingkungan kita mengalami kejahatan hidup yang perlu dihadapi tetapi bukan untuk terbawa arus kegalapan melain merai kemenangan menjadi pahlawan yang nanti mengabdi kepada masyarakat di lingkungan kita khususnya di Intan Jaya.
Apabila kita saling berkait dengan lingkungan pulau jawa cultural yang beraneka ragam multi culture maka kehidupan ini memberikan pelajaran bagi kami untuk beradapan hidup dengan tetap membawa diri di banding dengan cultural di Papua yang rata rata sama dengan kebiasaan sehari-harinya dengan hubungan kait mengkait lebih peka terhadap gangguan lingkungan sekitar kita.
Untuk memberikan pandangan garis besar factor atau cirri baik di lingkungan dimana kita hidup yang selama ini menjadi problem adalah
1. Dilingkungan kita tinggal dalam membawa diri dengan minuman keras yang kurang control
2. Membawa diri dalam peradapan Lingkungan dengan cuek ego dan meras bisa sehingga sebenarnya orang lain mau masukan diabaikan
3. Di kampus malas-malasan
4. Cuek terhadap dosen dan teman-trman dan merasa minder
5. sekedar mencari gelar dll
C. Penyelamatan dan Pencemaran
Dalam pergaulan hidup dan lingkungan pulau Jawa ini kita telah diperhadapkan dan tata cara kehidupan yang sangat deras dalam ruang lingkup peradapan dengan lingkungan beraneka segi. Ini sulit dihindari karena lingkungan hidup yang menyentu berbagai segi kehidupan dan kepentingan harga diri dipertarukan entha segaja atau tidak sengaja mulanya awal coba-coban, menjadi kebiasaan hidup.
Berbagai dampak dilingkungan kita hidup menjadi negative terhadap keberadaan kita akibat satu dua orang menyimpan persoalan secara terus menerus sampung menyampung untuk-generasi-generasi yang akan datang.beberapa sasaran yaitu:
1. Antara anggota Ipmmo dengan lingkungan masyarakat
2. Anatara orang Papua pada umumnya dengan orang sejawa dan Bali
3. Antara anggota IPMMO dengan Panguyuban lain dari Papua
4. Antara sang pencipta dengan Manusia
Beradapan hidup di lingkungan dimana kita tinggal dengan menjaga kewibahan kita membutukan proses secara bertahap. Usaha mengenal lingkungan kita tinggal dan lingkungan kampus dengan mengikuti berbagai kegiatan dalam rangka membekali diri, perlu penyesuai melalui jangka waktu yang panjang dilaksanakan melalui cara yang sekaligus mengindahkan mutu dan harga diri di lingkungan kita belajar dan tinggal
Usah mencapai sasaran meliputi:
1. Penyelamat bagi generasi berikut yang akan datang
2. Pengendalian pencemaran diri sendiri dan organisai IPMMO
3. Beradapan lingkungan dengan lebih sopan santun dan tata keramad i lingkungan kita masing-masing tinggal
4. Pengembangan lingkungan kesadaran lingkungan dikalangan anggota IPMMO, IPMAPA dan dikalangan masyarakat sekitar kita.
Other,s better from on the tex:
1. Utamakan hal-hal yang mengembangkan diri
2. Menghindari hal-hal yang bersifat lingkungan yang membawa kita kearah kerusakan
3. Teman-teman yang sudah kenal dunia pergaulan bebas, minuman keras
4. Ajakan-ajakan yang tidak menguntungkan bagi diri sendiri dan teman seperjuangan
5. Belajar mendengarkan, melibatkan diri dan memberikan solusi
6. Mengenal lingkungan dan tata cara kehidupan dimana kita tinggal
7. Mengenal Kampus/jurusan fakultas dan kosentarasi disiplin ilmu dll
8. Cek di papan pengumunan di masing-masing perguruan tinggi
9. Ikuti kurikulum pendidikan
10. Membekali diri dengan berbagai keterampilan lain dalam dunia pendidikan non-formal
11. dll
Dampak dalam beradapan dengann lingkungan telah menjadi pokus perhatihan dari berbagai kalangan, baik di lingkungan, masyarakat dan sekitarnya. Yang belum siap diri dari berbagai arus perkembanagan ini akan dengan mudahnya terlibat dalam hal baik dan buruk yang tentunya akan membawa kita sendiri kebahagian dan kerugian maka dalam kesempatan ini pula saya menyamapaikan kepada seluru anggota IPMMO sejawa-dan Bali awalilah dengan mengenal diri masing-masing lalu mengenal lingkungan sekitarmu bahwa siapa ini saya dan siapa dia serta dimana saya tinggal agar bisa hidup dalam lingkunagn yang berbeda dengan tata cara kehidupan menjaga harga dirimu serta moral sebagai seorang manusia yang memiliki nilai-nilai yang kodrat.
