Halloween Costume ideas 2015
loading...

Mengaku ajudan Wali Nanggroe Aceh, 3 eks kombatan peras ajudan Wagub

Biografi - Tiga pria bertubuh tegap diringkus pihak kepolisian karena membuat kegaduhan di kantor Gubernur Aceh, Selasa (23/5) sekira pukul 15.45 WIB. Ketiga pemuda itu adalah mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang hendak memeras ajudan Wakil Gubernur Aceh.

Ketiga mantan kombatan itu adalah Mahmud Abubakar (43), warga Gampong Merak, Keude Alue Nireh, Kecamatan Perlak Timur, Kabupaten Aceh Timur. Madarwan Zikri (39), warga Peulawi, Kecamatan Nurus Salam, Kabupaten Aceh Timur. Dan Khairul Azmi (30), warga Gampong Ajun Ayah Handa, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar.

Ketiga pelaku datang ke kantor Gubernur Aceh menggunakan mobil pribadi. Dua orang menggunakan baju safari berwarna cokelat dan satunya lagi pakaian bebas. Selain melakukan pemerasan, ketiga mantan kombatan ini juga ancam tembak ajudan Wakil Gubernur Aceh.

Saat melakukan pemerasan, ketiga mantan kombatan ini juga mengaku sebagai pengawal tertutup Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Alhaitar. Pengakuan ini saat ketiga pelaku hendak memeras dan mengancam ajudan Wakil Gubernur dengan meminta uang Rp 200 juta.

Mendapat ancaman seperti itu, kemudian ajudan Sekretaris Daerah (Sekda), Amri langsung menghubungi Panit Jatanras Polda Aceh untuk melaporkan pengancaman yang menimpa Akmal, ajudan Wagub Aceh.

Kemudian Team Resmob Jatanras Polda langsung menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP). Saat petugas tiba, ketiga pelaku sempat hendak kabur, akan tetapi kesigapan petugas ketiga pelaku berhasil diamankan di depan kantor Gubernur Aceh.

Ketiga pelaku langsung diikat tangannya ke belakang dan tengkurap di lantai sebelum dibawa ke Mapolda Aceh. Ada beberapa anggota Brimob dan polisi berpakaian bebas membawa senjata laras panjang berjaga-jaga saat usai penangkapan ketiga pelaku.

"Ketiga pelaku itu hendak memeras ajudan Wagub Rp 200 juta. Setela ditangkap ketiga langsung diamankan oleh Subdit III Jatanras Polda," kata Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Pol Goenawan.

Sementara itu, Komandan Pengamanan Khusus (Pamsus) Wali Nanggroe Aceh, Khalidin atau akrab disapa Teungku Barat, mengaku sangat menyesalkan aksi pemerasan yang dilakukan segelintir oknum di Kantor Gubernur Aceh.

"Apalagi membawa-bawa nama Pamtup Wali Nanggroe. Ini yang sangat kita sesalkan. Kita hanya meminta ini diluruskan," ujar Teungku Barat.

Dia mengatakan, kalau Pamtup atau pengamanan tertutup itu dari kepolisian. Jadi tak mungkin. Sementara pengamanan khusus atau Pamsus dari KPA memang ada, tapi dilakukan secara bergilir dari semua daerah.

"Artinya melibatkan banyak KPA dari semua wilayah. Yang perlu diketahui, tak ada pengawasan yang bersifat pribadi di kelembagaan Wali Nanggroe. Jadi tolong jangan dikait-kaitkan," kata Teungku Barat lagi.

Menurutnya, apa yang dilakukan oleh oknum di Kantor Gubernur Aceh kemarin, tak ada kaitannya dengan KPA atau kelembagaan Wali Nanggroe.

"Jadi ini murni oknum. Kita sendiri mengecam aksi memalukan ini. Apalagi mereka membawa embel-embel kelembagaan Wali Nanggroe saat ditangkap dan merusak image kelembagaan ini di mata masyarakat," pungkasnya. [merdeka.com]
loading...
21:35

Post a Comment

loading...

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget