Biografi - Mengenakan kemeja putih dipadu peci hitam, pasangan ini diantar ratusan relawan dan kader partai pendukungnya. Tiba di Kantor KIP sekitar pukul 09.30 WIB, Irwandi-Nova turut didampingi Wasekjen Demokrat yang juga anggota DPR RI Rifky Harsa. Turut hadir Ketua PDIP Aceh Karimun Usman, Ketua PNA Mukhsalmina, Ketua PDA Teungku Muhibussabri, petinggi PKB, serta mantan Walikota dan Wakil Walikota Sabang Munawar Liza Zainal dan Islamuddin.
“Dari jalur independen saja saya optimis, apalagi kini bersama partai,” tutur Irwandi Yusuf kala itu.
Dukungan sejumlah Parpol pengusung terbilang tidak mudah diperoleh Irwandi. Selama berbulan-bulan Irwandi getol melobi partai pengusung. Sejak menggelar pertemuan pertama kali dengan Ketua DPP Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo pada Rabu, 8 Juni 2016, wacana menduetkan Irwandi dengan kader Demokrat sudah dimunculkan. Kala itu, rapat yang berlangsung di kantor Partai Demokrat ini juga dihadiri Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) T Rifky Harsya, Ketua DPD Demokrat Aceh Nova Iriansyah dan Muslem, anggota DPR RI asal Aceh. Sementara itu, Irwandi ditemani Nico dan Sayuti Abubakar.
Pembahasan berlanjut terkait deal politik kedua belah pihak, yakni membahas komitmen Demokrat untuk mendukung Irwandi Yusuf. Namun, Demokrat mengajukan syarat, bakal calon wakil harus dari Demokrat.
Dalam pertemuan itu, nama kader Demokrat yang akan dipasangkan dengan Irwandi telah mengerucut ke satu nama, yakni Nova Iriansyah.
Irwandi juga diketahui menemui Ketua Umum PPP Romahurmuziy dan Wakil Sekjen NasDem yang juga Sekretaris Bapilu NasDem, Willy Aditya. Namun, meski memberi apresiasi kepada Irwandi, kedua partai ini diketahui pada akhirnya tak jadi mengusung Irwandi.
Janji Demokrat akan menyerahkan dukungan sepekan setelah pertemuan di Kantor DPP malah molor. Ia lantas melobi Golkar. Irwandi membuat bargaining dengan Setya Novanto.
Pada Kamis 14 Juli 2016, Irwandi sempat menemui Setya Novanto di rumahnya. Hadir dalam pertemuan itu Sekretaris Jendral Golkar Idrus Marham beserta sejumlah petinggi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar. Didampingi Ketua Umum PNA Irwansyah, Irwandi mengutarakan keinginannya agar diusung Golkar. Meski begitu, dalam rapat tersebut, Irwandi menyampaikan bahwa dirinya masih menunggu surat dukungan resmi dari Demokrat.
Hanya saja, Irwandi berjanji siapapun partai yang terlebih dahulu mengeluarkan dukungan resmi, akan diberikan kewenangan menunjuk wakil.
Mendapat sinyal Golkar, Irwandi menjadi tenang. Namun, sepekan kemudian, janji keluarnya dukungan resmi Golkar tak terealisasi. Irwandi panik. Walau tidak mengakui disandera oleh kepentingan Parpol, Irwandi menyiapkan langkah antispasi. Gubernur pertama di Indonesia yang terpilih dari jalur indpenden ini memerintahkan relawannya segera mengumpulkan KTP karena masa penyerahan dukungan dari jalur indpenden sudah di depan mata.
Dia dan timnya pun mengumpulan KTP dukungan. Bahkan, dalam dua minggu, kubunya mengklaim berhasil meraup 180 ribu lembar fotokopi KTP. “Ada yang datang menyerahkan sendiri KTP mereka ke pos-pos kami di seluruh Aceh dan sekaligus mendaftarkan diri menjadi relawan. Saya terharu dengan dukungan luar biasa itu dan mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya, dan hormat setinggi-tingginya,” sebut Irwandi, Sabtu (7/8/2016).