Yang beruba diri dari beradapan lingkungan baru diucapakan selamat dan maju terus yang tidak mau tauh dengan lingkungan diucapkan. selamat maju terus. Ingat manusia adalah serigalah bagi manusia lain, homo homonym homonipus (Mbula Belau:8)
Sudah sejak lama kami lama hidup dalam masyarakat homogen khususnya di dalam kelangan masyarakat Papua, dimana kita lahir dan bertumbu kembang, mengenal ayah, ibu, kakak, adik, keluarga, kampung halaman hingga dunia pendidikan dari Kabupaten Intan Jaya sampai di Pulau Jawa saat ini. Pada massa keakrapan Ikatan Pelajar dan Mahasiswa asal Intan Jaya alangkah indahnya akrab dengan dengan semangat kekeluargaan dalam lingkup social. Sunggupun lingkungan hidup sebagai suatu system tidak dikenal akan perbdaan culture budaya dan tata kehidupan sehari-hari, namun sejak awal sebagai perintis para senioritas Ipmmo sudah beradapan hidup dalam berbagai tantanagan melalui, berbagai proses yang di alami sendiri, mengamati, serta perbandingan dengan daerah kita dengan menerapkan pola hidup yang serasi dengan beradapan hidup di berbagai daerah yang hitrogen dimana kita hidup dan tinggal mengenal lingkungan sekitarnya.
Generasi Ipmmo yang dari awalnya berasal dari masyarakat yang homogen dengan lingkungan hidup yang sama dalam artian sesama masyarakat Papua khususnya masyarakat Intan Jaya menuntut generasi Intan Jaya untuk pengembangan dalam berbagai bidang ilmu pengetahun dengan diperhadapkan dengan lingkungan yang Hetrogen, menggunakan teknologi mau dan tidak mau, suka dan tidak suka kita di tuntut untuk hidup berdapan dengan masyarakat dalam kehidupan social yang berbeda-beda dalam hal tata cara kehidupan dimana kita hidup, tinggal khususnya di berbagai Kota study Se-Jawa Bali dalam proses perkuliahan perlu menyesuaikan diri dengan tata cara kehidupan masyarakat di sekitarnya.
Pada hakekatnya berdasarkan pemahaman penulis pengenalan lingkungan khususnya dalam berdapan lingkungan dimana kita hidup dan study adalah lingkungan kita kos/kontrak, asrama dan tempat kita kuliah. Ini belarti bahwa kos-kosan, kontrakan, asrama di Rt, Rw sekolahan dan Kampus. Sebagaimana kita tinggal bercermin diri belajar, menempu ilmu saat ini. Karena luasnya wilayah sejawa bali maka di setiap kota study masing-masisng sejawa dan Bali. Dalam proses penyesuain lingkungan tidak segambang ibarat memputarbalikan telapak tangan namun melalui proses dengan berbagai tahapan antara lain mengamati tata cara kehidupan di sekitar kita, mengikuti kegiatan social lainnya melalui RT/RW dan di kampus melalui Mos, Mapala, seminar dan Bem serta berbagai kegiatan kemajuan baik fomal di kampus maupun non formal di luar kampus.
Pada intinya generasi Papua pada umumnya dan khususnya Anggota IPMMO Se-jawa dan Bali berhadapan dengan berbagai persoalan yang muncul dalam peradapan dengan lingkungan baik di lingkungan masyarakat RT/RW, Kos-Kosan dan di lingkungan Kampus yang menjadi tantangan permasalahan yang timbul baik yang dilakukan oleh kakak yang lebih dulu ada maupun adik yang baru datang antara lain. Semakin meningkatnya anggota IPMMO Sejawa Bali, pergaulan bebas yang muncul, minuman keras, obat-obatan terlarang, egoisme antara satu dengan yang lain, yang terus muncul tentu akan dampaknya sangat besar bagi adik-adik yang baru datang maupun yang sudah lama disini.
Secara perorangan sejauh ini generasi IPMMO telah beradapan hidup dengan lingkungan, dan mencetuskan masalah di berbagai daerah di Kota study masing-masing lingkungan kita tinggal, namun belum memperoleh citra yang baik di lingkungan pulau jawa dengan berbagai stigmasisasi seperti pemabuk, pencuri, pemalasa dan lainya sebagainya. Dengan meningkatnya Geneasi IPMMO sejawa Bali bertambah dengan berbagai latarbelakang sifat, cara perlu mengubah pola hidup yang dasyat yang timbul masalah dalam lingkungan hidup yang harus ditanggapi sebagai serasa dan seperjuangan di tanah perjuangan. Hal ini terutama di Kalangan anak-anak Papua lebih khususnya generasi Inatan Jaya.
Perkembanagan ini tidak terlepas dari lingkungan kampus dimana kita kuliah, menimpa ilmu dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, saya menangkapi masalah lingkungan hidup secara global di berbagai institusi perguruan tinggi di sejawa dan bali sering melakukukan mos mos masa orientasi siswa, Mapala, Bem, dan seminar-seminar sebagai persiapan diri dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan kampus dan global saat ini.
Dengan diselenggarakan Makrab Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Moni sejawa dan Bali setiap tahun di sejawa dan Bali yang dikuti oleh seluruh anggota IPMMO, sebenarnya awal yang paling penting, namun dalam perjalanan selama ini berdasarkan pengamatan berbagai ego yang muncul, merassa bisa, merasa senioritas, merasa junioritas sehingga dapak daripada itu telah mencemarkan nama baik IPMMO, selain itu cederung dalam dunia pendidikan di stigma sebagai Papua belum memiliki SDM yang profsional berdasarkan disiplin ilmu yang di miliki dan cenderung lari mencari Injaza bukan melalui proses, jabatan semata, kedudukan yang pada dasarkan merugikan diri sendiri, lingkungan masyarakat dimana kita hidup dan bekerja. Hal-hal ini pada akhirnya juga akan dipertanggungjawabkan melalui profesi dan gelar yang kita raih mealalui berbagai beradapan lingkungan dan proses kerja di Lapangan khususnya di Intan Jaya.
Sejawa dan bali adalah daerah dimana kita berkembang, sehingga masalah pokok adalah penyesuaian dengan lingkungan di setiap kota study dimana kita tinggal, beradapan dengan warga disekitar menujukan jati diri kita sebagai seorang mahasiswa dan pelajar meletakan landasan menghilangkan imits-imits atau stigma buruk, seperti pemabuk yang di tujukan kepada orang Papua Pada umumnya dan khususnya Ipmmo. Dalam membawah perubahan menghilangkan stigmasisasi terhadap orang Papua di sejawa-bali, seluru anggota Ipmmo di tuntut membawah diri dalam peradapan dengan lingkungan. Jika seseorang tidak mengenal diri bahwa siapa saya ini dan dimana saya tinggal maka dampaknya adalah harga diri kita yang menjadi taruhan baik terhadap diri sendiri maupun dalam lingkungan kita hidup yang mencitrakan nama IPMMO.
Dengan Keakraban Ikatan pelajar dan mahasiswa Moni Kabupaten Intan Jaya ini maka, pertanyaan saya Bisakah Anggota Ipmmo Sejawa dan Bali membawa diri dimana kita tinggal dan di lingkungan Kampus sebagai seorang Pelajar dan Mahasiswa�? Bisakah anggota Ipmmo tetap menjaga citra IPMMO di lingkungan masyarakat di daerah maupun di kota study sejawa dan Bali�..? dan sudahkah anggota Ipmmo sudah mengenal diri masing-masing sebagai seorang individu yang memiliki jati diri/memiliki harga diri sebagai seorang manusia�.?
B. Tantangan Permasalahan Lingkungan Hidup
Meningkatnta Generasi IPMMO sejawa dan Bali merupakan problem yang perlu dihadapi bersama. Akhir-Akhir ini peradapan hidup di lingkungan mahasiswa Papua dan lebih khususnya generasi IPMMO Intan Jaya. Di sejawa dan Bali banyak mengalami masalah beberapa kota study seperti halnya di Yogyakarta muncul polemic antar senior dan junior, kehilangan barang, mengenal dunia malam, di jakarta anggota Ipmmo masuk Tahanan hingga setahun, di Bandung pembunuhan terhadap sesama orang Papua dan di lingkungan kampus banyak anggota ipmmo tidak ikut dalam kegiatan organisai, Bem, seminar, mapala dan merasa minder, lombat semester, sekedar mengejar Gelar, malas-malasan dan lain-lain sebagainya. Sehingga harga diri/jati diri kita sebagai seoranag manusia yang memiliki nilia-nilai yang kodrat di pandang sebagai sesuatu yang tidak berharga dilingkungan kita hidup dan study sejawa bali ini.
