Halloween Costume ideas 2015
loading...

Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Panglima TNI ke-16,

Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo
Sebelumnya, Gatot Nurmantyo menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Darat ke-30 sejak tanggal 25 Juli 2014. Dia menggantikan Jenderal TNI Budiman (Keppres Nomor 36/TNI/2014 tanggal 21 Juli 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Jabatan KSAD). Sebelum menjabat KSAD, Gatot menjabat Pangkostrad (2013-2014) menggantikan Letjen TNI Muhammad Munir.

Suami dari Enny Trimurti dan ayah dari tiga orang anak ini mengawali karier militer sebagai Komandan Peleton (Danton) MO.81 Kompi Bantuan Batalyon Infanteri 315/Garuda. Kemudian bertugas sebagai Komandan Kompi (Danki) Senapan B Batalyon Infanteri 320/Badak Putih; Komandan Kompi (Danki) Senapan C Batalyon Infanteri 310/Kidang Kencana; Kaurdal Denlatpur; ADC (ajudan) Panglima Kodam Siliwangi; Kepala Seksi-2/Operasi (Kasi Ops) Komando Resort Militer (Korem) 174/Anim Ti Waninggap; Komandan Batalyon (Danyon) Infanteri 731/Kabaresi berkedudukan di Mantan Sersan Militer Inggris
Maluku Tengah.

Lalu menjabat di komando teritorial sebagai Komandan Kodim (Dandim) 1707/Merauke berkedudukan di Merauke dan Komandan Kodim (Dandim) 1701/Jayapura berkedudukan di Jayapura. Sempat menjadi Sekretaris Pribadi (Sespri) Wakil Kepala Staf TNI AD (Wakasad), sebelum diangkat kembali ke pasukan Kostrad sebagai Komandan Brigade Infanteri (Brigif) 1/Pengamanan Ibukota Jaya Sakti.

Setelah itu, dia menjabat Asisten Operasi (Asops) Kepala Staf Kodam (Kasdam) Jaya; Komandan Resimen Induk (Rindam) Jaya dan Komandan Korem (Danrem) 061 (2006-2007). Kembali ke pasukan Kostrad sebagai Kepala Staf Divisi Infanteri I Kostrad berkedudukan di Cilodong, Bogor (2007-2008). Kemudian menjabat Lihat Daftar Direktur
Direktur Latihan Komando Pendidikan dan Latihan TNI AD (Kodiklat TNI AD) berkedudukan di Bandung (2008-2009) dan Gubernur Akademi Militer (Akmil) (2009-2010) b (2009-2010).

Kariernya semakin menonjol ketika diangkat menjabat Panglima Kodam (Pangdam) Brawijaya (2010-2011). Satu tahun berikutnya dimutasi menjabat Komandan Kodiklat TNI AD (2011-2013). Posisinya semakin strategis saat diangkat menjabat jabatan tertinggi di Kostrad, sebagai Panglima Kostrad (Pangkostrad) (2013-2014). Jabatan Pangkostrad ini membuka jalan baginya kemudian menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Darat (2014-2015) dan Panglima TNI (2015).

Dalam kurun waktu 30 tahun kariernya sebagai prajurit TNI, Gatot Nurmantyo telah memeroleh sejumlah penghargaan dan tanda jasa, antara lain: Bintang Dharma, Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, Bintang Yudha Dharma Nararya, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya. Juga Satya Lencana Kesetiaan VIII tahun, Satya Lencana Kesetiaan XVI tahun, Satya Lencana Kesetiaan XXIV tahun, Satya Lencana Raksaka Dharma, Satya Lencana Seroja, Satya Lencana Widya Sista.
Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, membaca tantangan ke depan, TNI secara cerdas harus dapat menerjemahkan program Nawacita Presiden Presiden RI ke-7 (2014-2019)
Joko Widodo dan mengembangkan program Saptacita Jenderal TNI Dr. Moeldoko ke dalam langkah-langkah strategis dan sistematis.
Calon Tunggal Panglima

Presiden Presiden RI ke-7 (2014-2019)
Joko Widodo (Presiden RI ke-7 (2014-2019)
Jokowi) memilih Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai calon tunggal Panglima TNI yang dikirimkan ke DPR pada Selasa 9 Juni 2015 untuk mengikuti fit and proper test (uji kelayakan). Berbarengan, Presiden Presiden RI ke-7 (2014-2019)
Jokowi juga mengirimkan nama Letnan Jenderal TNI (Purn) Gubernur DKI Jakarta 1997-2007 dan Kepala BIN 2015-2019
Sutiyoso sebagai calon tunggal Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).

Uji kelayakan terhadap Gubernur DKI Jakarta 1997-2007 dan Kepala BIN 2015-2019
Sutiyoso berlangsung pada Selasa (30/6), sedangkan Gatot pada Rabu (1/7). Tak ada hambatan dalam uji kepatutan terhadap dua tokoh itu.

Kemudian Komisi I DPR (pertahanan, luar negeri, komunikasi informatika, dan intelijen) mengundang Jenderal TNI Gatot Nurmantyo untuk mengikuti sidang fit and proper test yang dilaksanakan di gedung DPR RI Gd Nusantara II Senayan, Jakarta Selatan Rabu, 1 Juli 2015. Sementara uji kelayakan terhadap Gubernur DKI Jakarta 1997-2007 dan Kepala BIN 2015-2019
Sutiyoso berlangsung pada Selasa, 30 Juni 2015.

Sidang berjalan tertib dan tertutup dipimpin langsung oleh Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq dan dihadiri seluruh anggota dari 10 Fraksi. Sidang dibagi tiga sesi: (1) penyampaian visi dan misi calon Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dan pendalaman; (2) tanggapan dari masing-masing Fraksi; dan (3) pernyataan hasil rapat sidang fit and proper test. Setelah ketiga sesi itu, selanjutnya dibawa ke Paripurna DPR RI untuk pengesahan.

Dalam paparan visi-misi, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan bahwa dia sebagai calon Panglima TNI akan konsisten melanjutkan program-program yang tertuang dalam Rencana Strategis TNI yang meliputi 3 program pokok: Pertama tentang peningkatan kesejahteraan prajurit yang meliputi bidang penghasilan, pendidikan, kesehatan dan perumahan; Kedua, pemeliharaan dan perawatan Alutsista dan non Alutsista dalam rangka tercapainya kondisi Alutsista yang siap operasional; dan Ketiga, pendidikan dan latihan dalam rangka mewujudkan profesionalisme prajurit untuk mendukung pencapaian tugas pokok TNI.

Gatot Nurmantyo memaparkan untuk dapat melaksanakan tugas pokok TNI dalam rangka mendukung tercapainya program pemerintah maka kita harus melihat perkembangan lingkungan strategis, mulai dari tataran global, regional maupun nasional, serta memahami ancaman dan tantangan bangsa ke depan.

Menurutnya, yang menjadi gagasan utama dalam rangka meningkatkan dan mengefektifkan pelaksanaan tugas pokok TNI yang akan dia laksanakan adalah konsolidasi, peningkatan interoperabilitas dan kedekatan TNI dengan rakyat, dalam rangka menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI.

Dia mengatakan bahwa seluruh gagasan yang telah disampaikannya tersebut merupakan upaya untuk menjaga kesinambungan dan konsistensi berbagai landasan yang telah dibangun serta capaian yang telah diraih oleh para Panglima TNI terdahulu.

”Saat ini dan ke depan, di tengah dinamika dan kompleksitas tugas, saya memandang perlu agar TNI mengarah pada suatu cara berpikir yang sederhana namun menyentuh dan berpengaruh nyata terhadap percepatan pembangunan TNI yang lebih baik dan dalam rangka menjaga keutuhan NKRI,” kata Jenderal Gatot Nurmantyo.

Menurutnya, dalam era globalisasi yang terbuka dan transparan, TNI harus mampu mengantisipasi setiap dinamika dan tantangan tugas dengan cepat dan tepat, namun arif dan bijaksana sehingga tidak menimbulkan instabilitas yang pada akhirnya dapat menimbulkan konflik dan kekacauan domestik.

Dia menegaskan kemanunggalan TNI dengan rakyat serta komponen bangsa lainnya mutlak dibangun untuk mengantisipasi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan karena ini sesungguhnya kekuatan terbesar bangsa Indonesia dalam berjuang meraih tujuan nasionalnya.