Irwandi Yusuf akhirnya dipastikan maju dari jalur partai politik setelah mendapat surat rekomendasi Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat. Dia resmi dipasangkan dengan Nova Iriansyah pada Pilkada 2017.
Pada Jumat, Jumat, 5 Agustus 2016, pasangan Irwandi-Nova menandatangani pakta integritas Partai Demokrat di Taman Partai Politik Wisma Proklamasi, Jakarta Pusat. Penetapan keduanya berdasarkan hasil keputusan dalam sidang Majelis Tinggi Partai Demokrat, Kamis (04/08/16).
Meski akhirnya tidak diusung Golkar, karena partai beringin akhirnya mendukung Tarmizi Karim, Irwandi mengatakan semalam sebelum keputusan tersebut keluar, dirinya sempat menjumpai Nurdin Halid di Hermes Hotel, Kamis, 25 Agustus 2016. Kala itu, Halid menyatakan dukungan Golkar masih mengarah ke Irwandi. Namun keesokan harinya, keputusan Golkar sebaliknya. Golkar justru mendukung Tarmizi Karim.
“Nurdin Halid sudah menceritakan kepada saya kenapa Golkar mendukung (Tarmizi Karim), namun tak etis saya menjelaskannya,” ungkap Irwandi.
Sebelum bertemu Halid, Irwandi juga menerima kunjungan sejumlah Ketua DPD II Golkar dari berbagai daerah di Aceh. Dirinya tak merinci siapa saja Ketua DPD yang hadir. “Saya tak hitung, sekitar 10 hingga 12 Ketua DPD II Golkar datang ke rumah dan mereka menyatakan mendukung saya meskipun nantinya DPP memutuskan mendukung orang lain,” ujar Irwandi.
Pasangan ini pun akhirnya diusung oleh empat partai dan satu partai pendukung. Tercatat, Partai Demokrat, Partai Nasional Aceh, Partai Damai Aceh, dan Partai Kebangkitan Bangsa mengusung pasangan tersebut dengan total 13 kursi di DPRA. Sementara PDI-P yang tak punya kursi di Parlemen Aceh di detik-detik terakhir akhirnya ikut mendukung pasangan yang mengusung jargon ‘Pilkada Halal’ ini.[Sumber: pikiranmerdeka.co]
“Dari jalur independen saja saya optimis, apalagi kini bersama partai,” tutur Irwandi Yusuf kala itu.
Dukungan sejumlah Parpol pengusung terbilang tidak mudah diperoleh Irwandi. Selama berbulan-bulan Irwandi getol melobi partai pengusung. Sejak menggelar pertemuan pertama kali dengan Ketua DPP Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo pada Rabu, 8 Juni 2016, wacana menduetkan Irwandi dengan kader Demokrat sudah dimunculkan. Kala itu, rapat yang berlangsung di kantor Partai Demokrat ini juga dihadiri Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) T Rifky Harsya, Ketua DPD Demokrat Aceh Nova Iriansyah dan Muslem, anggota DPR RI asal Aceh. Sementara itu, Irwandi ditemani Nico dan Sayuti Abubakar.
Pembahasan berlanjut terkait deal politik kedua belah pihak, yakni membahas komitmen Demokrat untuk mendukung Irwandi Yusuf. Namun, Demokrat mengajukan syarat, bakal calon wakil harus dari Demokrat.
Dalam pertemuan itu, nama kader Demokrat yang akan dipasangkan dengan Irwandi telah mengerucut ke satu nama, yakni Nova Iriansyah.
Irwandi juga diketahui menemui Ketua Umum PPP Romahurmuziy dan Wakil Sekjen NasDem yang juga Sekretaris Bapilu NasDem, Willy Aditya. Namun, meski memberi apresiasi kepada Irwandi, kedua partai ini diketahui pada akhirnya tak jadi mengusung Irwandi.
Janji Demokrat akan menyerahkan dukungan sepekan setelah pertemuan di Kantor DPP malah molor. Ia lantas melobi Golkar. Irwandi membuat bargaining dengan Setya Novanto.
