BIOGRAFI- Lama tak terdengar namanya Denny Indrayana beberapa waktu ini. Profesor hukum ini ternyata menggeluti kegiatan barunya, nyopir.
Rombongan Kementerian Pariwisata mendadak terdiam saat tiba di Bandara Melbourne, Victoria, Australia pada Sabtu (21/1) kemarin. Tidak ada yang menyangka, ketika dikabarkan akan dijemput seseorang dengan nama Pak Denny, yang dimaksud adalah Denny Indrayana.
Bambang, dari salah satu rombongan begitu terkejut saat Pak Denny yang dimaksud adalah Denny Indrayana. "Itu Denny yang dulu Wamen itu kan," ujarnya. Namun dia hanya diam karena lelah habis menempuh perjalanan hampir 9 jam.
Denny datang bersama istrinya, Ida Rosyidah, tanpa sungkan memperkenalkan diri dengan ramah kepada kami. Rombongan bahkan sempat berebut salaman dengan mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM itu.
Tidak berapa lama, rombongan memasukkan barang masuk ke dalam mobil Toyota Hiace warna putih yang dibawa Denny. Denny pun lantas masuk ke bangku sopir dan istrinya ke sebelahnya.
Denny mengakui tengah menekuni profesi barunya. "Jadi dosen paruh waktu dan full time sopir," ujarnya sambil bercanda. Hal ini dia lakukan di tengah ketidakpastian status tersangka dirinya di kasus payment gateway.
Selama perjalanan, rombongan tidak banyak bertanya kepada Denny. Mungkin karena terlalu lelah sekaligus enggan bertanya tentang dirinya lebih jauh.
Denny terlihat masih belum menguasai jalan dengan baik. Maklum dia baru menekuni kerjaan barunya April tahun lalu. Alat navigasi yang digunakan pun jadi tidak banyak membantu.
Rombongan harus beberapakali kehilangan arah. Namun cara mengemudi Denny untuk kendaraan itu sudah sangat baik.
Denny melakukan itu karena memang biaya hidup di Melbourne sangat tinggi. Dia mendapatkan kepercayaan dari rekannya yang memiliki mobil itu.
"Kebetulan yang punya lagi ke Jakarta," ujarnya.
Ia sudah beberapa kali membawa rombongan dari Indonesia di Melbourne. Kebanyakan tamu-nya itu seperti tidak percaya apa yang mereka lihat. Namun pria kelahiran Kotabaru, Kalsel ini melakukannya tanpa harus malu-malu.
Walau sempat menjabat posisi penting di pemerintahan, Denny yang pernah bergelar profesor Melbourne Law School menjalani kehidupan sekarang tanpa beban.
"Sejak dulu kuliah di sini (Australia) juga sudah begini. Kalau di sini namanya kerja kasual," ujarnya.
Dia bahkan terlihat bercengkrama santai dengan kerabat di festival pantai Wonderful Indonesia.
Satu-satunya beban dia, adalah hidup dengan ketidakpastian status tersangkanya yang sudah lama disandang. Banyak kerabat Denny juga tidak mempersoalkan itu.
Denny akhirnya menerima tawaran dosen visiting The University of Melbourne pada April lalu. Saat ini waktunya banyak dihabiskan untuk menulis buku dan jurnal.
Di Australia, Denny menyewa sebuah rumah sederhana di luar kota sebelah barat Melbourne. Kedua anaknya yang dulu nyantri di Pondok Pesantren Darunnajah juga ikut dibawa serta.
Putra-putrinya dapat sekolah di sekolah umum setempat sehingga biayanya lebih murah. Untuk menghemat biaya, keduanya memilih menggunakan buku pelajaran bekas daripada buku baru.(detiknews)
loading...
Post a Comment