Peradapan lingkungan di sejawa bali khususnya anggota Ipmmo se-jawa dan Bali beberapa tahun yang lalu masih bisa dikontrol antara satu dengan yang lain dibandingkan dengan tahun-tahun akhir sekarang ini, terasa adanya perbedaan menyolok. Meningkatnya anggota IPMMO telah membawa suatu tantangan kemajuan besar disamping itu juga terjadi perubahan dalam menghadapi lingkungan yang sangat tidak tentu dalam berbagai permasalahan yang tentunya tidak dapat terkontrol dan juga terjadi pebawahan sikap dan kebiasaan dari daerah semakin memperhatinkan dalam perdapan dengan lingkungan kampus dan tempat tinggal.Kota study masing-masing anggota Ipmmo semakin bertambah, keluar malam dengan sepeda motor, egois, meremekan, merasa sudah bisa sehingga hati merasa senang campur cemas.
Hati senang melihat semakin bertambahnya anggota IPMMO sejawa dan bali namun merasa cemas akan beradapan hidup yang semakin deras ini, apak yang harus diperbuat untuk mengatisipasinya�?
Berbagai masalah dan Gangguan di lingkungan kita tinggal dan study ini, yaitu bahwa kitalah yang penyebab utama timpul permasalahan dalam membawa diri beradapan dengan lingkungan masyarakat dan kampus, dan sisi lain kebiasaan dari daerah masih terbawa dengan egoisnya merasa bisa, senior ada apa dan juga junior ada apa namun kita sendiri belum mengenal diri kita sendiri sejauh mana aku mengenal hal baik dan buruknya yang dapat menghindarkan bahkan ingatlah bahwa manusia adalah serigalah bagi sesama manusia. Setelah mengenal lingkungan sekitar kita perlu menimak hal baik dan buruk yang dapat mengembangkan diri kita dan mengarakan kita ke kebiasaan buruk kita sendiri merusak harga diri sebagai seorang manusia yang punya nilai-nilai luhur dan mengusik lingkungan dimana kita belajar dan kita tinggal maka warga dilingkungan kita bereaksi yang mengorbankan banyak teman dan dalam dunia perguruna tingggi merai gelar namun dalam implemntasi kerja mengyakan dengan tawaran-tawaran dari penguasa yang nantinya dapat merugikan masyarakat umum dimana kita tinggal dan berpijak.
Masalah sekarang adalah bagimana menumbuhkan kesadaran diri dari anggota Ipmmo sendiri dan lingkungan supaya menghadapi tantangan hidup ini dalam mempertahankan harga diri sebagai kaum terpelajar yang pernah kuliah dalam berkehidupan lingkungan dimana kita belajar dan kita tinggal seluru kota study sejawa bali dalam wadah IPMMO. Bagimana proses bawa diri dalam proses menyebarluaskan penghayatan dan penglibatan anggota IPMMO pada proses mengenal harga diri yang selama ini di stigma sebagai orang yang terbelakang dalam berbagai kemajuan di pandang orang lain dan menjajaki kemungkinan peran serta masyarakat di lingkungan umum dan khususnya dimana kita tinggal dan kampus dalam menangapi peradapan lingkungan ini.
Jika kita perhatikan lingkungan disekitar kita, maka teman bisa membawa kita ke hal-hal yang tidak menguntungkan, teman-teman lain berjalan sebagaimana prosedurnya, ada juga yang cari gambang, di lingkungan kita tinggal kita di anggap tukang minum sehingga penolakan kos-kosan, kontrakan bahkan hilanglah harga diri sebagai seorang manusia mengalami putus kuliah, putus asa, berganti. Praktisnya dilingkungan kita mengalami kejahatan hidup yang perlu dihadapi tetapi bukan untuk terbawa arus kegalapan melain merai kemenangan menjadi pahlawan yang nanti mengabdi kepada masyarakat di lingkungan kita khususnya di Intan Jaya.
Apabila kita saling berkait dengan lingkungan pulau jawa cultural yang beraneka ragam multi culture maka kehidupan ini memberikan pelajaran bagi kami untuk beradapan hidup dengan tetap membawa diri di banding dengan cultural di Papua yang rata rata sama dengan kebiasaan sehari-harinya dengan hubungan kait mengkait lebih peka terhadap gangguan lingkungan sekitar kita.