Gatot Nurmantyo mengatakan sejarah telah membuktikan bahwa TNI selalu menjadi pengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam menghadapi segala ancaman dan cobaan bangsa. ”Atas dasar pengalaman sejarah tersebut, maka sikap saya sangat jelas dan tegas, "NKRI Harga Mati", saya tidak mengenal kompromi dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI,” tegas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Komisi I DPR pun menyetujui Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sebagai calon Panglima TNI. Kemudian hasil uji kelayakan dan kepatutan Komisi I DPR terhadap Gatot Nurmantyo (calon Panglima TNI) dan Sutiyoso (calon Kepala BIN) itu dilaporkan Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq dalam Rapat Paripurna DPR, Jumat, 3 Juli 2015. Rapar Paripurna DPR tersebut pun secara bulat menyatakan persetujuan. Persetujuan DPR itu disampaikan kepada Lihat Daftar Presiden Republik Indonesia Presiden RI.

Pelantikan dan Sertijab Panglima TNI

Kemudian Presiden Presiden RI ke-7 (2014-2019)
Jokowi mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 49/TNI/2015 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Panglima TNI tanggal 6 Juli 2015. Lalu, Presiden melantik Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI pada 8 Juli 2015 di Istana Negara, Jakarta.

Dilanjutkan upacara serah terima jabatan Panglima TNI dari Jenderal Moeldoko kepada Jenderal Gatot Nurmantyo di Lapangan Plaza Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa 14 Juli 2015. Upacara Sertijab itu disaksikan sebanyak 1.664 prajurit dari Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Upacar itu juga diramaikan dengan pameran beberapa alat utama sistem perhanan (alutsista) milik ketiga matra. Di antaranya, empat unit tank Scorpion, empat unit kerdaraan taktis (rantis) Anoa milik AD; serta empat unit tank amfibi BMB, dua unit RM 70 Grand, dua unit LVT-7 kepunyaan Marinir; Juga alutsista terbaru AU, dua unit pertahanan udara Orlikon milik Paskas; serta tiga unit helikopter dari AD, AL, dan AU.

Dalam upacara Sertijab tersebut Jenderal Gatot Nurmantyo resmi menerima tongkat komando Panglima TNI dari Jenderal Moeldoko. Upacara itu dihadiri para perwira tinggi TNI dari berbagai satuan, di antaranya Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Ade Supandi dan Wakil Kepala Staf TNI Angkaran Darat Letnan Jenderal M Munir, serta Panglima Kostrad Letnan Jenderal Mulyono dan Kepala Staf Umum TNI Marsekal Madya Dede Rusamsi. Juga dihadiri mantan Wakil Lihat Daftar Presiden Republik Indonesia
Presiden RI Jenderal (Purn) Tri Sutrisno, Para Pimpinan Lembaga Tinggi Negara, para Lihat Daftar Menteri
Menteri dan Kapolri, Kepala BIN Sutiyoso, dan para Duta Besar Negar Sahabat.

Dalam sambutannya Jenderal TNI Dr Moeldoko mengatakan pergantian jabatan bukan hanya suatu kelaziman, melainkan kebutuhan dan keharusan bagi regenerasi TNI, dalam rangka melakukan perubahan sebagai akselerasi dan respons terhadap pemenuhan kebutuhan lingkungan eksternal dan pencapaian pelaksanaan peran dan tugas pokok TNI serta tugas-tugas lainnya, sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang. Untuk itu, kata Moeldoko, dengan segala kapasitas dan kepemimpinan yang dimiliki, dan berangkat dari kemajuan TNI yang telah dicapai, saya percaya Jenderal TNI Gatot Nurmantyo akan dapat berbuat lebih dalam menjadikan TNI lebih professional modern, solid, militan lebih sejahtera dan lebih dicintai rakyat, sebagai suatu indikator adanya kemajuan pembangunan.

Jenderal TNI Moeldoko berharap kepada seluruh Prajurit TNI dan PNS TNI untuk mengerahkan segala kemampuan dedikasi dan loyalitas dalam mendukung pelaksanaan tugas-tugas Panglima TNI. “Dengan segala ketulusan dan kerendahan hati menyampaikan rasa hormat, bangga dan terima kasih kepada seluruh Perwira, Bintara, Tamtama dan PNS TNI di mana pun bertugas dan berada beserta keluarga atas dedikasi, loyalitas dan usaha terbaiknya yang diberikan kepada saya selama mengemban jabatan Panglima TNI”, papar Jenderal TNI Moeldoko. Pernyataan Jenderal Moeldoko tersebut disambut Panglima TNI yang baru Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, selaku penerus kepemimpinan dan atas nama segenap prajurit serta PNS TNI, mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Jenderal TNI Dr. Moeldoko atas segala pemikiran dan usaha, dalam menjadikan TNI lebih handal untuk setiap jenis tugas, efektif dengan segala kapasitas dan kesejahteraan yang menyertainya, serta modern dengan peningkatan kebutuhan materiil. Menurut Jenderal Gatot, kesemuanya itu adalah modal yang harus kita pelihara dan tingkatkan, guna meningkatkan profesionalisme dan disiplin, serta memperbesar kekuatan pertahanan negara ke depan, dalam rangka menjaga kepentingan nasional secara utuh.
Nawacita dan Saptacita

Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, membaca tantangan ke depan, TNI secara cerdas harus dapat menerjemahkan program Nawacita Presiden Presiden RI ke-7 (2014-2019)

Joko Widodo dan mengembangkan program Saptacita Jenderal TNI Dr. Moeldoko ke dalam langkah-langkah strategis dan sistematis, antara lain: Pertama, peningkatan kemampuan operasional satuan-satuan di jajaran TNI secara terpadu, melalui optimalisasi interoperability kekuatan TNI Matra Darat, Laut dan Udara, dalam rangka menghadapi segala bentuk ancaman, melaksanakan kebijakan poros maritime, menjaga sumber daya alam nasional. Kedua, meningkatkan profesionalisme dan disiplin prajurit, melalui optimalisasi pendidikan TNI, peningkatan kesejahteraaan prajurit TNI, serta pengembangan mental kejuangan keprajuritan yang diselaraskan dengan norma-norma kehidupan demokrasi yang berkembang. Ketiga, membangun hubungan kelembagaan dan sinergitas kerja antara TNI-Polri, serta antara TNI dengan lembaga KeLihat Daftar Menteri
Menterian dan non KeLihat Daftar Menteri
Menterian, baik dalam konteks tugas-tugas OMSP, maupun dalam kaitan peran TNI sebagai komponen bangsa, dalam membantu percepatan pembangunan nasional di daerah. "Kami menyadari sepenuhnya bahwa tantangan tugas TNI ke depan tidaklah semakin ringan. Namun, kami memiliki keyakinan bahwa dengan kebersamaan seluruh prajurit dan PNS TNI, akan melaksanakan tugas dengan baik," ujar Jenderal Gatot Nurmantyo.

Kemudian, sebagai rangkaian kegiatan Sertijab Panglima TNI tersebut, digelar buka puasa bersama dengan 3 ribu anak yatim dan 3 ribu prajurit dari 3 angkatan TNI di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta, Selasa (14/7/2015). Hadir dalam buka puasa bersama tersebut Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi dan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Agus Supriatna dan Pangkostrad, Letjen Mulyono.

Dalam kesempatan itu, Jenderal Gatot mengucapkan banyak terima kasih kepada prajurit TNI. Terutama dalam kaitannya dia baru saja mendapat amanah sebagai Panglima TNI yang tentu membutuhkan dukungan untuk membuat TNI lebih profesional, solid dan militan.
Harta Kekayaan

Jenderal Gatot Nurmantyo memiliki total harta sebesar Rp 7.114.471.555 (Rp 7,1 miliar) dan USD 8.200. Hal ini catatan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang didasarkan pada Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pada 29 Maret 2010.

Berdasarkan laman acch.kpk.go.id, Gatot terakhir melaporkan hartanya saat menjabat sebagai Gubernur Akademi Militer TNI AD. Untuk harta tidak bergerak, Gatot memiliki bidang tanah dengan luas dan lokasi yang berbeda, di antaranya tujuh bidang tanah di Kabupaten Bogor, dua bidang tanah di Kabupaten Sukabumi, serta sebidang tanah di Kabupaten Mantan Sersan Militer Inggris
Maluku Tengah. Total harta tak bergerak jenderal bintang empat ini mencapai Rp 4.730.282.960 (Rp 4,73 miliar).

Sedangkan untuk harta bergerak yang dimiliki Gatot, yakni sebuah mobil Toyota Harrier senilai Rp 200 juta dan Toyota Alphard senilai Rp 850 juta. Selain itu, Gatot juga tercatat memiliki harta bergerak berupa logam mulia bernilai Rp 46 juta.

Selain itu, dia juga memiliki giro dan kas lainnya mencapai Rp 1.288.188.595 (Rp 1,29 miliar) dan USD 8.200. Gatot pun tercatat tidak memiliki utang. Penulis: Pemimpin Redaksi Tokoh Indonesia

Ch. Robin Simanullang | Bio TokohIndonesia.com
loading...
00:18

Post a Comment

loading...

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget