Warzani duduk di depan kandang sapi yang juga dijadikan tempat tinggalnya. Foto: Safrizal |
Sore itu langit tampak semakin gelap, seorang pria paruh baya berpakaian lusuh berwarna coklat bergaris putih tampak sibuk mengurusi ternak lembu di tengah hamparan ladang kosong yang tak jauh dari pemukiman penduduk.
Dengan kondisi kehidupan dan keadaan ekonomi pas-pasan memaksa pria paruh baya kelahiran 52 tahun silam bernama Warzani, terpaksa keluar dari rumah keluarganya. Ia lebih memilih hidup di sebuah kandang lembu yang hanya beratapkan daun rumbia dan berdinding daun kelapa.
Pria paruh baya yang terlihat seluruh rambutnya sudah memutih, tanganya mulai keriput itu menggantung hidupnya pada hasil memelihara ternak sapi orang lain dan menarik becak barang serta belas kasihan orang yang miris melihat kehidupannya.
Pria beranak satu ini langsung menyapa dan menyalami AJNN, yang menyambangi kandang lembu berukuran 4×4 meter yang sekaligus dijadikan tempat tinggalnya selama tiga tahun ini. Kandang lembu yang dijadikan tempat Wirzani tinggal berada di Desa Ujong Blang, Dusun Kuala Mamplam, Kecamatan Banda Sakti Lhokseumawe.
Matanya menerawang jauh dan dengan raut wajah yang menampakkan aura kesedihan ketika mengungkapkan keluh kesahnya. Tetesan air hujan, terik panas dan dingin malam sudah menyatu dalam dengan dirinya. Pria yang sudah ditinggal istrinya ini selama 15 tahun yang lalu mengaku terpaksa tinggal di kandang lembu tersebut setelah neneknya Rohamah meninggal dunia.
Sejak ditinggal istrinya 15 tahun yang lalu, kini Warzani hanya bekerja sebagai tukang becak barang serta memelihara lembu milik orang. Pekerjaan itu dilakoninya agar bisa bertahan hidup untuk makan dan membiayai keperluan sekolah anaknya.
Sebelum tinggal di kandang lembu itu, Warzani mengaku tinggal di rumah neneknya yang kondisinya juga tidak layak huni. Tak mau menjadi beban bagi keluarganya, ia memilih membangun sebuah kandang lembu sekaligus dijadikan tempat tinggalnya.
“Dulu saya tinggal di rumah nenek yang kondisinya juga sangat memprihatinkan. Rumah itu sekarang ditinggal oleh keluarga saya juga, dan saya memilih keluar dari rumah itu,” kata Warzani Kamis (20/4/17).
Untuk itu, dirinya berhadap kepada Pemerintah Lhokseumawe untuk membangun rumah layak huni untuk dirinya tinggal. Ia juga mengaku sudah banyak yang datang untuk mengabadikan kandang sapi tempat tinggalnya. Namun hingga kini tak ada tanda-tanda akan dibangun rumah untuknya.
“Saya hanya berharap ada kepedulian dan perhatian Pemko Lhokseumawe untuk membangun rumah untuk saya, sudah banyak yang datang kesini untuk mengambil foto gubuk saya tinggal ini, tapi harapan itu tak kunjung datang pada Pemerintahan kepemimpinan wali kota Suadi Yahya,” katanya.[]
Sumber:ajnn.net
Dengan kondisi kehidupan dan keadaan ekonomi pas-pasan memaksa pria paruh baya kelahiran 52 tahun silam bernama Warzani, terpaksa keluar dari rumah keluarganya. Ia lebih memilih hidup di sebuah kandang lembu yang hanya beratapkan daun rumbia dan berdinding daun kelapa.
Pria paruh baya yang terlihat seluruh rambutnya sudah memutih, tanganya mulai keriput itu menggantung hidupnya pada hasil memelihara ternak sapi orang lain dan menarik becak barang serta belas kasihan orang yang miris melihat kehidupannya.
Pria beranak satu ini langsung menyapa dan menyalami AJNN, yang menyambangi kandang lembu berukuran 4×4 meter yang sekaligus dijadikan tempat tinggalnya selama tiga tahun ini. Kandang lembu yang dijadikan tempat Wirzani tinggal berada di Desa Ujong Blang, Dusun Kuala Mamplam, Kecamatan Banda Sakti Lhokseumawe.
Matanya menerawang jauh dan dengan raut wajah yang menampakkan aura kesedihan ketika mengungkapkan keluh kesahnya. Tetesan air hujan, terik panas dan dingin malam sudah menyatu dalam dengan dirinya. Pria yang sudah ditinggal istrinya ini selama 15 tahun yang lalu mengaku terpaksa tinggal di kandang lembu tersebut setelah neneknya Rohamah meninggal dunia.
Sejak ditinggal istrinya 15 tahun yang lalu, kini Warzani hanya bekerja sebagai tukang becak barang serta memelihara lembu milik orang. Pekerjaan itu dilakoninya agar bisa bertahan hidup untuk makan dan membiayai keperluan sekolah anaknya.
Sebelum tinggal di kandang lembu itu, Warzani mengaku tinggal di rumah neneknya yang kondisinya juga tidak layak huni. Tak mau menjadi beban bagi keluarganya, ia memilih membangun sebuah kandang lembu sekaligus dijadikan tempat tinggalnya.
“Dulu saya tinggal di rumah nenek yang kondisinya juga sangat memprihatinkan. Rumah itu sekarang ditinggal oleh keluarga saya juga, dan saya memilih keluar dari rumah itu,” kata Warzani Kamis (20/4/17).
Untuk itu, dirinya berhadap kepada Pemerintah Lhokseumawe untuk membangun rumah layak huni untuk dirinya tinggal. Ia juga mengaku sudah banyak yang datang untuk mengabadikan kandang sapi tempat tinggalnya. Namun hingga kini tak ada tanda-tanda akan dibangun rumah untuknya.
“Saya hanya berharap ada kepedulian dan perhatian Pemko Lhokseumawe untuk membangun rumah untuk saya, sudah banyak yang datang kesini untuk mengambil foto gubuk saya tinggal ini, tapi harapan itu tak kunjung datang pada Pemerintahan kepemimpinan wali kota Suadi Yahya,” katanya.[]
Sumber:ajnn.net
loading...
Post a Comment