Untuk memberikan pandangan garis besar factor atau cirri baik di lingkungan dimana kita hidup yang selama ini menjadi problem adalah
1. Dilingkungan kita tinggal dalam membawa diri dengan minuman keras yang kurang control
2. Membawa diri dalam peradapan Lingkungan dengan cuek ego dan meras bisa sehingga sebenarnya orang lain mau masukan diabaikan
3. Di kampus malas-malasan
4. Cuek terhadap dosen dan teman-trman dan merasa minder
5. sekedar mencari gelar dll
C. Penyelamatan dan Pencemaran
Dalam pergaulan hidup dan lingkungan pulau Jawa ini kita telah diperhadapkan dan tata cara kehidupan yang sangat deras dalam ruang lingkup peradapan dengan lingkungan beraneka segi. Ini sulit dihindari karena lingkungan hidup yang menyentu berbagai segi kehidupan dan kepentingan harga diri dipertarukan entha segaja atau tidak sengaja mulanya awal coba-coban, menjadi kebiasaan hidup.
Berbagai dampak dilingkungan kita hidup menjadi negative terhadap keberadaan kita akibat satu dua orang menyimpan persoalan secara terus menerus sampung menyampung untuk-generasi-generasi yang akan datang.beberapa sasaran yaitu:
1. Antara anggota Ipmmo dengan lingkungan masyarakat
2. Anatara orang Papua pada umumnya dengan orang sejawa dan Bali
3. Antara anggota IPMMO dengan Panguyuban lain dari Papua
4. Antara sang pencipta dengan Manusia
Beradapan hidup di lingkungan dimana kita tinggal dengan menjaga kewibahan kita membutukan proses secara bertahap. Usaha mengenal lingkungan kita tinggal dan lingkungan kampus dengan mengikuti berbagai kegiatan dalam rangka membekali diri, perlu penyesuai melalui jangka waktu yang panjang dilaksanakan melalui cara yang sekaligus mengindahkan mutu dan harga diri di lingkungan kita belajar dan tinggal
Usah mencapai sasaran meliputi:
1. Penyelamat bagi generasi berikut yang akan datang
2. Pengendalian pencemaran diri sendiri dan organisai IPMMO
3. Beradapan lingkungan dengan lebih sopan santun dan tata keramad i lingkungan kita masing-masing tinggal
4. Pengembangan lingkungan kesadaran lingkungan dikalangan anggota IPMMO, IPMAPA dan dikalangan masyarakat sekitar kita.
Other,s better from on the tex:
1. Utamakan hal-hal yang mengembangkan diri
2. Menghindari hal-hal yang bersifat lingkungan yang membawa kita kearah kerusakan
3. Teman-teman yang sudah kenal dunia pergaulan bebas, minuman keras
4. Ajakan-ajakan yang tidak menguntungkan bagi diri sendiri dan teman seperjuangan
5. Belajar mendengarkan, melibatkan diri dan memberikan solusi
6. Mengenal lingkungan dan tata cara kehidupan dimana kita tinggal
7. Mengenal Kampus/jurusan fakultas dan kosentarasi disiplin ilmu dll
8. Cek di papan pengumunan di masing-masing perguruan tinggi
9. Ikuti kurikulum pendidikan
10. Membekali diri dengan berbagai keterampilan lain dalam dunia pendidikan non-formal
11. dll
Dampak dalam beradapan dengann lingkungan telah menjadi pokus perhatihan dari berbagai kalangan, baik di lingkungan, masyarakat dan sekitarnya. Yang belum siap diri dari berbagai arus perkembanagan ini akan dengan mudahnya terlibat dalam hal baik dan buruk yang tentunya akan membawa kita sendiri kebahagian dan kerugian maka dalam kesempatan ini pula saya menyamapaikan kepada seluru anggota IPMMO sejawa-dan Bali awalilah dengan mengenal diri masing-masing lalu mengenal lingkungan sekitarmu bahwa siapa ini saya dan siapa dia serta dimana saya tinggal agar bisa hidup dalam lingkunagn yang berbeda dengan tata cara kehidupan menjaga harga dirimu serta moral sebagai seorang manusia yang memiliki nilai-nilai yang kodrat.
Yang beruba diri dari beradapan lingkungan baru diucapakan selamat dan maju terus yang tidak mau tauh dengan lingkungan diucapkan. selamat maju terus. Ingat manusia adalah serigalah bagi manusia lain, homo homonym homonipus (Mbula Belau:8)
OLEH:
PASKALIS BELAU
Yogykarta
16 Nop. 2012
PASKALIS BELAU
Yogykarta
16 Nop. 2012
loading...
Post a Comment