Pada Kamis 14 Juli 2016, Irwandi sempat menemui Setya Novanto di rumahnya. Hadir dalam pertemuan itu Sekretaris Jendral Golkar Idrus Marham beserta sejumlah petinggi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar. Didampingi Ketua Umum PNA Irwansyah, Irwandi mengutarakan keinginannya agar diusung Golkar. Meski begitu, dalam rapat tersebut, Irwandi menyampaikan bahwa dirinya masih menunggu surat dukungan resmi dari Demokrat.
Hanya saja, Irwandi berjanji siapapun partai yang terlebih dahulu mengeluarkan dukungan resmi, akan diberikan kewenangan menunjuk wakil.
Mendapat sinyal Golkar, Irwandi menjadi tenang. Namun, sepekan kemudian, janji keluarnya dukungan resmi Golkar tak terealisasi. Irwandi panik. Walau tidak mengakui disandera oleh kepentingan Parpol, Irwandi menyiapkan langkah antispasi. Gubernur pertama di Indonesia yang terpilih dari jalur indpenden ini memerintahkan relawannya segera mengumpulkan KTP karena masa penyerahan dukungan dari jalur indpenden sudah di depan mata.
Dia dan timnya pun mengumpulan KTP dukungan. Bahkan, dalam dua minggu, kubunya mengklaim berhasil meraup 180 ribu lembar fotokopi KTP. “Ada yang datang menyerahkan sendiri KTP mereka ke pos-pos kami di seluruh Aceh dan sekaligus mendaftarkan diri menjadi relawan. Saya terharu dengan dukungan luar biasa itu dan mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya, dan hormat setinggi-tingginya,” sebut Irwandi, Sabtu (7/8/2016).
Irwandi Yusuf akhirnya dipastikan maju dari jalur partai politik setelah mendapat surat rekomendasi Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat. Dia resmi dipasangkan dengan Nova Iriansyah pada Pilkada 2017.
Pada Jumat, Jumat, 5 Agustus 2016, pasangan Irwandi-Nova menandatangani pakta integritas Partai Demokrat di Taman Partai Politik Wisma Proklamasi, Jakarta Pusat. Penetapan keduanya berdasarkan hasil keputusan dalam sidang Majelis Tinggi Partai Demokrat, Kamis (04/08/16).
Meski akhirnya tidak diusung Golkar, karena partai beringin akhirnya mendukung Tarmizi Karim, Irwandi mengatakan semalam sebelum keputusan tersebut keluar, dirinya sempat menjumpai Nurdin Halid di Hermes Hotel, Kamis, 25 Agustus 2016. Kala itu, Halid menyatakan dukungan Golkar masih mengarah ke Irwandi. Namun keesokan harinya, keputusan Golkar sebaliknya. Golkar justru mendukung Tarmizi Karim.
“Nurdin Halid sudah menceritakan kepada saya kenapa Golkar mendukung (Tarmizi Karim), namun tak etis saya menjelaskannya,” ungkap Irwandi.
Sebelum bertemu Halid, Irwandi juga menerima kunjungan sejumlah Ketua DPD II Golkar dari berbagai daerah di Aceh. Dirinya tak merinci siapa saja Ketua DPD yang hadir. “Saya tak hitung, sekitar 10 hingga 12 Ketua DPD II Golkar datang ke rumah dan mereka menyatakan mendukung saya meskipun nantinya DPP memutuskan mendukung orang lain,” ujar Irwandi.
Pasangan ini pun akhirnya diusung oleh empat partai dan satu partai pendukung. Tercatat, Partai Demokrat, Partai Nasional Aceh, Partai Damai Aceh, dan Partai Kebangkitan Bangsa mengusung pasangan tersebut dengan total 13 kursi di DPRA. Sementara PDI-P yang tak punya kursi di Parlemen Aceh di detik-detik terakhir akhirnya ikut mendukung pasangan yang mengusung jargon ‘Pilkada Halal’ ini.[Sumber: pikiranmerdeka.co]
loading...
Post a Comment